Tempat Terakhir

2.6K 166 64
                                    


Cuaca di Seoul tidak cukup bagus akhir akhir ini. Matahari tak akan bersinar terlalu lama dan selebihnya akan terus tertutup awan.
Kali ini adalah musim dingin terpanjang yang Mingyu alami, dan akan selamanya terukir keputusasaan yang amat besar di ingatannya. Larut malam di tempat tidurnya yang cukup luas, tidak ada suara disekitarnya —hening . Dia merasa seperti manusia terakhir di dunia.
Tidak peduli berapa kali Ceo tampan itu berguling di tempat tidurnya yang besar, ketika ia tiba-tiba terbangun di tengah malam dengan tangan yang terulur ke atas seperti hendak menggapai sesuatu, selalu ada dingin, dingin tak terbatas.

Kim Mingyu terobsesi dengan rokok baru-baru ini, asbak di rumahnya atau di perusahaan selalu penuh dengan puntung rokok. Kemudian, dia mulai minum alkohol sendirian di rumah. Jika ia berhasil membuat dirinya mabuk, maka ia yakin bisa melewati malam dengan sedikit tenang. Tapi jujur,  tengah malam adalah saat yang paling menyiksanya, diselimuti kesendirian yang menyesakkan dada.

Lebih sering dirinya tidak bisa tidur dengan baik, ia dihantui oleh mimpi buruk. Pernah suatu malam ia bermimpi, di mimpi itu dia melihat Wonwoo yang sedang duduk di sofa ruang tengah rumah mereka sendirian dan dalam keadaan gelap. Pria manis itu memakai piama berwarna putih, duduk sambil sedikit menunduk. Lalu kemudian ia bangkit dan berjalan mengitari rumah dengan langkah gontai. Ia membuka satu persatu pintu  yang ada di sana, kemudian menutupnya lagi. Namun Mingyu tak bisa mendengar suara apapun, baik dari Wonwoo maupun pintu-pintu yang dibuka itu.

Dihari lainnya ia juga bermimpi yang sama, ia melihat Wonwoo kembali mengitari rumah sambil membuka satu persatu pintu yang ada disana, berharap menemukan apa yang ia cari. Namun kali ini ia bisa mendengar suara parau kekasihnya itu. "Mingyu-ya.. kamu dimana? Aku tidak bisa menemukanmu.. ku mohon, kembali lah padaku.." Wonwoo terduduk di depan pintu kamar mereka. Air matanya menetes membasahi karpet, tak lama setelahnya Mingyu sadar, jika air mata itu perlahan berubah menjadi tetesan darah. Pada akhirnya, Wonwoo mengangkat kepalanya yang selalu tertunduk itu, wajahnya sangat pucat dan mulutnya penuh dengan darah.

Kim Mingyu terbangun setelahnya dari mimpi buruk itu dan sangat takut untuk kembali tidur.

"Semuanya adalah salahku.." Mingyu merasakan nyeri di dadanya, tubuhnya meringkuk di kasur yang besar itu dalam kesedihan dan juga rasa sakit. "Wonu-ya.. semuanya adalah salahku.. aku tak akan mengulanginya lagi.. maaf.. maafkan aku.."

Awalnya Mingyu mengira nyeri pada dadanya adalah hal biasa karna stress dan kesedihan yang berlarut, namun dirinya tiba-tiba pingsan saat berada di kantor. Ia segera dilarikan ke rumah sakit dan menerima kabar bahwa ada yang salah dengan jantungnya. Mendengar itu, bibir Mingyu berubah pucat dan matanya sendu. Dia mulai berpikir, apakah ini yang dirasakan oleh Wonwoo selama ini, duduk sendirian mendengar diagnosa dokter. Sekarang ia berada diposisi yang sama dengan Wonwoo, dan ia bisa merasakan kesedihan dan kesendirian yang selalu dialami cintanya.      

Dia sangat merindukan Jeon Wonwoo nya.

Mingyu akhirnya dirawat selama beberapa hari di rumah sakit. Ia hanya pasrah tubuhnya diperiksa layaknya boneka, pikirannya kosong. Dokter menyarankan agar dirinya berhenti merokok dan meminum  minuman keras, namun Mingyu tahu bahwa karna seseorang, dia tak akan bisa berhenti melakukan hal itu.

Seseorang itu adalah orang yang sangat ia cintai, anak laki laki yang tak pernah lepas dari pikirannya semenjak SMA, yang memiliki senyum yang lebih manis dari bunga. Dan ketika dia tersenyum, hidungnya sedikit mengkerut lucu dan sangat menggemaskan. Kemudian mereka menjalin hubungan. Hidup mereka berdua juga mengalami masa-masa yang paling sulit yang pernah dialami orang lain, namun cinta mereka tidak berubah. Setelahnya, ketika hidup mereka sudah lebih baik, semuanya mulai berubah. Senyum manis Wonwoo makin lama semakin hilang. Pandangan matanya bertambah sedih hari ke hari. Dan itu semua adalah salah Mingyu. Pria tampan itu mengigit pipi dalamnya kuat kuat, dia tak ingin menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ON HOLD] The Days When I Loved You So Much | Meanie / Woncoups [Re make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang