Selamat Tinggal.

2.7K 227 99
                                    


Kim Mingyu cukup bisa menahan dirinya dan hanya bercinta sekali. Dia membelai rambut halus Wonwoo dan berbisik, " Aku mandikan, ya." Tapi Wonwoo menggelengkan kepalanya dan mengancingkan piyamanya dalam gelap.

"Apa kamu tidak takut sakit perut nanti? "

Wonwoo yang sudah sangat lelah hanya ingin segera tidur, jadi di meringkuk membelakangi Mingyu, dia menjawab, "aku sudah terbiasa." Memang awalnya Wonwoo adalah orang yang tidak bisa menahan sakit, tapi karena tak ada satupun yang memanjakannya, dia jadi bisa bertahan dari rasa sakit itu entah karena dipukuli atau di marahi.

Mingyu memeluknya dari belakang dan berkata, "baiklah, tidurlah yang nyenyak. Biar kupeluk."

Wonwoo sangat jarang bisa tertidur lebih cepat dari Mingyu. Sosok kurus itu tidur dengan nyaman dipelukan Mingyu, dan membuat hati pria tampan itu menghangat.

Mingyu bangun pagi-pagi sekali dan melakukan beberapa pekerjaan rumah dengan pelan-pelan. Ketika dia kembali ke kamar, Wonwoo masih belum bangun juga. Jadi, dia duduk di pinggir tempat tidur dan menatap Wonwoo dengan penuh perhatian.

Wonwoo kehilangan banyak berat badan. Dagunya bahkan lebih lancip dan bibirnya berwarna pucat. Ketika Wonwoo ditinggal sendiri di rumah, tentu dia tidak makan dengan teratur. Selain itu, dia juga harus menanggung beban tersiksa dan menyimpannya dalam-dalam. Jadi tak mungkin Wonwoo bisa bertambah berat badannya.

Saat Wonwoo membuka matanya, dia mendapati Mingyu sedang menatapnya lekat-lekat. Pria itu pasti sangat sibuk hari ini karena dia sudah berpakaian rapi dengan setelan khusus yang lengkap, menonjolkan bahunya yang lebar, kakinya yang panjang, begitu juga dengan wajah yang tampan. Dia seperti dewa yang memakai pakaian manusia.

Melihat wajah kebingungan Wonwoo yang juga belum terbangun sepenuhnya, Mingyu merasa sangat menyayangi pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat wajah kebingungan Wonwoo yang juga belum terbangun sepenuhnya, Mingyu merasa sangat menyayangi pria itu. Dia mengelus pipi Wonwoo lembut dan berkata, "karena kamu sudah bangun, mandilah. Aku sudah membuatkan mu sarapan."

Kemudian Wonwoo duduk, mengangguk sambil menguap. Akhirnya dia bisa tidur nyenyak semalam, jadi sekarang dia dalam kondisi fit. Mingyu tersenyum dan mengelus rambut berantakan Wonwoo. Saat dia menarik kembali tangannya, dia melirik arlojinya dan merasa waktunya untuk berangkat. " Wonu-ya, hari ini aku ada penandatanganan kontrak. Aku tak bisa menemanimu hari ini. Tapi setelah selesai, aku akan memberimu kado spesial." Mingyu berbalik untuk keluar kamar. Namun tiba-tiba dia teringat sesuatu dan bertanya, " Kamu ingin makan apa nanti malam? Aku akan pulang lebih awal untuk memasak, dan kita bisa makan malam bersama."

Wonwoo menggerakkan bibirnya dan memaksakan senyum dengan enggan, "Gyu-ya, kemarilah."

Kim Mingyu dapat melihat ada kesedihan, kesungguhan dan emosi lainnya yang tersembunyi dibalik senyuman Wonwoo, ia tampak seperti seorang ksatria yang sedang membuat keputusan akhir sebelum kematiannya. Untuk sesaat dia tidak bisa menggambarkan bagaimana tepatnya perasaan itu, namun dia langsung bergegas menghampiri Wonwoo.

[ON HOLD] The Days When I Loved You So Much | Meanie / Woncoups [Re make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang