S A T U

42.7K 814 93
                                    

Selamat Membaca...

Pagi itu suasana kampus masih sepi. Orang-orang banyak yang belum berlalu lalang. Langkah kaki seorang gadis berjalan memasuki gerbang tempat ia menimba ilmu sambil diiringi music, earphone yang melekat pada telinganya. Tidak ada kasak kusuk, karena teman-temannya belum ada yang datang sepagi ini.

"Jangan mendengarkan music di telinga. Tidak baik buat kesehatan telingamu."

Bulan berhenti berjalan ketika seseorang menarik earphone yang berada di telinganya. Ia terdiam menatap seseorang itu sambil menaikkan alisnya. Ia ingin menilai Seperti apa seseorang yang berada didepannya ini. Seperti yang dikatakan oleh Nissa, Pak Akbar memang memiliki sifat yang cenderung pendiam dan kaku. Ia adalah orang yang disegani oleh semua dosen serta mahasiswanya. Tidak banyak mahasiswa yang dekat sama beliau. Tapi Bulan berfikir pendiam darimana?

" Saya hanya mendengarkan music pak."

" kenapa mendengarkan music sepagi ini? Lebih bagus membaca buku. Ada banyak manfaat nya."

Apa? " Maaf Pak. Saya menghargai nasehat dari Bapak. Tapi Bapak mungkin tidak tahu music itu dapat membuat pikiran sedikit lebih tenang." Dalam hati aku berkata apanya yang kaku dan pendiam? Malahan ini sangat pengertian kepada mahasiswanya.

"Saya tidak mengerti jalan pikiran anak muda zaman sekarang."

Baru hari ini Bulan bisa melihat Pak Akbar sedekat ini. Sudah Dua tahun Bapak Akbar Bekerja di Kampus ini, untuk saling menyapa saja tidak pernah. Bukan ketidaksukaan Bulan terhadap dosennya, tapi hanya saja ia malas untuk mencari tahu dan malas ikut-ikutan menggosip tentang berita di kampus tempat ia menimba ilmu.

"Membaca dapat menambah imu pengetahuan."

Pak Akbar memberiku sebuah buku bahan ajarnya.

Sebelum ia pergi, ia berkata " Sering-seringlah membaca buku dan lakukan lah hal yang bermanfaat. Baik bagi diri sendiri maupun orang lain."

Dia menasehati ku sampai segininya? Mungkin dia mengganggapku seperti adiknya kali ya?

" Kenapa tidak bapak kasih saja bukunya kepada orang yang membutuhkan?"

"Kamu tidak mau?"

Aku menghela nafas dengan pelan, Ketika ia menuntut jawaban yang lebih dari ucapanku. Bukankah seharusnya dia mengasih buku ini kepada mahasiswa atau mahasiswi nya yang betul-betul membutuhkan? Aku masih bisa membelinya, tahukah Bapak Akbar bahwa aku tidak membutuhkan buku ini?

"Melihat ekspresi mu, saya sudah bisa menebak."

Aku hampir terkejut mendengarnya. Pikirannya terhadap ku rupanya bisa ia tebak dengan tepat. Kenapa tidak? Bahkan ia bisa membaca gerak gerik seseorang. Dikarenakan ia adalah Dosen Bimbingan dan Konseling.

" Terimakasih atas bukunya Pak, saya pamit undur diri." Aku tersenyum tipis dan menganggukkan kepala lalu pergi dari hadapannya menuju kelas yang sudah dekat di depan mata.

" Bulan." Aku tak sadar ketika dipanggil oleh temanku Nissa.

"Lo kenapa sih? Ada banyak masalah? Eh- tunggu dulu itu bukunya siapa sih yang Lo pegang?" Tanya Nissa menaikkan alisnya sambil merebut buku yang aku pegang.

Nissa membolak-balikkan buku nya, lalu tak lama membukanya dan ekspresi nya sungguh membuat aku tertawa ngakak. Ia ternganga dan langsung memukul meja dengan reflek. Sehingga teman teman yang sudah berada di dalam kelas langsung saja melihat kearahnya.

" Sorry...sorry gue tadi reflek guys karena terlalu semangat. Ujar Nissa meringis malu sambil menggaruk kepalanya.

" seriusan ini bukunya si Bapak Akbar Dosen yang lagi hangat-hangat nya digosipan?

Aku hanya menganggukkan kepala lalu menceritakan kejadian yang terjadi tadi pagi. " Demi apa si Bapak mau menyapa elo Lan? Mubazir tahu! Mending gue yang disapanya, bakalah gue bikin dia klepek-klepek sama gue. Nah lo, udah dikasih buku malah pasang tampang ekspresi gak mau. Bikin gue kesal aja jadinya.ujar Nissa menyikut Bulan, berbisik pelan "dia memang udah matang sih lan, tapi kita kagak ada yang tahu kan yang namanya jodoh.bisa jadi elo ataupun gue kan yang akan mendampinginya." Karena takut semua orang akan mendengarnya.

"Aku enggak mau!

"Sekarang bilang enggak mau. Besok siapa yang tahu kan? Ujar Nissa menggoda ku sambil cekikan.







Cerita baruuuu....

Dikarenakan ada ide yang berkeliaran di kepala saya, maka Saya putuskan untuk membuatnya :)

Gimana dengan partnya? Kalau bagus nanti saya lanjut. Komen ya dan juga like.

ISTRI KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang