Sudah terhitung 2 jam sejak Rosie bertukar pendapat dengan temannya, Grace. Tubuh ramping yang kini sudah dibalut dengan cropped cardi juga pleated skirt bermotif itu masih fokus memperhatikan pantulan dirinya sendiri di cermin.
Surai ash silver miliknya dibiarkan tergerai dengan jepit rambut bunga matahari berukuran kecil sebagai pemanis tampilannya hari ini. Rosie juga tak lupa memoleskan riasan tipis agar wajahnya terlihat lebih segar, dan lipcream berwarna fresh pink menjadi pilihan terakhir untuk menghapus warna pucat pada bibirnya.
Rosie sudah siap untuk pergi ke florist, namun langkahnya tertahan ketika mendapati tubuh laki-laki yang masih berada diluar rumahnya kini terlihat bersandar pada dinding pembatas. Laki-laki itu sudah bangun dari tidurnya, berhasil membuat Rosie menghela napas berat.
"Sial. Kenapa tidak langsung pergi saja? Kenapa masih ada dirumahku?"
Gadis dengan nama belakang Anatasya itu berdecak lantas meraih tas berwarna hitam yang sedari tergeletak di atas tempat tidur, tungkai jenjangnya pun kembali mengayun langkah untuk keluar dari tempat persembunyian, menuruni anak tangga satu persatu dengan perlahan.
Tiba dilantai dasar, Rosie memilih untuk keluar dari dalam rumah dengan melewati pintu belakang. Gugup menyelimuti seluruh tubuh, Rosie bahkan menahan napasnya selama beberapa detik sebelum akhirnya pintu berhasil terbuka tanpa suara.
"Please. Please. Jangan sampai dia melihatku." Rosie sedikit berjinjit, melewati rumput liar yang tumbuh dihalaman belakang rumah dengan Zip ankle boots yang membungkus kedua kakinya.
Rosie terus mengambil langkah dengan perlahan, matanya pun awas menatap kearah laki-laki asing yang tidak menyadari keberadaannya.
"Untunglah." Gumamnya pada diri sendiri.
Kretek.....
Kedua bola mata dengan iris coklat gelap itu seketika melebar, napasnya pun seakan tercekat setelah menyadari bahwa suara ranting patah yang terdengar adalah ulahnya sendiri. Rosie sedikit menunduk, memperhatikan ranting yang dia pijak sudah terbelah menjadi dua.
Berkali-kali merutuki dirinya sendiri, apalagi ketika ujung ekor matanya berhasil menangkap sosok laki-laki itu yang kini juga ikut menoleh kearahnya.
"Ah, sial. Ketahuan!"
Tanpa aba-aba, Rosie berlari sekuat tenaga. Tidak peduli sudah berapa banyak energi yang terbuang sia-sia karena berlari menghindari laki-laki asing, yang Rosie pikirkan hanya lolos dari laki-laki itu.
Surai ash silver miliknya melambai mengikuti angin yang berhembus, Rosie tak peduli lagi dengan penampilannya, tujuannya kini memang harus menghindar bagaimanapun caranya.
Katakanlah Rosie bodoh karena sebegitu takutnya terhadap seorang laki-laki, mau bagaimana lagi, karena memang seperti itulah kenyataannya.
Beberapa orang memang tidak bisa mengerti sebelum mereka sendiri yang mengalaminya. Semua hal juga butuh waktu untuk kembali ketempat semula.
Pelarian Rosie sampai di jalan raya, namun sialnya hari Senin selalu menjadi hari tersibuk di ibukota, terlebih lagi pada jam-jam tertentu, seperti pagi ini misalnya, Rosie harus bersabar karena kemacetan juga membuatnya kesulitan mencari taxi.
"Hey, girl. Wait for me!" Pekik laki-laki itu sambil bergegas menyusul langkah Rosie.
Rosie terkesiap dengan apa yang dia lihat. "Astaga. Kenapa kamu masih mengikutiku?! Kamu benar-benar membuatku semakin takut."
"There's a reason why I am following you, please listen first."
Rosie berdecak. Dalam hati kembali merutuk tentang keadaan yang membawanya berada dititik ini. Berkali-kali memutar otak, namun langkah laki-laki itu semakin mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOSE
Romance[COMPLETED] Lascryptic challenge "Gone" by Rosé from Blackpink. Rosiella Anatasya awalnya mempunyai trauma berhadapan dengan seorang laki-laki karena kejadian yang menimpanya terdahulu. Hari-harinya hanya diisi dengan kegiatan di dalam florist milik...