Vote dan komen nya oke kalau gak gw gorok leher lo pada! Canda gorok.
CEKIDOT!
••••
05.30 Wib
Seorang gadis berseragam SMA berada di salah satu Pemakaman daerah Bandung, ia berjalan menyusuri beberapa batu nisan dan ia berhenti di sebuah batu nisan yang bertuliskan nama Davin Jorfan Argian bin Dimas Jorfan. Ia meletakan sebuah buket bunga diatas pusaran makam Davin. Perasaan sedih, kecewa, dan marah berkecamuk dalam hatinya. Gadis itu tidak bisa melakukan apapun selain ia berdoa untuk kebahagiaannya disisi tuhan.
"Hai Avin gue datang, mungkin kalau lo sekarang masih ada pasti lo akan marah karena gue manggil nama lo Avin." Gadis itu terkekeh lirih, saat kilasan masalalu-nya teringat kembali. Cairan beningpun mengalir membasahi pipinya, ia menangis.
"Lo rindu gue gak? Kalau gue sih rindu banget sama lo. Sebenarnya gue gak bakal lama disini, gue cuma ingin lo harus tau tentang perasaan gue. Gue suka sama lo, bahkan gue udah cinta banget sama lo. Gue bodoh ya?Hehe ... tapi setidaknya lo tau meskipun ini terlambat. Lagian gue gapapa kok, serius!" ujar gadis itu melanjutkan ucapannya berusaha baik-baik saja. Meskipun begitu, ia rasa ini lebih baik. Waktu itu keadaan dirinya sangat bingung diantara ia harus memilih mengorbankan hatinya atau menghancurkan hubungan sahabatnya. Disatu sisi ia mencintai tapi disatu sisi juga ia menghargai, dirinya tidak bisa mengambil hak yang sudah menjadi milik orang lain.
Tangan gadis itu terulur mengusap batu nisan tersebut, " Lo jangan ngerasa bersalah, karena hal ini udah keinginan gue. Gue terlalu banyak berharap sama lo. Dan juga gue akan sering ngelihat lo kesini, gue pamit."
Sepeninggal gadis itu, dirinya bahkan tidak sadar bahwa seseorang mendengar perkataannya dari balik pohon besar.
"Maaf, tapi perasaan gue terlalu sedikit dibanding perasaan lo
buat gue."***
Rainsella Arania, ia kini tengah berjalan melewati lorong sekolah. Ia melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 08.30 yang artinya ia terlambat, pantes aja udah sepi.
Ren baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas, suara dari seorang laki-laki paruh baya berkacamata dan bertubuh gempal itu menghentikan langkahnya.
"Dari mana saja kamu Sella?" tanya Pak Harto yang sedang mengajar didalam kelas kini tengah menatap Ren tajam.
"Oh, maaf pak saya kira hari ini hari minggu jadi saya telat bangun hehe," ucap Ren dengan santai malah menunjukan deretan gigi rapinya.
"Dan juga nama saya bukan Sella Pak tapi Ren, R-E-N." Ren mengeja namanya agar Pak Harto tidak salah. Bukan karena apa-apa ia hanya trauma. Pernah waktu itu ia sedang berjoging di sekitaran komplek rumahnya, tiba-tiba ada orang yang memanggil Ren dengan sebutan Sella. Otomatis Ren menengok kearah suara, ia kira ibu-ibu itu memanggil namanya. Ternyata Sella itu nama seekor anjing yang terlepas dari talinya. Sial, kenapa harus anjing sih.Ucapan Ren membuat Pak Harto mengangkat alisnya sebelah, "Siapa kamu nyuruh-nyuruh saya? Terserah saya dong mau manggil kamu Sella ataupun Ren. Memang kamu mau saya panggil Julaeha?"
"Kenapa gak sekalian Juliet aja Pak?"
"Ya sudah sana kamu mati saja, sekalian sama si Romeo. Bukannya mereka mati berdua-kan?"
Mendengar ucapan Pak Harto membuat seisi kelas tertawa. Pak Harto memang guru yang kalau sudah berbicara ia seperti bon cabe level 30 paling pedas, ia saja dijuluki sebagai Guru Pedas. Terdengar aneh namun itulah nyatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINSTAR (On-Going)
Novela Juvenil[SEBELUM BACA FOLLOW DULU DAN VOTE KOMENTARNYA OKE!] -Aku mencintaimu, kamu mencintai dia- Mencintai sahabat sendiri tentu tidak mudah bagi Ren, Rainsella Arania. Gadis penuh teka-teki dan banyak rahasia didalam hidupnya yang berhasil menarik perhat...