BAB 18

1.2K 27 0
                                    

Menjelang sore, Reynan masih saja tidak mau beranjak dari rumah Nameera. Ia tetap kekeh menjaga wanita yang baru saja menautkan hatinya.

Kekhawatiran Reynan pada Nameera yang membuatnya tidak mau kembali ke kantor.

Masa bodoh dengan pekerjaannya, ia rela dipecat asal melihat Nameera dalam keadaan aman. Masalah pekerjaan ia bisa mencarinya, setelah wisuda Reynan berencana untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Setidaknya ia harus mempunyai pendapatan yang lebih agar bisa menghidupi Nameera.

Kelak Nameera menjadi tanggungannya, ia tidak mau melihat wanita yang ia sayangi banting tulang hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Cukup hanya dirinya sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah.

“Rey, ini sudah jam tiga sore.” Nameera membenarkan posisi duduknya.

Reynan sengaja tak menanggapi perkataan Nameera, ia hanya ingin lebih lama bersama Nameera dan menjaganya.

“Rey ... .” Nameera jengkel melihat tingkah Reynan yang mulai keras kepala.

“Tante, Aku akan tetap di sini, aku khawatir sama Tante.” Reynan menekankan ucapannya, bersikukuh pada ucapannya.

“Jangan keras kepala, kamu bisa dipecat.”

“Pekerjaan bisa dicari, tetapi keselamatan Tante tidak akan bisa kembali jika terjadi sesuatu.”

Reynan menelisik ujung mata yang terlihat mengembun, entah apa yang dirasakan Nameera hingga membuat ujung matanya mengembun. Wajahnya yang masih pucat terlihat semakin sayu. Pikirannya seolah menelisik jauh tentang hubungannya dengan Reynan ke depannya.

Terlalu sulit baginya mengakui perasaannya, melihat Reynan Hatinya sempat bahagia. Semua hanya sekejap ketika ia harus mengingat jalan hidupnya.

Seorang wanita yang tidak pernah jelas asal-usulnya harus bermimpi hidup bersama seorang pemuda seperti Reynan.

“Tante nangis?” Reynan tampak khawatir melihat air mata yang luruh.

Nameera hanya menggeleng, melihat Reynan khawatir semakin membuatnya tidak bisa menahan luka yang ia tahan selama iini.

Aku tahu rasa sayangmu itu tulus, Rey, tetapi aku harus sadar diri, siapa aku sebenarnya.’ Nameera berucap dalam hati. Menyeka air mata yang luruh satu persatu.

“Tante ... Rey minta maaf jika Rey salah.” Menundukkan wajahnya Reynan menyesal.

“Rey, Tante baik-baik saja. Hanya saja ... “ Nameera ragu untuk mengucapkannya.

“Tante nggak usah khawatir, rasa sayangku pada Tante sangat besar, tak akan habis dimakan waktu sekalipun.” Reynan berusaha menepis semuanya, menebak apa yang ada dipikiran Nameera.

Nameera hanya tersenyum melihat pemuda di depannya, entah Reynan yang terlihat begitu polos atau terlalu bersemangat. Ia tidak seperti pemuda lainnya yang pasti akan memanfaatkan keadaan sekarang. Reynan sangat telaten merawat Nameera sejak tadi pagi. Tak ada sedikitpun rasa lelah yang terlihat pada gurat wajahnya, bisa saja ia berbuat hal yang tidak pantas pada Nameera. Akan tetapi pemuda itu benar-benar menjaga wanitanya.

Andai saja waktu bisa berputar, Nameera berharap lahir 15 tahun lebih muda dari sekarang. Setidaknya jarak di antara mereka tidak terlalu jauh.

Love You Tante Cantik (Revisi NOVEL cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang