BAB 12

1.2K 23 0
                                    

Reynan mengetuk pintu rumah Nameera. Lama Reynan menunggu sang pemilik rumah membuka pintu, tetapi tak kunjung terbuka.

Sekilas Reynan melihat seseorang yang tengah mengintip dari balik tirai jendela. Ia pikir itu pasti Nameera.

Sekelabat bayangan itu menghilang saat Reynan menyadari keberadaannya.
Reynan hanya heran, kenapa Nameera harus mengintip dari balik tirai. Kenapa tidak langsung membuka pintu dan mempersilahkan Reynan masuk.

Tersenyum, Reynan berpikir cara bagaimana bisa bertemu dengan Nameera. Ia hanya khawatir dengan Nameera setelah kejadian tadi pagi.

"Awww ... !!!" Reynan berteriak.
Tak berselang lama pintu rumah Nameera terbuka dan terlihat panik menghampiri Reynan di depan pintu rumahnya.

"Kamu kenapa?" tanya Nameera panik.

Reynan malah tersenyum menang, taktiknya berhasil membuat Nameera membuka pintu dan mau menemuinya.
Melihat Reynan baik-baik saja, Nameera langsung membalikkan badannya dan langsung kembali masuk ke dalam rumah. Ia merasa kesal karena Reynan telah mengerjainya.

"Tante ...!" panggil Reynan dan menyusul Nameera masuk ke dalam.

Nameera berhenti, kali ini ia benar-benar kesal kepada Reynan.

"Tante, Rey nggak bermaksud membuat Tante kesal." Reynan paham jika wanita di depannya kesal karena ulahnya.

Nameera membalikkan badan dan berjalan ke depan. Hawa ruangan terasa panas hingga membuat tekanan darahnya drastis naik.

"Sebaiknya kamu pergi dari sini!" Nameera memegang handle pintu rumahnya mempersilahkan Reynan untuk keluar.

Reynan masih tidak habis pikir apa yang terjadi pada Nameera. Pagi tadi ia terlihat begitu khawatir dan perhatian, tetapi sekarang ia tampak marah dan menyuruhnya pulang.

"Tante kenapa, sih? Aku ke sini hanya untuk melihat keadaan Tante." Reynan masih tak beranjak.

"Kamu sudah lihat 'kan? Aku baik-baik saja. Jadi sekarang kamu bisa pulang." Nameera menarik tangan Reynan agar segera keluar.

"Tante ... ."

"Rey, Tante mohon." Nameera menatap Reynan sendu.

Mengusap bulir bening yang menetes satu persatu.

"Tante nangis?" Reynan melihat air mata yang menetes. Berusaha mendekat dan menatap Nameera dari dekat.

Nameera mengusap air matanya dan berusaha tenang, ia tidak ingin Reynan semakin khawatir dengannya.

"Nggak penting aku nangis atau tidak. Tante mohon kamu pulang, perbaiki hubunganmu dengan Luna. Jangan pernah khawatirin aku lagi."

Reynan berjalan lemas mendengar perkataan Nameera.

Masih tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Baru saja ia terlihat begitu khawatir kepadanya, tetapi dengan cepat ia merubah sikapnya.

Nameera menutup pintu rumahnya dan membiarkan air matanya tumpah dalam kesendirian. Tidak tahu apa yang membuat hatinya sakit dan membuatnya menangis.

Ia sudah terbiasa merasakan sakit hati saat menikah dengan Bram suaminya, tetapi rasanya tidak sesakit sekarang ini.
Cinta terkadang  mampu membuat sakit, tetapi terkadang mampu membuat semuanya terasa indah dan menyenangkan.

Cinta itu datang tidak memandang siapa yang mampu mengubah hati dan perasaan.

Semua terasa datang secara tiba-tiba dan membuat perasaan itu tumbuh semakin dalam.
Tumbuh mengakar dan mulai berkembang menjadi perasaan cinta yang kokoh. Hingga perasaan itu akan begitu susah untuk dicabut dan membuangnya jauh.

Love You Tante Cantik (Revisi NOVEL cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang