---19---

52 15 29
                                    

"Orang bilang, kalau melakukan sesuatu harus dengan kata hati. Tapi kenapa pas gue dengerin kata hati gue, gue malah terluka"

-Andara Ranisfa Clarista

🍁
.
🍁
.
🍁
.
🍁


"Lo semua Ikut gue!" ucap Ajeng kepada Vano, Caca, Bayu, Elvira, dan Gio.

Biarlah mereka bolos hari ini, toh mereka juga sering bolos. Mereka semua pun pergi ke kantin.

"Buat cs nya Revan, lo semua bisa jelasin tentang semua ini?" tanya Ajeng memulai percakapan.

"Ini salah gue." jawab Bayu.

"Maksud lo?" tanya Ajeng lagi.

"Gue yang ngasih ide taruhan itu." jawab Bayu sambil menghela nafas.

"Jadi selama ini Revan cuman pura-pura cinta sama Dara?" Elvira membuka suara.

"Enggak, sebelum nya kita kasih waktu 3 bulan untuk Revan suka sama Dara. Bahkan sebelum taruhan itu kita udah ngerasa Revan suka sama Dara." jelas Gio

"Kita bisa liat itu pas pertama kali Revan nganterin Dara." tambah Vano.

"Jadi intinya, Andara cuman salah paham?" tanya Caca.

"Gatau, tapi bagi gue Dara emang salah paham." jawab Vano.

" Tapi ini salah Revan juga, kalau Revan mau bilang dari awal dan jelasin ini semua baik-baik, pasti ga bakalan kayak gini." tambah Gio.

"Tapi lo semua penasaran ga sih siapa yang bocorin ini?" ucap Elvira tiba-tiba.

"Gue juga gatau, padahal yang tau tentang taruhan ini cuman kita doang. Serius gue ..." ucap Bayu sambil menaik kan kedua jarinya.

"Dua rius malahan." ujar Gio.

'Pletak'
Caca menyentil kepala Gio.

"Kita serius ya bego! Lo kira dengan lo nge jokes kek gini lucu apa?!" geram Caca

"Wahh sadar juga lo kalo gue lucu." ucap Gio ke PD an.

"Dih, masih lucu an juga hidung gue dari pada lo!" balas Caca. (Lo semua tau lah kan Caca kalo debat kyk mana :v)

"Hidung kebanyak kan upil aja bangga lo." jawab Gio.

"Anj si Gio! El, lo kok mau sih ama yang model beginian?" tanya Caca kepada Elvira.

"BISA DIEM GA SIH?!" teriak Vano.

"Santai kali Van, orang bercanda juga." bantah Gio, Vano pun langsung menatap Gio dengan tatapan mematikan.

"Hufftt... Salah lagi gue." jawab Gio sambil menggaruk tengkuk nya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.

"Oke, sepulang sekolah nanti gue kerumah Dara. Buat yang cowok-cowok, kalian pikir sendiri aja deh." kata Ajeng. Setelah perkataan Ajeng tadi, Caca dan Elvira pun pergi bersama Ajeng.

"Lah, gitu doang? Terus kita disuruh mikir sendiri? Gak berperikemanusiaan banget." gerutu Gio.

"Dari pada lo banyak bacot, mending mikirin ide deh." ucap Vano.

"Gitu aja mikir, tinggal ngajakin nongkrong aja ribet banget sih lo." jawab Gio.

"Ide lo bagus, tapi bisa gak sih nada ngomong lo gausah songong gitu tai!" ujar Vano sambil ngegas.

"Gue masih kesel sama si Ajeng gebetan lo tuh." jawab Gio.

Namun, Vano bukan nya menjawab tapi malah menggaruk tengkuk nya. Vann salah tingkah?
Mungkin.

"Bay, lo dari tadi kenapa diem aja sih? Lo kena mental breakdance?" tanya Vano mengalihkan pembicaraan.

"Gak papa." jawab Bayu singkat.

"Njir kayak cewek." jawab Gio spontan.

"Gue ngerasa kayak bersalah gitu sama Revan." jeda Bayu.

"Taruhan itu ide gue, jadi gue ngerasa gimana gitu..." ucap Bayu lagi.

Gio menepuk pundak Bayu

"Ini bukan salah lo kok Bay, ini salah kita semua jadi kita selesain sama-sama juga. Gak usah sedih Bay, muka lo burik kalo sad gitu eww gelayyy." ucap Gio.

"Bener tuh kata Gio, ih gak mau gak suka gelayyy." sambung Vano.

Mereka pun kembali tertawa lagi.

.♡.♡.♡.♡.

Setelah kejadian di rooftop tadi, Andara langsung izin pulang dengan alasan tidak enak badan, biarlah dia bolos untuk kali ini saja. Toh, kalaupun dia kembali belajar di kelas, bisa-bisa dia pingsan karena terlalu banyak menangis.

Andara sekarang berada di dalam kamar nya, ia menatapi jendela di kamarnya sambil melihat pemandangan di luar rumahnya. Andara pun tak sengaja melihat jalanan di depan pagar rumahnya. Andara teringat Revan yang selalu menunggu dirinya di depan pagar untuk pergi berjalan-jalan denganya. Tanpa Andara sadari, air matanya pun kembali menetes.

"Lo ingat gak Rev waktu lo nembak gue dan ngajak pacaran secara paksa?" ucap Andara disela-sela tangisnya.

"Lo inget gak waktu pertama kali lo nganterin gue pulang karena gaada yang jemput gue." ucap Andara sambil tersenyum miris.

"Lo inget gak? Pad lo ngajakin gue jalan, kita boncengan, ketawa bareng di jalan, waktu lo godain gue pakai gombalan receh lo itu? Hiks hiks..." kata Andara yang ia ucapkan sambil diiringi tangisan.

Andara melanjutkan tangisan nya sambil menutup wajahnya.

"Hiks hiks, lo kenapa tega sih Rev sama gue?" Andara berbicara seolah-olah ada seorang Revan di hadapan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hiks hiks, lo kenapa tega sih Rev sama gue?" Andara berbicara seolah-olah ada seorang Revan di hadapan nya.

"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo anjing! Hiks hiks." tangis Andara pecah setelah mengatakan itu.

'Tok tok tok'
"Dara... Ini gueee" ucap orang yang ada dibalik pintu tersebut.

Andara berjalan menuju pintu kamarnya, dan membuka pintu tersebut.


















Nungguin ya?










Hai, Revandara update.. jangan lupa buat ninggalin jejak kalian lewat vote dan komen... makasihhh...


Salam cinta
Bella<3

REVANDARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang