Aku berbeda lalu aku harus apa?? Memaksa untuk sama itu bukan aku
-Yellow-Yellow itu kuat, dia tidak mudah tumbang meski sudah berulang kali dijatuhkan. Anak itu tegar, dia akan terus tersenyum meski awan mendung sudah diatas kepala. Yellow itu ceria, dia akan tetap tersenyum secerah namanya meski sedang menahan pedihnya luka. Yellow itu kuat.
"Al..."
Yellow mengangkatnya kepalanya yang sedari tadi tertunduk ketika gendang telingahnya menangkap suara Violett yang menggema. Gadis cantik dengan rok abu-abu muda itu melangkah menghampiri dengan senyum terpatri begitu cantiknya.
"Ayo, tadi Biru minta kita ke kelasnya kan?" Ajak Violett.
"Mau ngapain? Tadi perasaan kata Biru dia yang mau ke sini" Tanya dan heran Yellow.
"Iya? Oh ya udah kita tunggu sini aja berarti" Putus Violet lalu mengambil duduk di kursi kosong samping Yellow.
Bel istirahat baru saja menggema beberapa menit lalu dan Violet langsung melangkahkan kakinya menghampiri Yellow yang ia yakini masih berada di kelas untuk kemudian ke kelas Biru bersama. Tapi, ternyata Biru yang ingin kesini.
"Vio, jangan capek jadi temen ku ya emm" ucap Yellow tanpa menatap Violett.
Gadis kecil itu tampak fokus menatap papan putih didepan kelas, senyumnya melengkung tipis berusaha menepis sesak yang merambat lambat dihatinya. Kejadian tadi pagi telah mematahkan hatinya dengan lebih dalam. Bukan hanya karena bentakan Diantha dan tatapan remeh yang dia dapatkan tapi lebih lagi ketika ia mendengar bahwa ejekan itu juga mengudara atas nama Violett.
Yellow paham betul seperti apa sahabatnya satu ini dan dia tidak ingin sahabatnya jatuh karena ulah orang-orang yang mengaku membelanya.
"Apa pun itu Vio. Tolong jangan dengerin, loe baik, loe terbaik!" Tekan Yellow.
Violett tahu topik apa yang Yellow maksud, dia juga sudah melihat potongan video yang merekam jelas Yellow di dalamnya. Hatinya patah tentu saja Yellow ini sahabatnya lebih dari itu Yellow adalah adiknya. Melihat dia dicaci maki, dipermalukan Violett terluka. Tapi, bukankah Yellow yang lebih terluka lalu kenapa Yellow juga yang harus menguatkannya.
"Dari awal aku memutuskan untuk bersahabat dengan Biru, aku sudah tahu konsekuensinya, Al. Berat memang dan saat ini kamu juga merasakannya tapi kali ini berbeda, semua karena aku kan? Iya, kamu boleh mundur Al, atau mungkin aku yang akan mundur!"
Patah. Hati Violett patah saat mengatakannya, dia menyayangi kedua sahabatnya, sahabatnya yang selalu ada untuknya, menguatkannya dan mewarnai hari-harinya. Namun, dia pun tidak bisa jika melihat satu sahabatnya dijatuhkan dan dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk menentang.
"Vio..." Genggam erat Violet rasakan tepat ketika panggilan itu menggema pelan. "Aku akan bertahan semampu yang aku bisa dan aku harap kamu pun sama! Kuat Violett, aku yakin kamu bisa!" Lalu ketika kalimat menguatkan itu terdengar, Violet tidak bisa untuk tidak memeluk Yellow.
Gadis itu menumpahkan tangisnya di sana, mengadukan sesak yang ia rasa pada sosok ceria dalam dekapnya, pada satu sosok yang selalu paling kuat diantara mereka. Rasanya tidak ada yang salah dalam persahabatan mereka lalu kenapa orang-orang berkicau seolah tahu segalanya?.
"Janji Al apa pun yang terjadi kamu akan selalu jadi sahabat aku, janji!" Ucapnya dengan suara parau.
"Aku gak bisa janji tapi aku akan berusaha!" Tekan Yellow dengan lengan terus mengelus punggung bergetar Violett.
Sakit pasti yang dirasakan sahabatnya ini, ejekan, caci maki dan kalimat remeh itu terus menerpa mereka seolah tanpa kenal lelah. Tapi, tidak apa selagi ada dia, dia akan selalu menjadi sumber tawa mereka setelah seharian penuh menerima luka tak peduli seperti apa pun sakit yang justru ia terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Or Gone ✓
FanfictionBertahan di sisi kalian adalah hal paling memyenangkan namun juga menyakitkan dalam waktu bersamaan, aku harus apa?? Yellowiana Al-lubis