06

15 2 0
                                    

Happy Reading 💙

Alviera baru saja sampai didepan pintu kelas, keningnya mengkerut saat melihat Rizan duduk di samping kursi miliknya. Dengan langkah pelan Alviera mendekati mejanya. Rizan tersenyum manis saat Alviera sudah sampai disamping mejanya.

"Selamat pagi cantik." ucap Rizan sambil tersenyum manis.

Alviera ikut tersenyum hanya beberapa detik saja, setelahnya ia mengerutkan keningnya heran. Apa tadi kata Rizan? Cantik? Alviera tak salah dengar kan? Bukankah Rizan pernah berkata padanya bahwa dia tak akan mau memuji Alviera?

"Apa Zan? Cantik?" tanya Alviera heran.

Rizan mengangguk. "Kenapa?" Rizan balik bertanya.

"Bukannya lo pernah bilang kalo lo gak akan pernah muji gue? Bukannya dulu lo juga pernah bilang kalo gue ini cuma gadis buruk rupa yang gak ada apa-apanya dibanding cewe-cewe diluaran sana?" tanya Alviera dengan suara sedikit parau akibat ia mengingat bagaimana dulunya Rizan yang selalu meremehkannya dan juga selalu memandangnya sebelah mata.

Rizan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil berpikir, jika sudah begini Rizan jadi malu sendiri karena dia telah menjilat ludahnya sendiri.

"Tadi gue bercanda, Ra." jawab Rizan yang sudah tak tahu lagi harus menjawab apa dan Alviera hanya mengedikkan bahunya saja sebagai jawabannya.

"Permisi dong, Zan." ucap Alviera.

Rizan berdiri, memberi akses Alviera untuk masuk dan duduk dikursinya yang terletak dipojok.

"Tumben duduk disini?" tanya Alviera saat sudah duduk dikursinya.

Rizan memposisikan letak duduknya menjadi menyamping kearah Alviera. Alviera yang melihatnya sedikit menggeser kursinya agar jarak di antara mereka tak terlalu dekat.

"Mulai hari ini sampe satu bulan kedepan gue duduk sama lo." jawab Rizan santai.

Alviera melotot tak percaya. "Kan gue duduk sama Zela, sejak kapan lo mau duduk sama gue?" tanya Alviera dengan nada meninggi.

"Ssstttt... Ngomongnya gak usah kenceng-kenceng bisa kan? Sejak hari ini gue mau duduk sama lo. " jawab Rizan santai.

"Terus Zela gimana?" tanya Alviera.

"Dia duduk sama yang lain, tadi pagi gue udah bilang ke Zela dan dia ngeiyain." jawab Rizan.

Rizan membenarkan posisinya menghadap kedepan, dengan gerakan santainya dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ranselnya.

"Nih." ucap Rizan sambil memberikan sesuatu berwarna hitam itu.

Alviera diam sambil memperhatikan benda yang Rizan sodorkan padanya.

Terdengar hembusan nafas berat, dengan telaten Rizan memakaikan benda itu pada Alviera, Alviera yang diperlakukan seperti itu jadi salah tingkah sendiri, sebisa mungkin Alviera mencoba untuk biasa saja agar Rizan tak mengetahuinya.

"Jangan mancing ya, gak semua cowo kuat iman." ucap Rizan setelah berhasil memakaikan sweater miliknya pada lutut sampai betis Alviera yang mulus dan tak tertutup rok itu.

Alviera memejamkan matanya sebentar sambil merutuki kebodohannya.

"Maaf." ucap Alviera.

APRIL { SLOW UPDATE }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang