2 : foto

11 2 0
                                    

🌼
.
🌼
.
🌼

Sudah 2 jam lamanya July duduk diam di kamar James, memperhatikan setiap pergerakan nya.. James pun tak bisa berkata apa apa lagi, dia juga tak bisa mengusir nya.. Karena July beralasan bahwa kamarnya sedang di renovasi dan dia tak tau ingin kemana.

"Benar kau tidak mau jalan jalan dengan ku?" tawar july
"Tidak" ketus James
"Yakin?"
"Sangat!
"Benarkah...?"
"Bisa diam tidak? Sudah cukup aku tidak mengusir mu kan. Jadi bisakah kau tidak mengoceh!"
"Cih.. niat ku kan baik.. dasar sosiopat" gerutu July dengan suara pelan
"Aku dengar itu"
"Ah.. kedengeran ya.." July tersenyum bodoh

"Aku mau tidur, jangan berisik"
"Apa? Tidur? Kau baru saja bangun 2 jam yang lalu. Ini baru jam 9" heran July
"Aku mengantuk"
"Tapi kan ini masih pagi, bagaimana bisa kau ti---"
"Pintu keluar di sebelah sana" jawab James memotong ucapan July dengan wajah gusar
"Oke oke... Aku diam" ucap July sambil tersenyum patuh.

James tertidur begitu cepat, July terheran heran dengan nya. Bagaimana bisa dia tidur di pagi hari, padahal dia baru saja bangun. Dan semalam pun dia juga tidur tidak terlalu malam.

July lalu memutuskan untuk berkeliling kamar James, kamarnya terlihatu begitu kosong. Tak seperti kamarnya yang di penuhi dengan gambar, lukisan dan foto foto nya.

Lalu July tak sengaja melihat sebuah foto terselip di laci. Itu foto James, bersama seorang wanita yang kelihatan sedikit lebih tua dari james, ada sebuah tulisan di balik foto itu.
'Jennie James Hawai,12mei2016'

Tanpa July sadari ternyata James sudah berdiri di belakang nya.
"Kau tidak boleh menyentuh barang orang lain se enak nya" ucap james dingin, tepat di telinga July.

July lalu memutar tubuh nya, sekarang dia bisa melihat James dengan jelas. Jarak mereka begitu dekat, July pun begitu tegang karena ditatap oleh James dengan sangat tajam.
James lalu mendekat dan makin mendekat. Dia lalu mengatakan pada July tepat di depan wajahnya
"Keluar sekarang! Dan jangan ganggu aku lagi! Mengerti" ucap james tegas

July tiba tiba merasa takut dengan aura James yang sangat mengintimidasi dan akhirnya membuat dia hanya bisa mengangguk memalingkan wajahnya yang begitu dekat dengan James.

James lalu menjauhkan wajahnya dari July, mengambil foto di tangan july. lalu menarik tangan nya menuju pintu keluar. July pun hanya bisa diam.

"Keluar dan jangan kembali lagi" ucap james lalu melepaskan tangan july dan menutup pintu nya.
Setelah pintu tertutup barulah July gersadar.

"Ehh... Kau mengusir ku?"
"Apa kau marah?"
"Maaf aku tidak sengaja melihat foto itu, aku hanya penasaran"
"Heyy.... Maaf"
"James.. kau benar benar marah ya?"
"Aku minta maaf, aku janji tidak akan menyentuh barangmu lagi.. ayolah James... Kau tega mengusir ku, kamar ku kan sedang di renovasi.. aku tidak ada tempat tujuan sekarang" bujuk July

"Kamar ku juga bukan tempat tujuan mu! Pergilah" teriak James jengkel
"Ayolah, buka pintu nya... Aku sudah janji .. ya ya ya..." Mohon July
"Pokonya aku tidak akan pergi sebelum kau membiarkan aku masuk" ucap July mengancam.
"Memang aku peduli? Tidur saja di sana kalau begitu" teriak James cuek

July kesal sekali, sekarang dia tidak tau mau melakukan apa.
Dia lalu pergi dari depan kamar James lalu membawa beberapa barang. Merasa di luar begitu tenang, James lalu mengintip ke luar melalui pintu nya. Dia melihat July masih di depan kamarnya dan sedang bergulung dalam sleeping bag dengan buku mewarnai dan beberapa Snack.

July lalu mendongakan kepala melihat pintu kamar James, dan melihat James sedang memperhatikan nya.
"Kau pikir aku akan menyerah? Aku ini July, jangan menantang ku" ucap July penuh keyakinan
"Terserah" cuek James lalu kembali ke ranjangnya dan tidur
"Cihh..." Kesal July

.
.
.
.
.
.
"Menyerah itu tak ada dalam kamus ku, seorang July tak akan pernah
menyerah"

"Kurasa dia salah masuk rumah sakit, dia seharusnya ada di rumah sakit
jiwa"

🌼100% July 🌼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang