Setelah menepikan mobilnya didalam sekolah dan sopir yang mengantar mereka telah pergi, mereka berlima jalan bersamaan masuk kedalam gedung sekolah dengan Beomgyu sebagai center.
Banyak para murid disana yang terpesona melihat ketampanan serta kecantikan dari keluarga Jung. Semua yang melihat keluarga Jung memasuki perkarangan sekolah, mereka langsung berhenti, memberikan akses serta pujian yang tak sengaja terlontar dari mulut mereka ketika para Jung lewat.
"Wuaah visual mereka benar-benar luar biasa."
"Aku kira ketampanan serta kecantikan mereka hanya dari filter, ternyata aslinya jauh lebih cantik dan tampan daripada foto."
"Akhirnya aku bisa satu sekolah dengan Jung's family."
"Jadi Beomgyu enak ya, setiap hari bisa melihat ketampanan keluarga Jung's."
"Aku yakin Beomgyu diperlakukan ratu dirumahnya."
"Stock cewe cantik dan cowo tampan disekolah ini bertambah lagi guys!"
"Akhirnya aku bisa melihat Jung's Family secara lengkap."
"Bisa tidak ya aku menjadi menantu Jung dari keempat lelaki tampan tampan ini?"
"Ya Tuhan, jodohkan-lah aku dengan Mark Jung, kalo tidak bisa? Sama Jung Jeno juga gapapa, kalo tidak bisa juga? Jung Sungchan juga tidak apa-apa. Kalo tidak bisa juga? Sama Jung David aja Tuhan. Kalo tidak bisa juga? Izinkanlah aku jadi babu mereka."
"Gimana sih cara bikin anak ala Taeyong Ahjumma sama Jaehyun Ahjussi? Anaknya tidak ada yang produk gagal."
"Pantas saja mereka tampan dan cantik. Kalian gak lihat di foto alumni? Taeyong Ahjumma dan Jaehyun Ahjussi juga sama seperti mereka!"
"Aku tidak heran kenapa keluarga mereka disebut keluarga sebuk berlian."
Dan masih banyak lagi lontaran pujian disetiap mereka melangkahkan kakinya menuju kelas masing-masing.
"Kalian bosan gak sih dengernya?" Seru Beomgyu yang diangguki oleh keempat saudaranya.
Saudaranya saling angguk, lalu mereka mulai menyebar dan masuk kedalam kelas masing-masing. Mark yang memasuki kelas 12, Jeno kelas 11, Beomgyu dan Sungchan kelas 10, serta David yang memasuki kelas 9 yang berada digedung sebelah gedungnya tapi masih satu sekolahan.
---
"Bagaimana Jaehyun? Apakah kau setuju dengan tawaranku?" Tanya seorang wanita dengan pongahnya, menaikan kedua alisnya serta menampilkan seriangannya diwajahnya, menatap Jaehyun.
Jaehyun menghela nafasnya kasar, mencengkram buku-buku jarinya namun tak berniat meluapkan emosinya saat ini didepan manusia ular dihadapannya.
"Bukankah sudah aku bilang bahwa aku tidak berniat melakukan itu? Pergilah dari ruanganku." Usir Jaehyun.
Wanita itu terkekeh mendengar kalimat pengusiran yang keluar dari mulut Jaehyun. "Kenapa tidak mau? Kenapa kau masih keras kepala? Padahal tawaranku sangat mudah. Kau tidak harus menceraikan istri-mu, asalkan kau selalu ada disaat aku membutuhkan. Kenapa itu sangat sulit untukmu?" Tanya perempuan itu
Jaehyun menaikan salah satu alisnya, menatap perempuan yang ada dihadapannya dengan pandangan remeh. "Kau siapa? Untuk apa aku selalu ada untuk-mu disaat kau membutuhkan-ku? Kau bukan Jung Taeyong, jadi jangan harap aku akan menyetujui ide gila-mu. Pergilah!" Usir Jaehyun sekali lagi.
Perempuan itu menggeram melihat keras kepala Jaehyun yang terus menolak tawarannya. Akhirnya ia melemparkan sebuah berkas diatas meja Jaehyun, tepat dihadapannya.
Jaehyun sempat mengerutkan dahinya heran sebelum akhirnya ia membuka berkas itu.
"Bagaimana reaksi Taeyong setelah tau bahwa sekolah yang ia bangun selama beberapa tahun belakangan ini, kau gadaikan tanpa sepengetahuannya, demi perusahaan-mu yang sudah diambang kebangkrutan." Ujar Wanita itu menatap Jaehyun dengan pongah.
Jaehyun menggenggam kertas yang ada dihadapannya itu dengan kuat. Sementara sang wanita tersenyum puas ketika melihat Jaehyun seperti ini.
"Tik tok tik tok. Waktu-mu tidak banyak Jaehyun. Aku akan memberikan waktu selama 3 hari untukmu memikirkan tawaranku. Kalau sampai hari ketiga kau belum mengiyakan tawaranku? Aku akan mengirimkan berkas ini serta seluruh data perusahaanmu yang sedang diambang kebangkrutan. Atau yang lebih parahnya lagi, aku akan mencabut saham-ku dari perusahaanmu." Ujar sang wanita, mendekat kearah Jaehyun, mengelus pundaknya.
"Kau tau bahwa aku tidak suka punya-ku direbut seseorang? Aku akan mengambil dirimu kembali Jung Jaehyun." Bisik wanita itu tepat didepan telinga Jaehyun, lalu pergi dari ruangan Jaehyun.
Setelah perempuan itu keluar, Jaehyun mengusap wajahnya frustasi, mengacak rambutnya asal.
Bagaimana bisa sertifikat sekolah yang Jaehyun gadaikan ke bank, ada ditangan seorang wanita yang merupakan mantannya sewaktu kuliah dulu dan sampai sekarang tak pernah jerah untuk mendapatkan dirinya kembali?
"Lee Naeun!" Geram Jaehyun.
Lee Naeun, wanita yang merupakan mantan Jaehyun dulu. Wanita yang pernah mengisi hatinya ketika semasa kuliah, namun pada akhirnya Jaehyun putuskan dan lebih memilih seorang Lee Taeyong yang saat ini marganya telah berubah menjadi Jung, mengikuti dirinya.
"Aku harus bagaimana?" Tanya Jaehyun dengan tatapan kosong.
Tidak mungkin kalau ia diam saja. Ia tau siapa itu Naeun, wanita yang tak pernah main-main akan ucapannya. Kalau misalkan Naeun memberitahu tentang keadaan perusahaannya saat ini kepada istrinya? Jaehyun tidak bisa membayangkan itu.
Selama ini ia menutupi semuanya sendiri, ia tidak mau istri dan anaknya khawatir mengenai kondisi keuangan yang seharusnya menjadi beban dan tanggung jawabnya.
Ya, istri dan anaknya tidak mengetahui kalau perusahaannya diambang kebangkrutan. Hanya saham dari perusahaan Naeun yang menjadi penompang perusahaan Jaehyun masih berdiri hingga saat ini. Kalau sampai benar-benar Naeun mencabut sahamnya dari perusahaan miliknya? Jaehyun pastikan perusahaannya harus tutup.
Kalau perusahaannya tutup? Ia harus membiayai keluarganya dengan apa? Sekolah sudah ia gadaikan. Dapat darimana uang untuk mereka makan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari kalau perusahaannya tutup? Uang untuk membayar sekolah kelima anaknya. Apalagi Mark yang sebentar lagi lulus dari sekolah dan David lulus dari Junior Highschoolnya.
Pinjaman? Semua pinjaman di bank sudah ia pakai, sampai ia bingung harus mengembalikan pinjaman dan bunganya itu pakai apa?
Perusahaannya tidak berjalan lancar, proyek yang ia bangun tidak berjalan lancar dan harus diberhentikan karena perusahaan lain sudah membuat proyek yang Jaehyun buat sebelum Jaehyun merealisasikan proyek itu. Penjualannya juga menurun serta banyaknya saham serta investor asing yang mencabut sahamnya dari perusahaannya.
Apalagi pengeluaran kehidupan sehari-harinya yang tidak bisa dibilang murah. Anaknya yang selalu membeli barang dengan harga fantastis atau yang lebih parah membeli tanpa melihat harga.
Jaehyun tidak menahan sang anak untuk melakukan itu, kalau ia tahan? Istrinya akan curiga. Pasalnya Jaehyun itu orang yang tidak perhitungan dengan uang.
Apalagi Jaehyun sudah berjanji kepada kedua orang tua Taeyong serta orang tuanya yang telah meninggal, bahwa Jaehyun akan memenuhi segala kebutuhan Taeyong, baik piskis, maupun material.
*drtdrt* ponselnya bergetar ditengah acara bergelutnya.
Jaehyun pun membuka ponsel itu dan melihat dial name tertera.
From : Naeun
Aku orangnya sabar. Tapi kesabaranku ada batasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNG FAMS - JAEYONG, MARKHYUCK, NOREN, SUNGTARO
FanfictionINI CERITA KHUSUS JUNG FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER, JUNG JAEHYUN, LEE TAEYONG, MARK LEE, LEE JENO, CHOI BEOMGYU, JUN...