rain

84 14 0
                                    

"Kakak!"

[Name] berhenti didepan sebuah ruangan. Ada Rudy disana, yang sudah menunggunya sejak tadi. "Maaf [Name], aku engga memeriksa mobil yang mau kupakai dulu. Remnya blong saat Bima mengendarainya." Rudy menundukkan kepala.

"Engga papa, ini murni kecelakaan Kak. Bukan salah Kakak."

[Name] tersenyum tipis. Rudy mendongak, matanya terlihat penuh penyesalan. Bagi Rudy, Bima sudah ia anggap keluarganya sendiri. Tentu, Rudy tidak kalah terpukulnya dengan [Name].

"Maaf."

"Tidak apa-apa. Ayo kita masuk!"

Rudy menggeleng. "Aku harus menelepon ayah dulu. Kamu duluan aja." [Name] mengangguk, ia memasuki ruangan itu. Napasnya tertahan sejenak saat melihat tubuh kakaknya terbaring diatas kasur dengan perban disekujur tubuhnya.

"Kakak..., ayo bangun...."

"Aku udah dateng Kak...."

"Kak Bima, aku kangen sama Kakak..."

[Name] duduk disebelah kasur Bima. Ia menggenggam tangan Bima perlahan lalu mengelusnya. Air matanya memang kembali jatuh, namun kali ini, ia memaksakan diri untuk tersenyum.

"Kak, aku kangen sama Kakak. Padahal baru ditinggal sehari."

Senyum gadis itu luntur. Ia menunduk, badannya bergetar. Sulit untuknya bertingkah sok kuat sekarang. Sulit, apa lagi, dengan kondisi kakaknya yang seperti ini.

"Kakak..., ayo..., bangun...."

Mata [Name] terpejam, membawanya kealam mimpi.

"Kak..., Bima...."

- tbc -

Incontrare 「Bima」✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang