Smile

107 25 9
                                    

Play song on mulmed~
-Dandelions- by "Ruth B"

***

"Bisakah kau berhenti menggangguku? aku sungguh-sungguh kali ini," ucap Bright, nadanya terdengar tidak main-main kali ini, terdengar keseriusan disana.

Bright menatap manik mata lelaki dihadapannya, ah rasanya ia tak pernah menyebut nama lelaki itu.

Hening cukup lama dengan Bright yang terus menatap mata Win, dan Win yang akhirnya menundukkan kepalanya. Tak lama kemudian Win kembali mengangkat kepalanya, namun dengan sorot mata yang tak bisa dijelaskan oleh Bright sendiri.

"Baiklah jika itu yang kau mau, setelah ini aku benar-benar tak akan mengganggumu lagi Bright," balas Win mantap seraya berdiri hendak keluar dari ruangan Bright.

Ketika tangan Win menggenggam knop pintu, dan sedetik lagi pintu itu terbuka, namun ucapan Bright menghentikan pergerakan Win.

"Berhenti mengganggu pikiranku, bisa?"

Kali ini suara Bright terdengar lembut ditelinga Win, tak ada nada marah ataupun judes disana, untuk pertama kali suara Bright terdengar sangat indah selain suara ia bernyanyi, dan Win menyukainya. Dengan segera Win berbalik dan menghampiri Bright.

"Apa Maksud dari mengganggu pikiranmu?" tanya Win bingung.

"Apa perkataanku kurang jelas?" tanya Bright balik.

"Tidak, tapi aku tak mengerti maksud perkataanmu, maksudnya apa sih?"

"Kau masih bertanya? setelah apa yang kau lakukan?!" geram Bright, mengapa lelaki bergigi kelinci dihadapannya ini tak paham-paham maksud perkataannya.

"Aku? memang aku melakukan apa?"

"Sudahlah, lupakan. Berbicara denganmu hanya menguras tenaga saja," ucapan Bright sukses membuat Win mengerucutkan bibirnya kesal.

"Setiap malam, ah tidak bahkan setiap waktu kau selalu berada dipikiranku. Ini gila, mengapa juga lelaki pengganggu sepertimu mampu mengganggu pikiranku akhir-akhir ini?" ucapan Bright sukses membuat Win terdiam dan mencerna segala perkataan yang dilontarkan oleh Bright barusan.

Win pun kembali mendekati Bright, dengan senyum yang mengembang. Padahal baru tadi ia merasa sesak karena perkataan Bright tapi lihatlah sekarang, dia tak sedikitpun melunturkan senyumannya.

"Mengapa kau tersenyum?" sinis Bright.

"Tak apa, hanya saja ingin tersenyum memang tak boleh?"

"Lalu apa yang kau senyumkan, dasar tidak jelas,"

"Senyum kan ibadah, daripada dirimu. Nih lihatlah wajahmu yang berkerut karna jarang tersenyum," ucap Win sembari menunjukkan sebuah kaca kecil dari tasnya.

"Tak masalah berkerut, yang terpenting aku masih tampan," balas Bright sekenanya.

Namun ucapan Bright mampu membuat Win terdiam, "Aku tak tau bahwa dirimu adalah orang yang sangat pede, sampai-sampai aku ingin muntah mendengarnya."

"Muntah saja, akan kuusir kau dari sini dan tak ku perbolehkan lagi kesini," ancam Bright

"Nyenyenye," balas Win.

Hari itu merupakan hari pertama bagi mereka berbincang cukup lama, cukup membuat Win terkesan.

***

"Kalau begitu aku pulang dulu," ucap Win yang hanya dibalas deheman oleh Bright pertanda ia setuju.

"Kau tak ingin mengucapkan sesuatu mungkin?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

D R E A M |  BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang