Satu bulan berlalu setelah meninggalnya Ranya. Kehidupan Abi dan Shea kembali berjalan sebagaimana mestinya. Kini, Rangga tak lagi hadir di kehidupan Shea, begitupun dengan Clarissa.
Lusa akan diadakan ujian untuk kelas 12 SMA Garuda. Berbagai persiapan pun sudah dilakukan Abi untuk menghadapinya.
Ketika jam istirahat, Abi menghampiri meja kantin Shea, Dhea, dan Richard.
"nanti pulang sekolah main ke rooftoop apartemennya Iqbal yuk l!" ajak Abi to the point.
"ngapain? ntar gue masuk angin terus disangka hamil lagi gimana?" ucap Shea sambil tersenyum simpul.
"yee, lo masih ingat aja!" celetuk Abi sambil menoyor kepala Shea.
"kejadian itu baru satu bulan yang lalu. Ya kali gue lupa. Gue bukan orang pikun!"
"ya nggak pikun tapi pelupa" sambar Abi lantas terbahak. Sedangkan Shea hanya bisa mengerucutkan bibirnya.
"udahlah ya. Bisa ya?" ulang Abi.
"ngapain?" geram Shea.
"Katanya lo pengen lihat sunset di sana. Nah karena nanti gue mau ke sana makanya gue ajakin lo"
"ya udah deh, oke"
"Richard sama Dhea kalau mau ikutan juga nggak apa-apa makin rame makin seru juga" ucap Abi sambil menatap Richard dan Dhea.
"Kemana?" tanya Richard bingung.
"udah ikut aja, nanti tempatnya gue share location!" jawab Abi.
"nanti juga ada temen-temen gue. jadi kalau lo mau ajakin temen lo yang lain juga nggak apa-apa" tukas Abi. Lawan bicaranya pun hanya bisa mengangguk mantap.
"nanti ke sananya habis gue bimbel ya?" ujar Abi.
"gila gue nungguin lo bimbel?" sambar Shea.
"cuma sebentar, soalnya udah bimbel terakhir"
"terus gue tungguin di mana?"
"Tungguin depan kelas gue aja, cuma sebentar kok... Janji deh"
"iya iya!" jawab Shea pasrah.
"nah sip. Ya udah, see you ya buat nanti!" teriak Abi sambil melenggang pergi meninggalkan meja Shea CS.
Bel pulang telah dibunyikan, siswa kelas 10 dan 11 telah berhamburan keluar dari sarangnya. Sedangkan kelas 12 diharuskan untuk tetap tinggal di kelas untuk mengikuti bimbingan belajar.
"She, gue sama Richard pulang dulu ya" ucap Dhea ketika berada di ambang pintu kelasnya.
"nggak jadi ikutan?" tanya Shea.
"tinggal ntar deh, soalnya mamanya Richard nyuruh gue main ke rumahnya"
"Anjai, gercep banget lo" goda Shea.
"Bukannya gitu, tapi gimana lagi kan kalau diundang harus menghargai dong"
"Iya iya BTW jantung aman?"
"Aduh jangan tanya deh kalau itu, udah mau copot nih"
"Haha ya udah sukses ya!" ucap Shea dengan tangan mengepal di udara. Dhea membalasnya lantas melenggang pergi meninggalkan Shea seorang diri.
Perlahan Shea melangkahkan kakinya menuju kelas Abi, 12 IPA 2. Langkahnya santai namun pasti. Menelusuri koridor yang sepi bukanlah kesenangan Shea, ditambah kelas Abi yang berada di area belakang sekolah. Tapi, mau bagaimana lagi ini adalah tuntutan dari pada Shea menunggu di kelasnya sendiri bisa-bisa ia habis di godai anak basket yang hari ini tengah mengadakan latihan rutinan.
Shea mendaratkan pantatnya di sebuah kursi panjang yang berada di depan kelas Abi matanya menyapu ke sekeliling. Suara guru terdengar bersahut-sahutan dari area kelas 12. Shea memilih untuk memainkan smarthphone nya yang sedari tadi ia genggam, mula-mula Shea membuka aplikasi Tik Tok, namun tak lama ia mulai bosan lantas beralih ke aplikasi Wattpad, ia dapat menemukan berbagai genre cerita dari aplikasi tersebut.
Sekitar 30 menit berlalu, terdengar suara pak Ferry guru pengajar mata pelajaran Fisika dari kelas Abi
"Oke sebelum pulang, saya mau kasih kalian tiga pertanyaan, yang bisa jawab silakan pulang!" ucap Pak Ferry.
"ah pakk Nggak usah deh..."
"... udah laper nih..."
"... Lain kali aja pak..."
"... 1 soal aja Pak..."
"... udah ngebug otaknya...""...kapan-kapan aja Pak..."
Bersahut-sahut suara anak kelas 12 IPA 2 yang tidak setuju dengan pernyataan Pak Ferry.
"sudah yang bisa menjawab 3 soal langsung pulang!" ucap Pak Ferry.
"pertanyaan pertama. Sebuah benda bermassa 1 kg jatuh bebas dari ketinggian 5 m Jika setelah menumbuk lantai benda memantul dengan kecepatan 2 MS min 1 (g = 10 MS min 2). besarnya impuls pada benda adalah....?" beberapa siswa yang ahli dalam bidang mata pelajaran Fisika pun mulai memainkan Polpennya untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang baru saja Pak Ferry lontarkan.
"12 NS Pak!" jawab Abi mantap sambil mengangkat tangan kanannya ke udara.
"oke benar Abi. Pertanyaan kedua. Sebutir peluru bermassa 0,01 kg ditembakkan dengan kecepatan 200 m/s peluru bersarang pada ayunan balistik bermassa 1 kg Jika diketahui percepatan gravitasi g = 10 m kuadrat tinggi maksimum yang mampu dicapai ayunan adalah...." sambar Pak Ferry, lagi lagi beberapa siswa yang kembali mahir kembali menggoyangkan polpennya. Begitu pula dengan Abi. Sedangkan beberapa siswa yang zonk mata pelajaran Fisika hanya bisa pasrah dan berserah.
"19,6 cm, pak!" sahut Abi lagi.
"mantap Abi. Kamu benar lagi. Pertanyaan terakhir. 2 bandul sederhana masing-masing 60,5 cm dan 50 cm bandul 60,5 cm digetarkan frekuensinya 1 hz jika bandul 50 cm digetarkan berapakah frekuensinya?..." lagi lagi dan lagi. Abi kembali memainkan pulpennya seperti pada pertanyaan pertanyaan yang sebelumnya.
"1,1 hertz, pak!" sahut Abi yang diakhiri dengan senyum kelegaan.
"Bagus benar semua. Tepuk tangan buat Abi dong guys!" tukas Pak Ferry sambil memberi tepuk tangan untuk Abi.
"udah ya pak, saya boleh pulang?" ucap Abi.
"kamu kok semangat sekali Abi?" tanya Pak Ferry.
"saya sudah ditunggu doi di depan kelas pak!" jawab enteng Abi yang membuat seisi kelas menjadi ricuh.
"Oh ya sudah, dan yang lainnya boleh pulang!" ujar Pak Ferry.
"lah kok semuanya Pak?" protes Abi.
"ya kan tadi saya bilang, yang bisa jawab 3 pertanyaan boleh pulang, kamu udah jawab semuanya, berarti semuanya boleh pulang!" tutur Pak Ferry. Sontak seisi kelas 12 IPA 2 pun bersorak ria.
Abi menyalimi tangan Pak Ferry lantas melenggang pergi ke luar kelas.
"Shea, sayang?" sapa Abi setelah menemukan sosok Shea.
"ih, gatel lu!" ujar Shea. Abi mengulurkan tangannya lalu Shea membalasnya dan mereka pun berjalan berdampingan menelusuri koridor sambil sesekali tertawa ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASSERIO
Fiksi Remaja"Gue adalah bulan di malam hari, elo bintangnya, dan dia cuma awan hitam yang menghalangi kita untuk bersinar." Abi dan Shea. Dua insan yang terjebak dalam teritori persahabatan. Abi menyadari perasaan lebihnya kepada Shea, tapi mengapa Abi justr...