night

145 20 0
                                    

"Ugh...."

[Name] membuka matanya perlahan. Keadaan kamarnya sekarang cukup gelap. Hanya lampu belajarnya yang menjadi penerang. [Name] menolehkan kepalanya.

"Kak..., Bima?"

Bima yang kala itu setengah tertidur sedikit tersentak. "Dek? Kamu ga papa? Gimana keadaanmu? Pusing? Kamu masih lemes? Kamu istirahat ya, izin dulu sekolahnya." Bima langsung mengecek kondisinya. Setelah memastikan [Name] baik-baik saja, Bima menghela napas lega.

"Syukurlah, kamu udah baikan."

[Name] mengangguk pelan. Kepalanya masih agak pusing, tapi sudah lebih baik dari pada tadi pagi. Eh- pagi?

"Kak..., aku pingsan sampai malem?"

Bima mengangguk. "Kakak engga kerja? Kak Rudy gimana?" Bima tersenyum lembut. Ia menggenggam tangan [Name] erat. "Kesehatanmu lebih penting. Kakak bakal temenin kamu sampai sembuh, oke? Minimal 60% ya?" Bima membelai kepala [Name].

"Pokoknya, kamu harus sembuh."

[Name] lagi-lagi mengangguk. "Kak, aku ga inget apa-apa." Senyum Bima luntur mendengar pernyataan [Name]. Tentu saja, gadis itu berbohong. Dia bukan tidak ingat.

Tapi tidak tahu sama sekali.

"Kayaknya kambuh lagi ya?"

"Eh?"

"Amnesia milikmu. Amnesia anterograde. Amnesia ini bikin kamu susah banget buat bikin ingatan baru. Syukurlah, ini cuma sementara."

[Name] terdiam. Badannya gemetar. "[Name]?" Gadis itu memeluk Bima erat. "Kak, kalo aku lupa sama Kakak lagi gimana?" Bima tersenyum lembut, ia kembali memeluk [Name].

"Kalo gitu, Kakak yang bakal bikin kamu inget lagi."

- tbc -

Incontrare 「Bima」✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang