Emosi yang Sudah Tak Tertahan

1.8K 187 79
                                    


Hansol tidak bisa tinggal disana lebih lama lagi. Pergi ke bar hanya sebuah alasan. Semua teman akrabnya tahu jika dia sedang sibuk mengurus keperluan pernikahannya

"Ketika Wonwoo merasa agak baikan, ajaklah dia kerumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan. Dia terlihat tidak sehat. " Hansol mengingatkan sebelum pergi, namun sebelum keluar dia tiba-tiba teringat sesuatu, "obat-obatan apa yang kau konsumsi belakangan ini? Obat jenis apa yang ada di dalam botol kaca di ruang baca?"

Mingyu tidak mengetahui tentang obat-obatan itu, jadi di menggelengkan kepalanya, "bukan punya ku. Nanti aku tanya Wonwoo jika dia sudah bangun. "

Saat Hansol ingin mengatakan sesuatu, perhatiannya teralihkan dengan dering handphone nya. Hansol melambaikan tangannya pada Mingyu dan menjawab telfonnya dengan mesra, "aku segera pulang.. Tadi kan sudah kubilang, aku ke rumah Mingyu.. Minta apa? Kamu ingin makan kepiting? Baiklah calon istriku tercintaaaa.. Aku akan pulang sekarang.. "

Setelah Hansol pamit, Mingyu merasa rumahnya terasa lebih dingin dan berkurang keceriaannya. Chwe Hansol dulunya seorang playboy, bertingkah belagu, egois, suka mengejek, bahkan menertawakan teman-temannya yang mulai menikah satu persatu. Siapa sangka Chwe Hansol menjilat ludah nya sendiri dan jatuh cinta pada seorang pria manis yang humoris, Hansol menjadi sosok yang penurut. Dokter itu bahkan menasehati Mingyu untuk menjadi lebih serius pada cintanya dan berhenti menjadi pria bajingan.

Mingyu kembali ke kamar tamu dan menghidupkan pemanas ruangan. Dengan setengah berlutut, Mingyu merapikan selimut dan memandangi wajah Wonwoo yang tertidur penuh kasih. Dengan lembut dia merapikan rambut Wonwoo dan menyelipkannya di belakang telinga. Dihatinya penuh dengan perasaan yang tidak dapat di gambarkan, yaitu rasa cinta, kegelisahan dan ketakutan. Mingyu tidak pernah menyangka jika Wonwoo mengetahui semua perselingkuhannya, juga tidak percaya jika dia memanggil nama orang lain saat dia memeluk Wonwoo dalam keadaan mabuk. Mingyu sadar jika dirinya bajingan brengsek. Jika dia mengetahui Wonwoo memiliki satu atau dua kekasih diluar rumah,  Mingyu yakin dirinya tak akan bisa mentolerir itu dan mungkin akan membunuh mereka. Namun, Wonwoo telah mentolerir dirinya dan perselingkuhannya yang begitu lama.

"Saat aku mabuk, aku akan memanggil namamu.. Jangan mengarang cerita untuk membohongiku hanya karena kamu marah padaku.." Mingyu yang merasa sudah cukup lelah dengan permasalahan hari ini memilih tidur di samping Wonwoo dan memeluknya erat, bergumam dalam keadaan setengah sadar, "aku akan mengakhiri hubunganku dengan mereka semua.. Hanya kamu satu-satunya yang aku inginkan.. "

Wonwoo tidak tahu jam berapa ketika dia bangun di pagi hari. Tirai kamar tidak tertutup rapat, sinar mentari yang hangat menyinari kamar tidur melalui jendela kaca. Kemudian ia mencoba untuk bangun dan duduk pelan. Pintu kamar tidur masih tertutup, namun masih ada celah sedikit terbuka. Dia bisa mendengar siaran berita pagi di ruang tamu dan mencium harumnya bubur dari arah dapur. Selama sesaat, Wonwoo termenung.

Keadaan ini lah yang selalu Wonwoo harapkan. Cuaca cerah, tidak hujan dan berangin, sinar mentari terasa hangat, dan pria yang dicintainya bersikap lembut dan perhatian dengan membuat sarapan untuknya.

Namun, meski pria yang dicintai nya itu menunjukkan perhatian dan kelembutan yang langka, penderitaan yang dia alami selama ini tidak bisa di gantikan untuk selamanya.

Saat Wonwoo dalam keadaan berpikir, dia merasakan sesuatu berbulu menyentuhnya. Dibawah sudah ada empat anak kucingnya yang bermain di sekitarnya. Mereka tumbuh dengan baik belakangan ini.

Anak kucing itu lah yang membangunkan Mingyu di pagi hari. Dia merasa ada yang lembut dan hangat, dia kira itu wonwoo dan ia mencoba menciumnya, namun dia merasakan mulutnya berbulu. Mingyu terbangun dengan horor, terengah-engah sesaat seolah baru saja melarikan diri dari monster. Mingyu sangat marah melihat beberapa makhluk berbulu tidur bersamanya. Jika bukan karena Wonwoo, ia akan melempar anak-anak kucing itu dari jendela lantai 11. Mingyu menahan diri demi Wonwoo, lalu dia mendekat untuk mencium Wonwoo lembut kemudian keluar untuk menyiapkan sarapan.

[ON HOLD] The Days When I Loved You So Much | Meanie / Woncoups [Re make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang