6

6.8K 1.9K 145
                                    

Tanggal baru, bulan baru, semangat baru buat kalian....

***

Btari masih bekerja dengan beberapa buku di sampingnya. Kacamata minus yang nyaris selalu bertengger dihidung bahkan sudah sedikit turun. Ada beberapa hal yang harus diselesaikan. Diantaranya kasus anak yang menggugat orang tua. Kali ini Ia berada pada pihak si ibu. Mencoba mencari celah untuk mendapatkan pembelaan terbaik.

Sudah hampir pagi, saat melihat jam dinding. Akhirnya gadis itu sampai pada puncak kelelahannya. Memilih mematikan laptop dan berbaring. Merasa masih memiliki sisa energi, Btari memilih berselancar sebentar ke dunia maya. Sekilas matanya terpaut pada sebuah iklan aplikasi yang terlihat menarik mata. Berwarna pink bercampur biru. Madam Rose Match Maker. Terkesan lucu dan eye catching.

Teringat akan usia yang memasuki tiga puluh tahun. Merasa wajar sebenarnya jika ibu mulai khawatir. Semua sudah dimiliki. Seandainya pun masih ada impian, itu bukan lagi tujuan utama seperti masa remajanya dulu. Ada sedikit kecemasan yang mendera. Selama ini, pria biasa tidak akan berani mendekat. Kalaupun mapan, artinya suami orang atau duda. Dua yang terakhir tidak menarik minatnya. Enggan bermasalah dengan kehidupan masa kini dan masa lalu seseorang. Apalagi ia juga merupakan korban dari sebuah perceraian.

Lalu mau mencari di mana pria yang bisa cocok dengannya? Pekerjaan membuatnya cuma berurusan dengan pria itu-itu saja. Selain di biro hukum ya pengadilan. Sesekali ke kepolisian. Semakin sempitlah ruang gerak Btari dalam mencari pasangan hidup.

Entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang membuatnya tertarik untuk mencoba. Kelak sekedar ingin memiliki teman minum kopi sepulang kantor. Tidak berharap jodoh. Paling tidak ada teman yang berasal dari latar belakang berbeda. Akhirnya ia men-download aplikasi tersebut. Iseng saja, tidak ada yang aneh. Mengisi biodata yang sebenarnya. Tapi untuk foto profil, ia memilih beberapa foto buku-buku hukum miliknya. Enggan membagikan identitas diri seutuhnya. Saat diberi pilihan tentang minat, Btari memilih Basket, tradisi, sukarelawan dan travelling.

Setelah selesai, ada beberapa pilihan keanggotaan. Btari memilih eksklusif, yang artinya ia harus membayar iuran keanggotaan. Selesai semua, akhirnya ia mendapatkan notifikasi sudah terdaftar. Gadis itu segera mengembangkan senyum. Ada sedikit rasa tenang, minimal  sudah berusaha. Hasil tinggal menunggu waktu.

***

Caraka menghentikan mobilnya cukup jauh dari lokasi pesta Ola. Begitu banyak tamu, sehingga parkir begitu padat. Memasuki ruangan, ia melihat kerumunan teman SMU yang sedang berkelompok.

"Woi, juragan kain. Sini!" teriak salah seorang dari mereka. Segera pria itu bergabung berbaur dan berbincang dengan beberapa teman. Ini adalah kesempatan untuk keluar dari rutinitas yang membosankan. Saling bertukar kabar. Sampai kemudian salah seorang berkata.

"Habis ini, Donnie bakal naik pelaminan."

"Donnie yang dulu anak paskibra?" Tanya Caraka.

"Iya, dan ternyata dia ketemu jodoh lewat biro jodoh juga. Namanya Madam Rose. Ayo, Ka. Lo kan belum dapet."

"Kayak nggak ada cara lain aja."

"Gimana mau cari cara lain? Kalau elo tiap hari cuma nongkrong di toko? Ketemu aja susah. Ayolah minimal bisa kenalan. Gue juga kemarin ikutan. Ya kalau memang bukan untuk cari jodoh, tulis aja buat cari teman ngobrol."

Caraka hanya tertawa, ia tidak pernah tertarik untuk ikut hal seperti itu. Karena tahu bahwa banyak yang  menutupi identitas asli. Hal tersebut diketahui dari cerita beberapa karyawan. Sampai kemudian pesta usai, kembali pria itu merasa sendirian. Matanya menatap beberapa teman yang bersama pasangan memasuki mobil.

SEBAIT KISAH TENTANG KITA/ Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang