7. BINGKISAN BERDEBU

14 1 0
                                    

~Flash Back~

3 tahun sudah Pak Bahri dan Bu Mayang mengarungi bahtera rumah tangga.

Semenjak dikaruniai buah hati yang diberi nama Angga, sang penyempurna keluarga kecil ini, kebahagian selalu erat menyelimuti mereka.

Seperti di tahun lalu, papah selalu sibuk mengurus bisnis diluar daerah, untuk memastikan kedatangannya, Bu Mayang kini beranjak menuju rak kecilnya, mencari keberadaan gadgetnya untuk menghubungi pak Bahri.

"Pah, dimana?" Tanya bu Mayang disertai nada cemas dari dalam kamar, seusai menidurkan Sekar.

Pak Bahri kini tersenyum mengingat tingkah panik istrinya "Papah lagi dijalan, Mah" Sahutnya.

"Kadonya, gak ketinggalan kan, Pah?" Tanya bu Mayang memastikan.

"Nggak sayang, kamu tenang aja ya" balas pak Bahri menenangkan hati istrinya.

Bu Mayang kini mengutarakan sesuatu yang sudah lama ingin dia ungkap "Aku juga punya kado buat papah, kejutaan loh" ujarnya menggungah rasa penasaran pak Bahri diseberang.

Namun belum sempat pak Bahri menjawab, sambungan kedua nya tiba-tiba terputus.

"Hallo?". Usaha Mayang menghubungi kembali tak kunjung mendapat jawaban, tapi setidaknya Mayang senang jika suaminya sedang diperjalanan.

Tepat 3 maret 2003 hari ini. Angga Juddar Baskara, putra pertama dari Pak Bahri dan Bu Mayang merayakan ulang tahun nya yang ke-2 tahun. Ucapan selamat dari keluarga dan tamu undangan pun kian datang membanjiri Angga.

Walau bukan kali pertama perayaan ulang tahun Angga digelar secara besar-besaran, dengan usia yg tergolong sangat belia, Angga nampak kebingungan, mengapa rumahnya begitu ramai hari ini?

Disela perayaan, Angga kecil dengan jas rapi nya lengkap ditutupi topi kerucut kini duduk ditemani Dimas, teman dekatnya sambil memandang senang ke arah kerumunan orang-orang yang tak henti menyuarakan nyanyian selamat padanya. Bahkan Angga nampak sesekali menepuk tangannya untuk ikut mengiringi nyanyian para tamu undangan.

"Happy Birthday, Angga"

"Happy Birthday, Happy Birthday"

"Happy Birthday Angga"

Mayang dengan dress abu-abunya nampak terlihat manis dengan sedikit polesan make up yang mendukung, lantas menemani Angga kecil meniup lilin ditengah acara perayaan ulang tahun Angga.

"Abang, berdoa dulu ya, Nak?" Pintanya yang langsung di balas anggukan dari Angga.

Bocah kecil itu paham betul caranya membuat sebuah keinginan, lalu diutarakanlah keinginan hatinya itu "Abang mau selamanya bareng mamah, papah dan adek!" Sahutnya lantang membuat para tamu turut meng-Aamiin kan.

"Anak pintar" Jawab salah satu tamu perempuan yang baru tiba dalam acara perayaan ulang tahun itu.

Mayang mengerjap senang karena kedatangan tamu spesialnya, siapa lagi kalau bukan Nawang? Adik kembar nya yang sudah hampir 5 tahun sibuk bekerja sebagai wanita karir diluar negeri.

"Hallo Angga!" dipanggilnya Angga sambil melambaikan tangannya lalu bergegas menuju tempat duduk Angga, namun Angga ketakutan, tak sadar beranjak dari tempat duduknya kemudian mendekap mamahnya erat.

Menatap heran pada dua orang suami istri tak dikenal yang tengah berjabat dengan mamah, membuat Angga kebingungan.

"Mah, itu siapa?" Tanya nya pelan sambil menatap tajam kedua orang asing ini.

HELP ME [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang