---20---

50 16 20
                                    

"Lo boleh cape, lo boleh sedih. Tapi lo gak boleh nyerah sampai sini."
-Bayu

Pov: Tempat Tongkrongan

"Lah bangsattt kalah lagi gua!" ucap Gio.

"Ya terus lo nyalahin siapa? Gue?" balas Vano.

"Emang dasarnya lo yang kacangan, main remi box aja ga bisa lo!" sambung Bayu.

"Ya gapapa lah, kekalahan gue menunjukan kalau gue ga pernah judi. Canda judi." balas Gio.

"Dih, sok iye ni anak." cibir Vano.

"Lo gak pernah judi juga ga nentuin kalo lo bakal masuk surga." ucap Bayu asal-asal an.

"Eittss, setidaknya gue udah ngurangin salah satu jalan menuju kemaksiatan HAHAYYY PAL PALE PAL PALE." ujar Gio.

"Wihhh keren juga lo." jawab Bayu.

"Kebetulan itu mah." cibir Bayu.

Gio yang mendengar perkataan Bayu sontak melotot.

"Ih anjir! Gue salah apa sih sama lo Bay? Kek nya lo nyimpen dendam gitu sama gue." ucap Gio kesal.

"Gak salah apa-apa sih, gue suka aja gituin lo." jawab Bayu.

"Dih, lo kira gue apaan? Lo kira cewek yang bisa dimainin." jawab Gio, Vano sontak menyentil dahi Gio.

Pletakk

"Anjing! Sialan si Vano. Sakit bego!" kesal Gio.

Vano tak mengubris Gio, Vano hanya menggerutui Gio dalam hati.
"Emang sialan, otak nya cetek kek akhlak nya. Disini ada Revan bego begooo!" batin Vano.

Gio yang melihat ekspresi Vano yang tiba-tiba meletot kepadanya pun mengeryitkan dahi nya, seolah-olah dia berkata, "Apaan sih anyink? Ga paham gue."

Vano pun langsung melirik kan mata nya kearah Revan yang sedari tadi hanya diam seolah-olah Vano berkata, "Ada Revan bego!".

(Vano sama Gio bisa telepati juga yah, gue kira yang bisa telepati cuman cewek pas lagi gibah diem-diem.)

Gio pun tersadar atas perkataan nya barusan.
"Yaelah bego amat sih gue, sejak kapan gue jadi bego kayak gini. Ya Allah kalo ditonjok Revan nanti gue takut kena mental breakdance." batin Gio.

"Eumm, sorry Rev gue ga bermaksud-" ucapan Gio terpotong.

"No problem." jawab Revan yang langsung memotong ucapan Gio.

Suasana menjadi hening, tidak ada perbacotan duniawi, tidak ada percakapan, dan hanya hembusan nafas yang terdengar.

"Rev, kalo misal nya gue gak nyaranin taruhan waktu itu mungkin sekarang kejadian nya gak bakal kayak gini." ucap Bayu memulai percakapan.

"Gue juga gak tau kalo akhirnya bakal jadi kayak gin-"

"Sialan lo!"
Revan memotong perkataan Bayu, dan langsung memukuli Bayu.

'Bugh'
'Bugh'

"Kalo lo gak mulai ide gila itu kejadian nya gak bakal gini anjing!" umpat Revan.

'Bugh' satu pukulan pada pipi Bayu.
'Bugh' Satu pukulan lagi di rahang Bayu.

"Pukul aja gue Rev, sampe lo lega." ucap Bayu.

Gio dan Vano pun mencoba melerai perkelahian dua orang tersebut.

"Rev, udah Rev. Gue tau lo kesel, tapi ga gini juga." ucap Gio yang berusaha menarik lengan Revan.

'Bugh' Vano memukul rahang Revan.

"Terus aja lo gebukin Bayu sampe mampus, dan setelah ini lo bakal jadi orang yang paling di benci sama Dara!." ucap Vano, Revan pun berhenti memukuli Bayu.

"Lo kira kita semua mau kejadian nya kayak gini? Enggak anjing! Lo sadar dong, kita demua juga gatau kedepan nya gimana. Otak dipake!" bentak Vano pada Revan. Revan tersadar dengan apa yang ia lakukan.

"Sorry bay." ujar Revan pada Bayu.

"Gak papa Rev, gue ngerti perasaan lo." jawab Bayu dengan muka yang sedikit memar.

"Gue tau lo cape, lo boleh sedih. Tapi lo gak boleh nyerah sampe sini." perkataan Bayu pun menempel pada pemikiran Revan. Tanpa menjawab apapun, Revan pergi begitu saja.

.♡.♡.♡.♡.

Pov: Andara

"Caca? Lo kesini?" ucap Andara gembira. Ya, yang datang tiba-tiba ke rumah Andara adalah Caca.

"Yaiyalah lah bego, gue udah didepan mata lo ini." ucap Caca langsung menyelonong masuk.

"Lo habis nangis?" tanya Caca pada Andara.

"Ya gitu deh." jawab Andara seadanya.

"Apa yang lo rasain sekarang?" tanya Caca lagi.

"Gatau, otak gue random banget. Banyak pertanyaan yang terlintas di otak gue." jawab Andara.

"Salah satunya?" ujar Caca.

"Ha? Salah satu apanya?" ucap Dara kebingungan.

"Yee si lemot! Maksud gue salah satu pertanyaan di otak lo itu apa?" ucap Caca menegaskan kembali.

"Apa sebegitu buruk nya diri gue di mata Revan sampe dia mainin gue?" jawab Andara. Caca dapat memdengar perkataan Andara yang agak bergetar.

"Hei, siapa yang bilang gitu. Lo gak boleh langsung berpikiran ke situ." ucap Caca sambil mengusap pundak Andara.

"Tapi ini semua udah kejadian Ca, gue gatau kedepan nya gue kayak mana. Gue sesayang ini sama Revan ca, hiks hiks." jawab Andara.

"Gue gak bela in siapa-siapa Ra, gue tau kalo sebenernya Revan itu gak ada niatan mau nyakitin lo." ucap Caca.

Andara hanya diam.

"Eee gue salah ngomong kali ya." Batin Caca.

"Ra... Gue salah ngomong?" tanya Caca lagi.

"Enggak kok Ra, oh iya lo pulang sekarang aja deh ya." jawab Andara seadanya.

"Ohh gue diusir nih? Wkwk." ucap Caca dengan gelak tawa nya.

"Ihhh enggaaa, cuman gue ngantuk aja." alibi Andara.

"Oke deh, gue pulang dulu. Byeee..." ucap Caca sambil keluar kamar.

Pov : Caca

"Lo gak bisa bohongin gue Ra, gue tau lo nyuruh gue pulang karna lo ngantuk. Pasti lo sekarang lagi overthinking." ucap Caca sambil berjalan menuju rumahnya.
Memang rumah Caca dan Andara tidak begitu jauh.

"Sendirian aja neng, sini gue anterin." ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dengan mengendarai motor sport.

"Bayu?"


































Hai, maaf klo sekarang gue slow update soalnya lagi PTS huhu :"
Jangan lupa buat ninggalin jejak kalian lewat vote dan komen.

-Salam cinta
Bella

REVANDARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang