Happy Reading 💙
Alviera baru saja keluar dari uks, saat sampai depan pintu tiba-tiba sosok Aditya muncul dengan wajah datarnya. Jantung Alviera mulai berdegup kencang tak karuan, yang ada dipikirannya sekarang adalah pasti Aditya akan memarahinya. Namun pikiran itu seketika buyar saat Aditya ternyata malah menanyakan keadaannya.
"Udah baikan?" tanya Aditya sambil memperhatikan wajah Alviera.
Alviera mengangguk pelan. "Udah lumayan."
Aditya menghembuskan nafas pelan, walaupun pelan dan halus Alviera bisa merasakan deru nafas Aditya yang menyentuh kulit lehernya.
"Oh iya, abis ini gue dihukum kan kak?" tanya Alviera yang sadar diri karena hari ini ia datang terlambat.
Aditya menggelengkan kepalanya pelan. "Abis ini lo langsung masuk ke kelas, gue udah bilang ke guru yang tadi ngajar di kelas lo kalo lo di uks." jelas Aditya yang membuat Alviera kaget.
"L-lho, kakak tau kelas gue?" tanya Alviera yang dibalas anggukan kepala oleh Aditya.
"Tau dari mana?"
Yeu si Jenab malah kepo.
"Lo sekelas sama Rizan kan?"
Alviera mengangguk, namun Aditya hanya diam menanggapinya.
Karena dirasa tidak nyaman, akhirnya Alviera pamit kepada Aditya untuk pergi ke kelas. Setelah mendapat anggukan kepala dari Aditya sebagai jawabannya, Alviera langsung pergi menuju kelasnya berada. Saat melewati koridor dan tanpa sengaja Alviera melihat ke arah lapangan, disana ia melihat Rizan yang sedang menatapnya tak lupa juga senyuman tipis Rizan berikan pada Alviera. Jantung Alviera berdegup lebih cepat saat Rizan memberikannya senyuman, cepat-cepat ia memalingkan wajahnya saat Rizan malah sengaja menggodanya dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Sialan, bikin gue salting aja." batin Alviera.
Tanpa membuang waktu lagi, Alviera dengan langkah cepat langsung masuk ke dalam kelas.
🐼
Jam pelajaran baru saja berakhir, kini murid-murid dengan cacing-cacing didalam perut yang sudah meronta-ronta mulai berhamburan pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka masing-masing. Alviera masih sibuk dengan catatannya, akibat terlambat tadi ia harus menyalin materi yang sempat terlewatkan. Hari ini benar-benar meresahkan sekali bagi Alviera.
"Selesai." ucap Alviera saat ia telah selesai mencatat.
Dengan cepat ia langsung merapikan alat tulis serta buku-buku nya kedalam tas ransel miliknya. Saat sedang sibuk-sibuknya merapikan, tiba-tiba sesuatu yang dingin menempel dipipinya, sontak Alviera menjerit kaget, namun sebelum menjerit seseorang lebih dahulu membekap mulutnya.
Alviera menghembuskan nafas kasar saat ia melihat siapa yang sudah melakukan hal itu padanya.
"Sorry Ra, kalo gak gitu nanti orang-orang bisa jantungan denger lo teriak." ucap Rizan. Ya, orang itu adalah Rizan, dia sengaja menempelkan botol berisi minuman dingin itu pada pipi gembil Alviera.
"Lo ngapain disini?" tanya Alviera dengan nada tak suka.
"Lah, kenapa emang?" Rizan balik bertanya.
"Ditanya malah balik nanya."
Rizan tertawa kecil. "Nih, minuman buat lo, gue liat-liat lo sibuk sendiri sama catetan lo." ujar Rizan sambil memberikan minuman dingin dibotol itu pada Alviera.
"Makasih, tapi gue udah bawa minum sendiri." jawab Alviera sambil mengeluarkan botol minum dari dalam tasnya.
Rizan yang duduk sebelahan dengan Alviera memperhatikan gerak gerik yang dilakukan gadis itu.
"Minumannya diambil, Ra." ucap Rizan.
"Gue udah bawa sendiri, itu lo ambil lagi aja." jawab Alviera tanpa melihat kearah lawan bicaranya.
"Gue beliin minuman itu buat lo, Ra."
"Yaudah nanti gue minum, makasih ya Zan."
"Hm." hanya dehaman yang Alviera terima.
Tak ada sepatah katapun yang keluar lagi dari mulut keduanya, Alviera lebih memilih memainkan handphone nya, begitupun dengan Rizan. Rizan masih duduk disebelah Alviera, dia mengeluarkan headset dari saku celana abu-abunya lalu memasangkannya pada kedua telinganya. Punggungnya disandarkan pada sandaran kursi, wajahnya ia tengadahkan keatas sambil memejamkan matanya menikmati musik yang terputar dari handphone miliknya. Alviera yang melihatnya dibuat senyum-senyum sendiri.
"Diliat-liat Rizan oke juga, tapi sayang perkataan nya sering nyakitin hati." batin Alviera.
Alviera membuka salah satu aplikasi dengan logo 'W' yang berlatar orange itu di handphonenya.
"Wattpad? Kenapa cewe-cewe demen banget sama tuh aplikasi?" batin Rizan saat matanya tak sengaja melihat aplikasi yang Alviera buka.
Saat sedang asik-asiknya mendengarkan musik, tiba-tiba ada sebuah pesan masuk, Rizan langsung membukanya, ia tersenyum sebentar saat membaca pesan itu.
"Ra, gue keluar ya. Lo mau nitip gak?"
Alviera melirik lalu menggeleng.
Rizan tersenyum. "Yakin?" tanyanya memastikan.
"Iya Rizan." jawab Alviera tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia pegang.
Rizan mengusap pelan puncak kepala Alviera sebelum ia beranjak dari tempat duduknya. Hal itu sukses membuat pipi gembil Alviera merah merona karena Rizan sukses membuatnya baper bukan main.
Ramus,
04 Maret 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL { SLOW UPDATE }
Teen Fiction[ BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Cover by: @designby.sher Start: 01 Januari 2021 End: -