Play song on mulmed~
-Lost boy- by "Ruth B"***
Bright menatap jalanan kota yang tampak mulai gelap dari tempat ia bekerja, terlihat ramai dikarenakan saat ini adalah jam pulang kantor. Kendaraan roda dua maupun roda empat serta para pejalan kaki memenuhi hampir seluruh sisi dan sudut jalanan, seperti tak membiarkan celah bagi bumi bernafas barang sedikitpun.
"Hey! apa yang kau pikirkan bright?" ucap Tawan mengejutkan Bright.
"Ah, tidak. Hanya menatap jalanan didepan sana," jawab Bright.
"Kau jangan berbohong, aku telah mengenalmu sejak lama Bright. Bahkan sedikit cerita saja kau tak mau berbagi denganku? huh, benar-benar kau ini," Tawan berkata sembari membersihkan meja tempat ia menyiapkan kopi.
"Sudahlah tak usah dibahas, ngomong-ngomong dimana Off?" tanya Bright lalu celingak-celinguk mencari salah satu sahabatnya lagi.
Tawan pun menunjuk jari telunjuknya pada seseorang diujung ruangan yang sedang menggoda seorang wanita berkacamata, "Seperti biasa, setiap hari selalu saja dia menggoda para wanita. Aku rasa niatnya bekerja disini hanya untuk menatap setiap wanita yang datang dan mendekatinya, bukan karena dia membutuhkan uang."
Bright pun terkekeh ringan, "Biarlah, lagipula wajah tampannya pun berguna juga untuk caffe kita ini. Buktinya semakin hari semakin banyak wanita yang datang kesini."
"Apa kau lupa? justru kau yang diincar wanita-wanita itu Bright! kau saja yang tidak mau berkenalan dengan mereka. Apa kau benar-benar tidak tertarik dengan mereka?" tanya Tawan penasaran.
"Tidak," jawabnya.
"Seriously Bright?! dari sekian banyak wanita yang datang, apa tidak ada salah satu pun dari mereka yang mampu membuatmu berdebar saat pertama kali melihatnya? oh tidak, maksudku seperti terpana oleh kecantikannya, mungkin?"
Bright merasa jengah mendengar ocehan sahabat disebelahnya ini yang sangat amat bawel, "Ayolah Tawan, kau tau aku paling males berurusan dengan wanita."
"Bright dengar, ini bukan hanya soal wanita tetapi ini soal pasangan, Bright. Aku tak peduli entah pasanganmu nanti wanita atau mungkin lelaki, sama sepertiku. Apa kau benar-benar tidak mau mencari pasangan? apa kau tidak iri saat melihatku dengan New? apa kau tidak ingin juga merasakan seperti yang kurasakan? Mempunyai kekasih itu menyenangkan Bright, percayalah kau harus merasakannya," oceh Tawan tak henti-hentinya.
Bright memutar bola matanya malas, sahabatnya ini benar-benar cerewet, "Sudah kukatakan padamu, aku malas berurusan dengan hal-hal berbau cinta. Sudah jangan berbicara lagi, kau brisik sekali aku pusing mendengarnya, oh iya aku akan pulang terlebih dahulu, aku titip caffe padamu dan Off. sampai jumpa!"
Bright pun melepas apronnya dan meninggalkan Tawan yang menggeleng-gelengkan kepalanya pasrah. Selalu saja begitu, jika dirinya dan Off menasehati Bright tentang hal-hal yang berhubungan dengan percintaan, pasti dia akan menghindar ataupun pergi.
***
Dan disinilah Bright sekarang, menatap hamparan kota dimalam hari. Tak lupa kelap-kelip lampu kota yang menghiasi pemandangannya serta merasakan dinginnya angin malam yang bertiup disekujur tubuhnya.
Menggenggam gitar yang ia letakkan ditempat biasa, menarik napas beratnya seraya memejamkan matanya. Perlahan-lahan ia petik senar gitar digenggamannya sehingga menimbulkan alunan suara yang terdengar indah, terasa pas saat disandingkan dengan suara merdunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D R E A M | BrightWin
Fanfiction~Dream~ "Don't Remember Everything About Me" Jika memang mengatakannya adalah hal yang akan membuat semestanya pergi. Ia tak akan mengatakannya, tak mau dan tak akan pernah mau. Namun, Bright hanya bisa menyesal. Nyatanya, semestanya telah kembali...