T I G A

18.2K 639 64
                                    

Selamat membaca...

"Saya pria yang sudah beristri."

Aku hanya diam mendengarkan perkataannya. Terus kenapa kalau sudah beristri? Bapak mau promo atau gimana sih?

Tujuan yang sebenarnya aku kesini apa. Kok malah diam kayak gini. Beliau juga menatap ku dalam, aku dibuat risih oleh pandangannya. Aku menghormati beliau makanya aku mau mau saja bertemu dengannya sebentar. Tapi kalau suasana nya kayak gini aku harus gimana coba?

Ekhm..

"Bapak ada perlu sama saya? Kalau tidak ada saya keluar."

"Kamu cantik, baik dan juga sopan."

Bapak Akbar ini kenapa ya? Kok ngomong nya kayak ngelantur. Bikin bête deh. Dan untuk apa bilang cantik? Tapi kalau iya pengen memuji kenapa harus diruangannya coba. Diluarkan juga bisa.

Aku hanya bingung dengan perkataannya. Masih sambil berdiri dan beliau duduk di kursi kebesarannya. Bukannya pak Akbar jahat. Bulan saja yang tidak mau untuk duduk. Dia takut kalau kelamaan duduk nanti bakal lama ceritanya. Makanya ia memilih untuk berdiri saja.

Aku bukan wanita dewasa. Sedangkan beliau sudah dewasa dan juga sudah punya istri. Pantas saja aku tidak paham dengan apa yang dia maksud.

" Saya pemilih dan standar saya tinggi."

Aduh pak, anda kenapa sih?

Setibanya dirumah. Bulan tidak langsung masuk ke kamarnya. Ia memutuskan untuk ke dapur dahulu dan minum air dingin. Ia ingin melupakan pembicaraan mereka. Lebih tepatnya pembicaraan pak Akbar dengannya tadi.

Aku tidak mengenalnya sama sekali. Bertemu saja bahkan baru dua kali secara langsung.bagaimana mungkin ia bisa berkata seperti itu. Bulan emosi mendengarnya lantas meninggalkan ruangan itu dengan menutup pintu nya dengan kasar.

Setelah mandi Bulan memutuskan untuk rebahan di sofa dalam kamarnya, Sambil memainkan hp nya. Tak lama ada notifikasi masuk ke dalam WhatsApp nya. Ia langsung membukanya dan mengeryit bingung dari mana pak Akbar mendapatkan wa nya? Dia kan dosen pasti ia melihat biodata ku. Ia juga tak suka dengan pak Akbar. Ngapain sih pak kirim-kirim ini segala?

"Coba kamu lihat dan perhatikan. Ini foto Anak saya dan saya ."


" Sudah saya lihat." Balasku


"Kamu cuma balas itu saja? Apa tidak ada yang mau kamu Tanya sama saya?"


"Ada. Istri bapak dimana? Saya pengen bicara dengannya. Saya mau bilang suami nya kok suka sekali chat anak gadis orang. Atau saya titip pesan saja ya sama bapak. Bapak bilang saja saya minta istri bapak buat jagain 24 jam suaminya. Bisa?"


Aku menghembuskan nafas dengan kasar setelah mengirimkan balasan. Aku tahu perkataan ku bisa membuatnya sakit hati. Tapi aku juga menghormati rumah tangga beliau. Karena beliau dia adalah orang baik dan juga laki-laki yang sudah beristri. Aku juga menghormati istrinya. Karena aku tahu sesama perempuan perasaanya ketika suami kita chat sama gadis lain. Pasti rasanya sakit. aku juga tidak akan masuk ke dalam rumah tangga orang. Takut dicap dengan kata kasar. Toh aku juga menghormatinya sebagai dosen dan tidak lebih.




Bersambung...

Gimana dengan partnya?

ISTRI KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang