"Udah, jangan nangis. Kakak masak dulu buat kamu ya!"
Bima melepas pelukannya lalu berdiri. [Name] menarik ujung bajunya pelan. Raut wajahnya seakan memberi isyarat kalau dia ingin ikut.
"Mau ikut?"
[Name] mengangguk pelan. Bima terkekeh, ia membelai kepala sang adik. Ditatapnya [Name] lembut dengan senyum yang belum hilang.
"Kalo ga boleh?"
"Kakak ih!"
Bima lagi-lagi terkekeh. Ia memapah adiknya turun dari kasur. "Ayo, tapi liat aja ya! Kamu duduk di kursi." [Name] mengangguk pelan. Mereka sampai didapur.
Dapur kecil, dengan sebuah meja makan berkapasitas dua orang. Sederhana, namun terlihat nyaman. Bima mendudukkan [Name] di kursi.
"Hari ini nasi sama telur dadar ya! Kakak juga bikinin teh nanti." Bima mulai memecahkan telur. [Name] memperhatikan Bima dari jauh. Matanya terlihat berbinar saat melihat telur itu ditumpahkan diatas teflon panas.
"Baunya enak!"
"Ini kan makanan kesukaanmu."
Bima menoleh, lalu tersenyum lebar. "Jadi, hari ini kamu makan banyak ya! Biar cepet sembuh!" [Name] ikut tersenyum lebar. Senyum yang begitu manis, menurut Bima.
'Senyumnya kembali lagi. Syukurlah.'
Bima menaruh telur dadar itu diatas piring. Ia menaruh piring itu diatas meja makan lalu mengambil seporsi nasi. Tak lupa ia meraih kecap dan juga saus sambal serta bawang goreng dari lemari dapur.
Matamu semakin berbinar.
"Silahkan dimakan!"
- tbc -
KAMU SEDANG MEMBACA
Incontrare 「Bima」✓
Fiksi Penggemar"Bertemu denganmu adalah takdir... Adakah hal yang mesti ku perbuat setelahnya?" [] "Dek [Name] Adek ga papa?" Bima, sosok kakak yang selalu ia idamkan sejak dulu, ada dihadapannya sekarang. Bima - Kosan 85 (Didiwalker) Apple's Project - Incontrare...