Wangi Bunga Melati

1.6K 176 13
                                    

Mingyu seketika menyesal setelah menampar Wonwoo. Meskipun ia merupakan orang yang tak pernah ingin mendengar pendapat orang lain terlebih semenjak ia menjabat sebagai pemimpin perusahaan, ia tak pernah 'ingin menyakiti Wonwoo.

sudah kubilang untuk berhenti mendebatku" ucap Mingyu dengan rasa bersalah. Tapi ia tak ingin memperlihatkannya. "teman barumu itu sepertinya bukan orang baik. Jauhi dia!"

Wonwoo menyentuh pipinya yang terasa panas dan sedikit nyeri. Air mata sudah tak bisa ia tahan. Dengan senyum mengejek setelah menyeka air matanya Wonwoo menatap wajah Mingyu yang masih tak mau menampilkan rasa bersalahnya.

"aku pikir kau juga bukan orang yang baik. Mungkin aku harus menjauhimu terlebih dahulu. Pada awalnya, aku merasa kita bisa hidup bersama selamanya bagaimanapun cobaan yang akan kita hadapi. Tujuh tahun kita hidup susah payah tapi kita tetap bersama, bahkan kita sudah hidup bersama selama sepuluh tahun. Tapi sekarang kita berdua berubah. Yang satu berubah karna keinginannya sendiri sedangkan yang lain terpaksa harus berubah." Wonwoo memejamkan matanya, semuanya sudah terasa terlambat dan membuatnya berpikir untuk mengakhiri hubungan mereka seperti halnya rasa lelahnya terhadap kecurigaan dan kecemburuan Mingyu.

"mari kita berpisah." ucap Wonwoo dengan suara lembut dan senyum tipis diwajahnya. Nadanya seperti nada bicara santai antar pasangan.

"tidak, tidak.. aku tidak ingin berpisah. Won, aku tak bermaksud untuk menamparmu, sungguh. Kau tahu kan aku memiliki tempramen yang agak buruk, tapi kau tetap berdebat dengank.."

"Mari berpisah. Aku tak ingin menanti pasangan yang jarang pulang kerumah" potongnya

(pasangan disini kayak suami-istri gitu ya, karna Mingyu dan Wonwoo itu walaupun gak nikah resmi tapi udah bersama lebih dari 10 tahun dan memiliki cincin pasangan)

Mingyu terdiam beberapa saat sebelum berucap pahit "benar, kau sudah punya pacar baru. Dan sekarang kau ingin berpisah denganku dan ingin bersamanya kan? Tidak! Tidak akan pernah! Aku tak akan pernah melepaskanmu!"

"aku sudah memberikan 30% saham perusahaan. Bukankah itu cukup untuk mengganti waktumu yang terbuang untukku?" balas Wonwoo ironis

"ah, kau mengingatkanku. Rumah ini atas namaku. Ketika kita membeli rumah ini, kau berpikir akan merepotkan kalau mendaftarkan rumah ini sebagai milik bersama dan kau tak menandatanganinya. Menurut hukum akulah pemiliknya." Cibir Mingyu. " jika kau ingin berpisah denganku, kau tak akan memiliki apapun. Oh, kau kan sudah punya pacar baru. Dia akan merawatmu, haha. Dan dengan ini kau tak memerlukan rumah ini kan?" ditatapnya wajah Wonwoo sebentar sebelum mengusir Wonwoo keluar rumah. Wonwoo mengeluarkan handphonenya dari saku celananya mengetikkan pesan Seungcheol-ssi. Aku akan melakukan kemotherapi

"keluar dari rumahku dan pergilah temui pacar barumu itu!"

Mingyu kira ini akan seperti pertengkaran-pertengkaran biasa mereka dimasa lalu tanpa pernah terpikirkan bahwa Wonwoo ingin berpisah. Ia tak tahu apakah perasaan yang membuatnya menderita ini berasal dari perasaan marah atau malah perasaan takut. ia stress dan kacau, dan ia hanya ingin melampiaskan amarahnya

Wonwoo yang diusir dari rumah oleh Mingyu hanya mengenakan kemeja tipis, celana panjang dan sendal. Sebenarnya di lantai apartemen mereka tidak terlalu dingin, tapi Wonwoo terlalu lemah untuk meninggalkan apartemen karna penyakitnya. Ia hanya bisa duduk bersandar, memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya disana. Tubuhnya bergetar pelan.

Dari hidungnya perlahan mengeluarkan darah tapi dengan santai hanya Wonwoo usap dengan kemejanya, selain itu kepalanya mulai sedikit sakit. Pandangannya mulai kabur. Dimatanya, pria yang ia cintai selama ini sudah menjadi asing dan menjauh.

[ON HOLD] The Days When I Loved You So Much | Meanie / Woncoups [Re make]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang