4. JEDAG JEDUG

39 3 0
                                    

🌈 🌈 🌈

"Angga,"

Mendengar seseorang memanggil namanya, Angga kini menoleh disertai rasa kaget, hingga buku buku rapi yang ada di meja buk Ros kini tersenggol dan jatuh berserakan di lantai.

" Eh Ra - Rachel, Kok bisa di Ruang guru?" Tanya Angga dengan nada gugup yang sulit dia sembunyikan.

"Karena lagi ngga dikelas" jawab Rachel jujur dengan senyuman polosnya mengundang tawa Angga.

Rachel tergolong siswa yang manut dan penuh kejujuran, dia tidak seperti kebanyakan orang yang bisa merespon percakapan dengan asik.

Aduh senyum Rachel napa cakep banget si? Emak nya dulu ngidolain sapa pas ngidam? Begini kan Angga jadi demen ...

Rachel yang senyum, Angga yang jedag jedug...

= = = = =

Bosen Sekar kalo Angga curhatin, nama Rachel mulu yang disebut, apa ngga goyang coba alis anak orang diomongin tiap hari?

Pernah juga tuh curhat tentang piket barengan. Tiap kamis sebelum pulang bebenah dulu, trus jadwal buang sampah nya berdua, masa iya langsung dikata pertanda jodoh?

" Segitunya ya kalo kita kasmaran sama orang? Jadi bego, haha" Sekar terbahak mendengar cerita Angga saat rebahan santai diruang tengah.

" Heran, ga ada bae dukungannya, besok-besok juga lo bakal rasain, Mungkin lo bakal lebih parah dari gue". Kekeh Angga menggoda Sekar seraya menyenggol lengan adiknya.

" Gue udah punya suami, tolong, dia sekarang lagi wamil " Halu Sekar pada artis idolanya seraya tersenyum tipis mengingat ketampanan biasnya.

"Elah, yang lokal masih banyak, mang Karmin depan komplek juga masih jomblo, haha.

Abang suka heran dah sama cewek, ngapain mikirin orang yang sama sekali nggak mikirin elo? Yang bahkan ga kenal dan tahu lo terlahir ke bumi " Lanjut Angga dengan tawa sarkas.

" Ya Gue pengen perbaikan keturunan, biar gudluking ngikut babe nya" sahut sekar dengan nada percaya diri mengabaikan tawaran Angga.

" nikah ama plastik? Bisa jadi ironman ponakan gue anjir, kaga kaga, gue ga restuin! " Angga terbahak seraya melambai tak percaya mendengar pernyataan Sekar yang terlalu melambung tinggi.

" Iri ? bilang bos" Seru Sekar tak mau kalah debat dengan Angga.

Sudah tahu perdebatan nya akan kalah, Angga meninggalkan Sekar diruang tengah menuju kamarnya seraya melemparkan bantal dengan pelan kearah Sekar yang tengah fokus dengan gadgetnya

🏡🏡🏡

"HOY, kok diem? Tanya Rachel menyadarkan Angga dari lamunannya.

" Eh iya, salah nanya gue, maksud gue Elo ngapain kesini ? " dicerna nya rangkaian kata yang baru saja di lontarkan.

Rachel hanya mendelik dan terkekeh dengan cara bicara Angga yang selalu baku saat bertemu dengannya.

Kesannya kayak ngga mau keliatan salah di mata Rachel, apapun itu, pengen perfect aja bawaannya, ditambah jantung nya yang sulit ia dikendalikan, dag dig dug mulu.

" Oh ini, Gue pengen balikin kunci mobil Bokap, eh kebetulan liat lo, sekalian aja gue samperin". Ucap Rachel jujur.

"Hah serius, Hel? Kok gue baru tau? Yang mana gurunya?" Tanya Angga terkejut mengetahui fakta itu.

HELP ME [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang