Kelahiran Yang Tak Di Inginkan

14 4 0
                                    

Yaqub gelisah sejak semalam. Pikirannya selalu mengingatkan pada Laura. Ia merasakan jika ponakannya itu tengah mengalami kesulitan. Entah apa, sejujurnya ingin sekali ia menghubungi Doris untuk menanyakan perihal Laura. Namun, ponselnya di sita oleh Ema--istrinya.

Yaqub tidak mau ribut terpaksa mengalah terlebih saat Ema mengancam akan menyakiti Laura jika ia masih nekat menghubungi gadis itu. Entah sampai kapan Ema terus menyimpan benci ada Laura, wanita itu selalu beranggapan jika kasih sayang Yaqub pada Laura berlebihan. Padahal nya baginya sama saja.

Baik Laura atau ketiga anaknya di hati Yaqub mereka sama. Sama-sama buah hati yang wajib di sayangi dan di lindungi. Jika ia lebih perhatian ada Laura itu semata untuk membesarkan hati gadis itu. Sejak bayi ia telah terbuang dari orang tuanya.

Hanya Yaqub satu-satunya tempat Laura mengadu. Jadi, wajar saja jika ia begitu melindungi Laura. Sejak dalam kandungan gadis itu telah mengalami banyak penolakan. Yaqub masih ingat bagaimana Sinta berusaha mengugurkan kandungannya. Karena beranggapan anak itu hanya akan menghambat karir ke artisannya.

Saat itu Sinta tengah berada di puncak karir. Ia hamil anak dari sutradara film yang ia bintangi, sialnya lelaki itu telah mempunyai istri sah. Hingga gosip panas tidak dapat terbendung. Karir Sinta dan kekasih gelapnya nyaris hancur jika saja manajemen tidak segera mengalihkan isu.

Yaqub mendesah mengingat sang adik. Entah di mana dia sekarang. Sejak pergi tak sekalipun menitipkan pesan. Bahkan informasi terkahir yang Yaqub ikuti di layar kaca Sinta operasi plastik demi menutupi aib.

"Mikirin apa lagi, Pak? Nanti darah tinggi mu kumat lagi. Hutang kita belum sepenuhnya lunas, ingat Pak. Yori bulan depan wisuda, kalau Bapak sakit-sakitan terus bagaimana aku bisa hadir?" ketus Ema. Ia lalu menghenyakkan pantatnya di kursi sebelah suaminya.

"Nggak ada, aku di sini sendirian. Masa iya bicara sendiri. Di sangka gila nanti!"  Yaqub terkekeh, menyembunyikan keresahan hatinya.

"Ingat pesan Dokter, Pak. Jangan banyak pikiran. Aku tidak mau kamu sampai masuk rumah sakit lagi."

Yaqub tidak menanggapi ocehan istrinya. Ia meraih cangkir yang berisi kopi hitam. Lalu menyesap perlahan. Dalam hati ia merapal doa semoga Sinta dan Laura selalu dalam lindungan Allah SWT.

*****
"Kamu makan, ya, please." Elang menyendokkan nasi ke mulut Laura dengan sabar.  Sejak kemarin gadis itu menolak untuk makan. Bahkan ia juga menolak untuk minum, penampilannya kusut dan sesekali mengamuk persis orang gila.

"Maafkan aku Laura. Aku tidak tahu jika Ayah akan melakukan ini. Aku sungguh-sungguh akan bertanggung jawab. Kamu jangan menghukum aku seperti ini."

Laura menepis kasar saat tangan Elang berupaya meraih jemarinya. Membuat lelaki itu hampir kehilangan rasa sabar. Nyaris semalaman ia menjaga Laura dan berusaha untuk membujuknya tetapi tetap saja sia-sia.

"Jangan sampai kesabaranku hilang Laura! Tolong mengerti dengan posisiku!" geram Elang sambil mencengkram lengan Laura kasar.

Gadis itu bergeming. Tatapan matanya kosong, ia seolah tidak menyadari keberadaan orang-orang di sekitarnya. Elang yang nyaris tersulut emosi segera menyadari kondisi Laura lalu dengan panik berlari keluar dari kamar dan meminta pembantunya memesan taxi online.

"Mau kemana kamu?" Komar yang baru saja pulang menghadang langkah anaknya.

"Membawa Laura ke rumah sakit. Pa."

"Kenapa dia? Untuk apa ke rumah skit segala. Tinggal panggil dokter, bawa dia kembali ke kamar biar Papa panggil Dokter!"

Elang menurut ia tidak mau membantah papanya. Biarlah untuk saat ini mengalah, nanti setelah Laura baikan dia akan memikirkan cara untuk lepas dari cengkraman lelaki itu.

Tidak lama Dokter yang di tunggu tiba. Elang seger membawanya untuk melihat kondisi Laura. Ia tidak henti berdoa semoga gadis itu baik-baik saja. Dia tidak sanggup jika sesuatu terjadi pada Laura.

"Apakah dia baru saja mengalami hal buruk? Atau ada masalah berat?"

Komar dan Elang saling pandang. Bingung bagaimana menjawab pertanyaan itu. Namun, Komar segera memberikan jawabannya.

"Dia baru saja gagal menikah, Dok. Kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri," jawab Komar asal.

Ia tidak mau Dokter itu banyak tanya. Jadi, sebisa mungkin ia harus mengarang jawaban. Ia menatapa tajam pada Elang, memberi kode  untuk meng-iyakannya.

"Putri Bapak mengalami gejala depresi. Saran saya bawa ke psikiater, atau kalau mau saya punya kenalan psikiater. Untuk sementara berikan dia obat ini dulu, ajak bicara dan berikan semangat untuk bangkit." ucap Dokter itu panjang lebar.

Komar pura-pura memasang wajah sedih. Menjawab saran Dokter dengan anggukan. Setelah menjelaskan beberapa hal, dokter itu pamit.

"Jangan lupa tebus obat. Semoga putri anda lekas sembuh," ucapnya tulus.

"Terima kasih, Dok, saran Dokter akan saya pertimbangkan."

Sepeninggal Dokter Elang bergegas menuju apotik terdekat. Ia harus segera menebus obat untuk Laura. Dalam hati ia bersumpah akan membawa Laura jauh dari Papanya.

Elang sudah merancang sebuah rencana untuk melawan. Ia tidak akan membiarkan Komar kembali merenggut orang yang ia cintai.

Bersambung.

#HWCMWNULIS
#HWCBACTH4

honest_writers

ACHERON 21+++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang