Part 87✨

19 4 2
                                    

    Hari demi hari berlalu begitu saja, meninggalkan cerita suka maupun duka. Sudah hampir 2 tahun sosok Abi tak muncul di permukaan kehidupan Shea. Suasana baru dan tentunya orang baru membuat Shea tak lagi kesepian. Jika dulu Shea takut membayangkan bagaimana di ajika tanpa Abi, apajadinya dia, se sepi apaketika tak lagi Bersama Abi. Kini bayangan kelam itu sirna oleh hadirnya Drevana.

    Drevana Eaghi Elvandra. Orang baru yang dengan susah payah berusaha masuk dalam kehidupan Shea. Memaksakan diri untuk merebut posisi Abi dikehidupan Shea. Lambat laun Drevana mampu melakukan itu, menjadi teman sekaligus sandaran untuk Shea.

   Perginya Abi sama dengan hadirnya Drevana. Hampir 4 tahun pula Drevana menemani Shea. Entah teman entah apa. Drevana sadar jika ia telah tertarik kepada Shea sejak awal mereka bertemu. Bahkan, sejak Drevana belum tahu jika Shea, sosok yag dikaguminya itu adalah sahabat sekaligus mantan orang-orang yang pernah bermasalah dengannya di tahun silam.

    Mengagumi tanpa memiliki. Sampai detik kesekian ini, Drevana tak pernah sama sekali mengungkapkan perasaannya terhadap Shea secara resmi. Namun, sikapnya seolah-olah Shea adalah miliknya yang tak boleh dimiliki orang lain. Bukannya tidak berani atau taka da nyali, pasti ada alas an yang membuat Drevana menggantungkan Shea.

   Sikap manja dan manis yang Drevana perlihatkan membuat Shea nyaman di dekatnya. Drevana memang beda,  ia tipikal cowok yang dingin dan cuek, tapi jika dengan Shea, sikap itu bisa sirna begitu saja. Dengan Drevana pula, Shea merasa hidupnya lebih aman. Soal Rangga, ia benar-benar tak lagi mengusik kehidupan Drevana dan Shea setelah turnamen hari itu. Rangga benar-benar menepati janjinya. Tak jarang Rangga memergoki Drevana ketika tengah Bersama Shea, namun ia hanya diam, sesekali ia menyapa Shea, hanya Shea, tidak dengan Drevana.

    Berita kedekatan Shea dengan Drevana sudah menyebar ke penjuru SMA Garuda, bahkan tak jarang anak SMA Pancasila pun mengetahui berita ini. Wajar, Drevana sering memposting dirinya dengan Shea di akun instagramnya.
Sekarang Shea sudah berada di tingkat akhir jenjang SMA. Sebentar lagi, ia akan melaksanakan ujian kelulusa. Banyak yang sudah Shea persiapkan, ia mengatur jam belajarnya menjadi 2 kali lebih lama dibanding jam belajarnya yang biasa. Ia juga sering bersama dengan Dhea dan Richard. Lebih sering lagi Bersama Drevana.

   Jika ujian kelulusan akan dilaksanakan sekitar satu bulan ke depan, maka masih ada kesempatan untuk Shea terus meningkatkan belajarnya. Di bulan-bulan terakhir seperti ini, Shea ingin menikmati masa SMA nya lebih lama lagi.

“ Cepet banget ya, bentar lagi kita lulus” Ucap Dhea ketika tengah berada di dalam kelas Bersama Shea. Sedangkan Richard dan Drevana takt ahu entah pergi ke mana.

“ Iya Dhe….Secepet ini ya” Jawab Shea sambal menutup buku yang tadi dibacanya.

“Jadinya, lo mau nerusin dimana?” Tanya Dhea lagi.

“ Eh belum tahu Dhe, gue belum ngomongin lagi ke bokap nyokap gue. Lo sendiri, gimana?”

“ Kayaknya gue jadi ambil psikologi deh, tapi kampusnya masih bingung mau pilih mana.”

“ Ga pingin ambil di luar negeri?”

“ Hah? Ogah. Luar kota aja gue ogah-ogahan apalagi luar negeri. Gue ga bisa kalo LDR sama bebeb Richard!”

“ Hu….Dasar!” Ucap Shea sambal meraup wajah Dhea pelan.

“ Lo sama Drevana, gimana She?” Tanya Dhea lagi.

“ Gimana apanya? Ga gimana-gimana tuh”

“ Status lo masih digantung?”

“ Nggak”.

“ Udah ditembak?”

“ Nggak juga”

“ Berarti lo masih digantung She…”

“ Gue ngga ngerasa digantungin Dhe…”

“ Itu karena lo kebiasaan! Kebiasaan digantungin kan, She…Abi suka sama lo dari dulu, tapi dia ga mau ngungkapin!”

“ Ya tapi pada saat itu Abi sama Ranya!”

“ Ga ada Abi sama Ranya! Hubungan mereka itu pura-pura. Itu semua Cuma belas kasihan Abi ke Ranya. Abi Sukanya sama lo She… Kenapa sih Abi ngungkapin perasaannya ketika kalian akan pisah lama. Dan lo, kenapa lo baru menyadari perasaan lo ketikakalian udah bener-bener pisah. Gue gamau kisah lo sama Abi Kembali terulang saat lo sama Dreva. Gue ga mau ada Abi part dua!”

“ Drevana ga suka sama gue Dhe…”

“ Nah…Ini nih kelemahan lo, lo itu ga peka sama diri lo sendiri. Jangan bohongin diri lo Shea…Lo suka kan sama Drevana?” Shea terdiam.

“ She… Lo masih belum yakin kalo Drevana itu suka sama lo? Ga semusnya itu bisa diungkapin She, lewat sikap Drevana yang beda ke elo dari cewek-cewek yang lain, itu udah cukup ngebuktiin kalo Drevana suka sama lo, Dia sering kan gombalin lo, bikin lo baper, bikin lo salting, bikin lo greget. Itu semua tanda kalo cowo itu emang suka sama lo She…. Ya ampun punya temen cantik tapi kok bego banget kalo soal cinta”

Shea masih tetap terdiam, tak beranjak sedikit pun dari teritorinya. Sedangkan Dhea sudah seperti kepiting rebus menjelaskan masalah percintaan kepada Shea.

“ Huh…Jadi intinya, lo suka ga sama Drevana?” Tanya Dhea sedikit pasrah.

“ Gue belum tahu Dhe. Di hati gue masih ada Abi. Gue belum bisa menyimpulkan perasaan gue ke Drevana. Tapi gue juga nyaman sama Drevana.”

“ Parah lo, suka sama dua cowok sekaligus.”

“ Ga gitu. Gue suka sama Abi, dan gue nyaman sama Drevana. Gue merasa kalo jiwa gue lebih hidup ketika diisi Drevana.”

Kini giliran Dhea yang terdiam. Menganalisis maksud perkataan Shea barusan.

“ Jadi lo masih ngarepin Abi?”

“ Masih. Sampai selamanya pun masih. Kalaupun Abi Kembali bukan sebagai jodoh gue di masa depan, gue berharap Abi Kembali sebagai sahabat gue di masa silam. Intinya tetep kedatangan Abi yang gue tunggu.”

“ Bahkan ketika Abi ga lagi kasih kabar ke lo sama sekali? Ketika lo udah jarang banget nyamperin bokap nyokap nya?”

“ Itu ngga penting Dhe… Yang gue harepin Cuma Abi Kembali hadir dihidup gue sekalipun bukan dia lagi yang jadi tokoh utamanya.”

“ Emm… She… Kata-kata lo … Berhasil buat hati gue pargoy nih…” Ucap Dhea lantas merangkul tubuh Shea.

Tiba-tiba segerombol anak-anak cowok kelas Xll-IPS 3 melebur masuk kelas dengan kericuhan. Tidak terkecuali dengan Richard dan Drevana yang juga ada dalam gerombolan tersebut.

“ Shea….Shea…” Ucap drevana sambal berlari kecil menghampiri Shea. Richard yang tak mau kalah pun menghampiri Dhea.

“ Habis ngapain sih, Drev?” Tanya Shea sedikit panik.

“ hahaha… Tadi kan ada anak kelas 11 IPA praktik di Lab. Biologi, nah… Gue sama temen-temen masuk dong, pengen liat-liat … terus di sudut lab ada meja Panjang yang diantaranya ada jejeran gelas isinya cairan warna kuning, ada yang kuning cerah, kuning kunyit, kuning keruh, kuning jeruk, kuning kaya giginya Richard…macem-macem deh…Karena gue penasaran, Gue samperin deh, eh Taunya si Rega nabrak gue sampe gue nyungsep dan nyenggol sisi meja. Semua yang ada di atas meja tumpah dong….Eh baunya ngga enak banget, dan ternyata cairan kuning itu pipisnya semua anak kelas itu. Mereka lagi praktik tes urine….Tumpah semua deh tuh…Terus kita kaburr…hahaha….” Ucap Drevana Panjang lebar. Sontak Shea dan Dhea terbahak mendengar cerita Drevana.

    Belum puas tertawa, seorang guru Biologi kelas 11 bernama Bu Owen menghampiri kelas 12 IPS 3.

   “Anak kelas ini yang tadi buat kericuhan? Anak laki-laki ikut ke ruangan saya semuanya!” Putus Bu Owen lalu meninggalkan kelas. Sontak seisi kelaspun Kembali bersorak.

CASSERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang