part 47✨

34 5 0
                                    

         Hari ini juga, jenazah almarhummah Ranya di makamkan. Berita tentang meninggalnya Ranya si anak kelas XII - IPA 2 pun menyebar dengan cepat di SMA Garuda. Pasalnya, hampir semua Anak Smaga mengenal sosok Ranya karena dia adalah kembaran Rangga si top five handsome di SMA Garuda.

         Kediaman almarhumah pun masih ramai dipenuhi oleh guru-guru dan beberapa Murid SMA Garuda. Sebagian besar tak dapat menyangka bahwa Ranya akan pergi secepat ini.

        "kamu yang sabar ya Ga!" ucap Clarissa pada Rangga, padahal di sebelahnya ada Shea. Dasar enggak punya malu.

"Sebelum almarhumah meninggal, Dia ada pesan buat kita semua enggak Ga?" tanya Amzar si ketua kelas XII - IPA 2  yang hanya dibalas dengan gelengan kepala oleh Rangga.

         Semua anak kelas XII - IPA 2 memutuskan untuk tetap tinggal di kediaman almarhumah, karena sebagai teman sekelas harus saling menguatkan.

"Lhoh. Abi mana?" ucap Amzar sambil menatap sekeliling.

          "Lhoh, iya ya. Dari tadi kok enggak kelihatan." sahut Okta anak kelas XII - IPA 2 juga.

        Seketika suasana menjadi ricuh karena semua sibuk bertanya di mana sosok Abi, kenapa tak terlihat batang hidungnya? padahal yang meninggal adalah pacarnya.

    "...Abi kemana sih?..."
    "... bisa bisanya pacarnya meninggal tapi dia malah nggak ada!..."
    "...Coba telepon deh!..."
    "... jangan-jangan dia masih tidur?!..."
    "... Parah sih tu orang!..."

Gemuruh suara anak XII - IPA 2.

         "Abi kecelakaan!" sahut Shea singkat yang berhasil membungkam mulut mereka semua. Sontak mata mereka membelalak menatap Shea.

"lo seriusan She?" tanya Amzar kepada Shea. jelas Amzar mengenal sosok Shea, karena Abi selalu bersama Shea ketika di sekolah dulu.
Shea mengangguk mantap atas pertanyaan Amzar barusan.

  "... terus dia sekarang di mana?..."
  "... dia Nggak apa kenapa-napa kan?..."
  "... kondisinya gimana?..."
  "... parah nggak?..."
  "... Sampai dibawa ke RS?..."

Borong Okta kepada Shea. dialah yang nampak paling khawatir di antara yang lain.

         "Rumah sakitnya sama kayak punya Ranya, luka bagian kepalanya." jawab Shea sekenanya.

"gimana kalau kita sekarang jengukin Abi?" tanya Okta kepada Amzar untuk segera mengambil keputusan.

         "Tapi gimana sama Rangga?" tanya Amzar bingung. Tentu ia bingung karena sebagai ketua kelas, 2 musibah besar telah dialami anggotanya. Satu meninggal yang satunya lagi kecelakaan. Benar-benar hari duka untuk kelas XII - IPA 2.

"kalian jengukin Abi aja, biar gue yang nemenin Rangga" ucapkan Clarissa, Shea yang mendengarnya itu jelas merasa sedikit risih dengan perhatian Clarissa kepada Rangga Yang terkesan berlebihan jika status mereka hanya sebagai teman.

        "Oh. ya udah kalau ada apa-apa kabarin kita ya Sa!" ucap Amzar yang hanya mendapat anggukan kepala dari sang lawan bicara.

        "Shea. Bisa anterin kita ke rumah sakitnya Abi?" tanya Amzar kepada Shea.

"enggak bisa. gue mau nemenin Rangga aja. nanti gue share location deh buat detailnya kamar Abi" jawab Shea. Amzar mengangguk mantap, lantas mengerahkan teman-temannya untuk segera menuju Rumah Sakit.

         Kini hanya tersisa Shea, Rangga, dan Clarissa di dalam rumah. Sedangkan, Reynald di teras rumah sedang berbincang dengan beberapa petakziah yang masih tertinggal.

        Rangga kini tengah diapit oleh dua cewek cantik. Shea di sebelah kanannya, dan Clarissa di sebelah kirinya. Sedari tadi Clarissa terus menggenggam tangan Rangga. Sedangkan, Shea hanya bisa diam dan menyaksikan.

       "Ranggam Coba deh lo Tarik napas yang panjang, terus lo hembuskan perlahan. Biar lebih rileks sedikit!" ujar Clarissa. Rangga pun mulai melakukan intruksi dari Clarissa.

       "Rangga lo harus kuat, gue yakin lo bisa melewati cobaan ini. Ingat, Allah nggak akan pernah menguji hambanya diluar batas kemampuannya. Jadi, Allah menguji lo kayak gini itu karena lo mampu, lo pasti bisa hadapin ini semua Ga!" tutur Clarissa yang begitu sopan masuk ke telinga.

       Shea jelas mendengar itu semua. Rasanya hati saya seperti di potong dengan belati. Mengapa Clarissa bisa sedekat ini dengan Rangga?

"Makasih ya. Udah selalu ada buat gue. Makasih buat support-nya selama ini" jawab Rangga.

         "Eemmm Sayaaaang!" ucap Clarissa manja lantas memeluk Rangga. Anehnya Rangga juga membalas pelukan Clarissa. Gatal.

         Hati Shea kini semakin tak karuan. Bisa-bisanya Rangga berpelukan dengan orang lain di hadapannya, tanpa sensor pula. Sebagai seorang wanita, Shea hanya bisa menangis. Shea tidak bisa marah karena sedang dalam keadaan duka.

      
        Apa seperti ini yang dulu Ranya rasakan ketika Abi dan Shea bermesraan di hadapan Ranya?!. padahal jelas jika Abi dan Shea hanya sepasang sahabat. Tapi, mengapa sesakit ini, kini Shea sangat merasa bersalah kepada Ranya. Betapa sangat menyakitkan nya posisi Ranya saat itu. Sedangkan, Abi dan Shea sama-sama tak menyadarinya.

     
       Sesaki ini jika melihat orang yang kita cintai bermesraan dengan orang lain di depan mata kita sendiri.

       "Lo hebat Nya bisa bertahan sejauh ini. Padahal hati lo benar-benar terluka. Gue minta  maaf ya Nya, apa yang dulu lo rasakan sekarang gue rasakan. Ranya hebat!" batin Shea.

CASSERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang