5. Lokasi KKN

59 11 0
                                    

Badanku pegal-pegal semua. Perjalanan 5 jam ke desa tempat KKN itu jalannya kurang bagus. Ketika sampai di desa, kita disambut oleh pak kades dan beberapa perangkat desa.

Mereka benar-benar baik dan sopan sekali. Aku sontak dengan kebiasaan menyalami tamu dengan mengesek kedua hidung. Menurutku ini adat yang unik. Begitu banyak adat di negeri ini yang baru kutahu.

Kita di undang pak kades untuk menuju rumahnya sebelum menuju tempat tinggal kami selama KKN. Masih menggunakan pick up kami menuju rumah pak kades. Kira-kira 10 menit sudah sampai disana.

Kami di sambut oleh keluarga pak kades. Banyak masyarakat yang berlari kecil kearah kami. Apalagi anak-anak yang menonton kehadiran kami. Aku benar-benar merasa di terima di desa ini.

Desa ini cukup dingin. Aku berusaha menggosok tanganku sesekali dan meniupnya. Padahal masih jam 5 sore. Desa ini berada di bawah kaki gunung dan dekat dengan laut. Dari rumah pak kades dapat terdengar suara ombak air laut berkejaran. Benar-benar pemandang alam yang sangat indah. Ciptaan Tuhan gak pernah gagal. Bersyukur bisa datang ke surga tersembunyi ini.

Kita di jamu dengan banyak makanan. Ada ikan goreng, ikan panggang, ikan kuah, udang dan berbagai jenis makanan laut dan beberapa makanan hasil bumi lainnya. Tanpa basa-basi kami menyantapnya dengan sangat lahap. Sambil makan kami saling berbincang dengan pak kades.

"Disini mata pencaharian masyarakat apa ya pak?" Tanya Alino. Tumben banget dia yang mulai pembicaraan

"Masyarakat di desa ini, yang tinggal di daerah laut bekerja sebagai Nelayan sedangkan yang ada di daerah pegunungan bekerja sebagai petani dan mengelolah kebun mereka." Jelas pak kades

"Oh pantas saja tadi suara ombak terdengar sampai disini. Perjalanan kami kesini tak henti-hentinya aku takjub akan pemandangannya yang woah ini. Bakal betah saya disini pak." Seru Varo langsung di cubit oleh Maria

"eh Kontrol!"

Semuanya ketawa melihat kelakuan Varo. Memang gak ada malunya sama sekali tuh anak.

"Disini sekolahan SD sampai SMA dekat pak?" Tanya Juwita

"SD sama SMA dekat dari sini, kalau SMP belum ada di desa. SMP ada di desa sebelah jaraknya 30 menitan kesana jika pake motor" jelas pak Desa

Kita semua menganguk sambil melanjutkan makanannya. Cukup jauh ternyata jarak SMP

"Kami berharap anak KkN dapat membantu masyarakat disini. Kami sekarang kesulitan karena belum memiliki pasar, masyarakat masih harus beli sayuran dari desa sebelah atau dari hasil bumi" lanjut pak desa

"Oh jadi pasar sama sekali belum ada. Mungkin nanti kami bisa memikirkan kembali pak dan ditambahkan pada Prokja kami" jawab Bayu

"Disini masyarakat mengambil air dimana pak?" Tanya Alino

Kami semua menganguk setuju dengan pertanyaan Alino sambil menunggu jawaban dari pak kades. Benar juga air itu adalah kebutuhan utama.

"Masyarakat disini memanfaatkan air sumur yang berada di perbatasan desa. Sekarang adalah musim panas. banyak sumur yang kering. Sumur disana adalah salah satu sumur yang masih ada airnya."

"Berarti semua masyarakat mengambil air dari sumur itu?" Tanyaku

"Iya benar" kata pak kades singkat

Setelah itu masih banyak yang kami perbincangkan sambil makan. Kami diperbolehkan menggunakan motor yang ada di rumah pak kades. Motor itu motor tua namun masih bisa digunakan.

Setelah banyak berbincang akhirnya kami menuju rumah yang akan menjadi tempat tinggal kami.

Rumah itu merupakan rumah kosong yang tidak ditempati oleh warga. Sudah hampir 3 bulan kosong. Posisi rumah sangat dekat dengan SD. SD berada disampingnya. Ketika kami sampai saja sudah banyak anak-anak SD yang mengerumuni kami. Aku seperti ngerasa di sambut bak pejabat haha. Mereka terlihat lucu dan menggemaskan.

KKN 21Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang