3 : sleep

9 1 0
                                    

🌼
.
🌼
.
🌼

Hari sudah malam dan James masih belum membukakan pintu nya untuk July. dan july masih di posisi yang sama seperti 12 jam lalu, di dalam sleeping bag nya bersama buku mewarnai dan Snack yang ia bawa. dia sepertinya memang sedang berkemah di depan kamar James.

Para suster dan dokter yang berlalu lalang pun sama sekali tak mempengaruhi nya, dia tetap santai berguling di lantai sambil mewarnai.
Lalu ibu James pun datang dan terkejut melihat July yang sedang tiduran di lantai depan kamar putranya.

"July, kamu sedang apa di sini? Ini bukan tempat berkemah sayang" ucap Selena ibu James lembut.
"Ayo masuk" ajak ibu James
"Aku mau masuk sih, tapi jika aku masuk sepertinya James akan membunuhku, hehehe.." tawa July kikuk

"Tidak akan, tenang saja. James hanya diluarnya saja, dia sebenarnya anak yang lembut dan hangat"
"Hah? Dia? James? Tunggu, Apa kita masih membicarakan orang yang sama?" Heran July dengan alis yang terangkat sebelah

"Haha.. jika aku jadi kau, munkin aku juga akan mengatakan hal yang sama. Tapi sungguh, dia anak yang manis. Hanya saja.. beberapa hal merubahnya"
"Penyakit nya?"

"Ya Itu salah satunya. dulu James punya seorang kakak perempuan, Usianya 5 tahun lebih tua dari james, namanya Jennie. Mereka saling menyayangi satu sama lain, sayangnya Jennie---" ucapan nya terhenti

"Meninggali?" Saut July
"Ya.." senyum Selena
"Sorry"
"It's okay.. lagi pula sudah cukup lama. Dia meninggal 2 tahun yang lalu, usianya baru 20 tahun saat itu"
"Boleh aku tau kenapa dia meninggal?"

"Leukimia.. kepergian jennie banyak merubah James, dia tidak jahat.. dia hanya ketakutan. Kehilangan ayah nya saat usia 7 tahun, lalu kakak nya saat dia berusia 15 tahun. Dan sekarang dia.. aku memahami perasaan nya"
"Dia takut tak akan bisa sembuh?" Tanya July

"Tidak, bukan itu. Dia takut.. untuk meninggalkan ku. Dia takut tak ada yang menemani ku, dia takut jika nanti tak ada yang melindungi ku. Dia takut ibu nya sendirian" ucap Selena

July terdiam untuk beberapa saat, tatapan nya kosong. Mencoba memahami situasi James, pemuda yang terlihat dingin tapi ternyata memiliki hati yang begitu hangat.

Selena lalu menyadarkan July dari lamunan nya. Dan mengajak nya masuk ke kamar James.
July lalu mengangguk dan berjalan dibelakang Selena.

Ternyata James sedang tidur, July benar benar heran dengan nya yang selalu tidur setiap saat. Dia lalu duduk di samping ranjang James dan memperhatikan wajah tampan yang tampak begitu damai itu.

"Yah.. setidaknya dia tidak marah marah saat tidur" ucap July dalam hatinya
July lalu mendekat kan wajahnya pada wajah James hang tertidur, untuk melihat nya lebih jelas.

"Sudah selesai memandangi ku?" Ucap james tiba tiba dan membuka matanya

July terkaget Hingga dia langsung memundurkan wajah nya.

"Kau ini stalker ya? Apa Kau tidak punya kerjaan? Kenapa terus berada di kamarku" sinis James
"Tentu aku punya kerjaan, aku punya banyak pekerjaan. Salah satunya adalah membuat mu menjadi teman ku" seru July seraya tersenyum

"July.. aku rasa sepertinya kau butuh psikiater" ucap james dengan wajah datar.
"Haha kau lucu" July tersenyum bodoh
"Tidak aku serius. Sepertinya suhu musim panas ini mempengaruhi otak mu" ucap james masih dengan wajah datar.

"Terimakasih saran nya, tapi aku sudah mencoba nya kok. psikiater itu bilang aku sudah di luar kuasanya" cengir
"Poor him" ejek James.
"Sudah selesai penghinaan nya?" Tanya July dengan senyuman
"Yes.. cukup untuk hari ini. Terimakasih silahkan keluar sekarang" usir James

"Heyy.. aku baru saja masuk. Yang benar saja. Aku sudah menunggu mu sejak 12 jam yang lalu" ucap July
"Itu bukan urusan ku, lagi pula ini sudah malam. Waktu nya tidur"
"What!! Kau mau tidur lagi? Kau benar benar kecanduan tidur ya?"
"terserah"

"Sepertinya aku tau kenapa kau selalu tidur"
"Karena aku mengantuk" jawab James
"I'm not sure. Awalnya ku kira kau itu narkolepsi, tapi akhirnya aku sadar kau sebenarnya sedang sedih. Iya kan?" Tanya July
"Tidak, aku tak sedih. Dasar sok tau" ketus James.

"Orang menjadi lebih sering tidur ketika mereka sedih, Itu adalah pelarian terbaik yang bisa dilakukan" ucap July menatap mata james

James terdiam mencerna kalimat July, dia pun tak tau. Rasanya apa yang dikatakan July itu benar, tapi egonya terlalu tinggi untuk mengakuinya.
July lalu membuyarkan lamunan James dengan menepuk bahunya.

"Well... dari pada kau tidur terus, ayo kita ke rooftop" ajak July
"Tidak ma---"
"No no no.. tidak ada penolakan, ayo cepat bangun" potong July sembari menarik tangan James.

James hanya bisa diam dan mengikuti July yang menarik tangan nya dengan penuh semangat. Dia tak mungkin kan menghempas kan tangan seorang gadis.

Mereka lalu sampai di rooftop, disana ada beberapa barang yang seperti sudah tak terpakai. Dan ada sebuah tenda.

"Selamat datang di area khusus rahasia July

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat datang di area khusus rahasia July... Untuk masuk kau harus punya kuncinya"
"Apa? Aku tak punya kuncinya" ucap james tak mengerti.
"Tentu saja ada... Mendekat lah... Simsalabim.. pooffff.... Ini dia kunci nya" ucap July sambil melakukan trik sulap sederhana, mengambil sebuah permen dari belakang telinga james.

James hanya diam tak merespon. Padahal dia sebenarnya sedang menahan diri agar tak tersenyum.
Gadis ini benar benar punya banyak cara aneh untuk menyentuh hatinya. Dia mengalihkan james dari penderitaan yang selama ini menghantui nya.

.
.
.
.
.

"Karena hidup ini singkat, daripada hanya tidur. Bukan kah lebih baik bermain"

"Terkadang aku tak bisa memahami nya, tapi dia terus saja menyentuh hati ku"

🌼100% July 🌼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang