part 26✨

45 10 0
                                    

         Beberapa tahun yang lalu ketika Shea berumur sekitar 5 tahun, rumahnya ramai didatangi para pelayat. Waktu itu Shea masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Salah satu dari tetangganya menjemput Shea di sekolah. Alangkah terkejutnya Sheaa setelah mendapati rumahnya yang ramai, Shea pikir itu adalah tamu-tamu Papanya. Secara, Arrafi adalah bos besar yang memiliki banyak cabang perusahaan. Shea mengetahui bendera kuning berkibar. tapi, Shea kecil mana tahu kalau itu lambang kematian.

         Shea kecil yang saat itu belum mengetahui banyak hal, dikagetkan dengan jenazah yang sudah dibungkus dengan kain kafan.
         "Mama, pocong!" ucapnya sambil memeluk erat Amifa, ketakutan Shea melambung ketika melihat sosok yang disebutnya pocong itu tergeletak di dalam rumahnya. Amifa yang saat itu Tengah menangis, hanya bisa membalas pelukan Shea kecil.

"itu bukan pocong Shea. Itu kakakmu, Kak Clara!" ucap Amifa di tengah isaknya.

          "Kak Clara?" ucap Shea panik.
Amifa mengangguk.

          Tak lama, Arrafi datang menghampiri Amifa dan Shea kecil, lantas menggendong Shea untuk dijauhkan dari jenazah Clara. Shea kecil berteriak keras dan mengerang dalam tangisnya ketika Arrafi membawanya ke kamar, lantas menguncinya.

        "Papa buka Papa! Shea takut!" teriak Shea sambil berusaha mengedori pintunya.

"Diam. jangan cengeng kamu. Jangan jadi murahan seperti kakakmu!" bentak Arrafi dari luar kamar.

       Clara Kartika Gerald. Begitulah nama dari almarhumah kakak kandung Shea Katrina Gerald. Usianya sekitar 16 tahun wajahnya cantik dan berpostur tinggi, sama seperti Shea saat ini. Usianya yang terpaut 11 tahun dengan Shea itu membuatnya begitu menyayangi Shea.

  
        Clara yang saat itu meninggal dalam kondisi kurang wajar, membuat Amifa tak percaya. Bukan hanya Amifa tapi juga Arrafi. Kepandaiannya di berbagai bidang mata pelajaran membuatnya dengan mudah mendapat berbagai penghargaan dari Olimpiade. Namun, seperti mimpi, Clara yang dulunya adalah kebanggaan orang tua dan keluarga, kini mendadak mencemarkan nama baik keluarga Gerald.

          Pasalnya, Clara yang saat itu masih duduk di bangku kelas 10 ditemukan mati terbujur kaku di toilet sekolahannya. lebih parahnya lagi Clara ditemukan dalam kondisi tanpa busana. Dan setelah diselidiki ternyata Clara mati dibunuh oleh teman kelasnya yang berjenis kelamin laki-laki. sebelum membunuhnya, si laki-laki tersebut mempersetubuhi Clara dengan paksa Clara yang saat itu sudah berteriak mengerang kesakitan membuatnya semakin tak berdaya.

         Dan setelah diselidiki lebih lanjut. Si laki -laki tersebut anggap saja X. Bergantian memasukkan kelaminnya ke kemaluan Clara dengan 2 temannya yang lain Anggap saja y dan Z.

         Diduga X, Y, dan Z. Adalah korban cinta bertepuk sebelah tangan Clara. Ketiganya dulu sama-sama mengagumi sosok Clara. Namun, apa boleh buat Jika hati sudah dibutakan oleh cinta. ketiganya pun nekat untuk menyetubuhi Clara di toilet. Lantas membunuhnya dengan cara mencekik lehernya hingga Clara tak berdaya.

         Arrafi dan Amifa yang saat itu sedang berada di kantor, dibuat kaget oleh telepon dari sekolahan yang mengatakan bahwa Clara meninggal dunia.

        Setelah kejadian itu sikap Arrafi terhadap Shea berubah drastis. Shea yang dulunya selalu dibiarkan bermain di dunia luar, kini mendadak dikurung seperti tahanan narapidana. Jangankan keluar bermain di dalam rumah pun dibatasi.

        "Papa. Shea mau keluar" rayu Shea kecil kepada Arrafi.

"Diam kamu. jangan pernah keluar rumah tanpa seizin Papa!" bentak Arrafi. Shea kecil pun hanya bisa menangis.

       "Pah, jangan keras-keras sama Shea dong. Kasihan dia masih kecil!" sahut Amifa.

"Maka dari itu. Mumpung dia masih kecil, jangan dibiarin ngelayap!" bantah Arrafi.

      Amifa pun terdiam. Ia sungguh mengasihani Shea kecil. Akhir-akhir ini, Shea sering menangis karena Selalu dimarahi Arrafi.

       "kasihan" ucap  Amifa lirih.

"Papa juga kasihan. tapi, ini juga demi kebaikan Shea sendiri. Cukup Clara yang menghancurkan kepercayaan Papa, Shea jangan. Masa depan Clara yang seharusnya Cemerlang. Tapi, justru gelap gulita!" terang Arrafi.

"Besok papa mau ke Bali untuk mengurus perusahaan cabang Bali. Sekaligus Papa juga mau menenangkan diri supaya Papa bisa cepat-cepat lupa tentang Clara" lanjut Arrafi.

       "Bagaimana dengan aku dan Shea Pah?" tanya Amifa.

"kamu sama Shea di Jakarta saja. Papa selalu ingat Clara Kalau ngelihat Shea" ucap Arrafi.

CASSERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang