Happy Reading 💙
Sekarang, didalam mobil lebih tepatnya. Hanya ada suara musik yang mengisi keheningan. Tak ada yang memulai pembicaraan lebih dulu, Alviera maupun Bas kini tengah berkutat dengan pikirannya masing-masing. Sampai mobil yang dikendarai oleh Bastian hampir saja menabrak mobil yang berlawanan arah jika saja Alviera tidak lebih dahulu memberi tahu. Alviera mengusap dada sambil menghembuskan nafasnya kasar saat mobil yang dikendarai oleh Bastian akhirnya bisa terkendalikan.
"Kamu gapapa kan?" tanya Bastian khawatir sambil menggenggam erat tangan kanan Alviera.
Pandangan Bastian kini terbagi menjadi dua, melihat kearah depan dan samping secara bergantian. Alviera menerima genggaman tangan itu dan membalasnya dengan genggaman yang jauh lebih erat.
"Alviera gapapa kak, sekarang kakak fokus nyetir saja." sebuah senyum terbit diwajah Alviera.
Bastian mengangguk dengan wajah datarnya.
Dan akhirnya keheningan kembali hadir diantara mereka, bahkan sampai rumah pun tak ada yang membuka suara. Alviera turun dari mobil lebih dulu, namun sebelum turun dari mobil, Bas lebih dahulu menahannya. Alviera menoleh lalu mengangkat sebelah alisnya.
Bastian menatap datar wajah Alviera cukup lama, hingga akhirnya sebuah pertanyaan meluncur dari mulutnya.
"Dia siapa?" tanya Bas to the point.
"Siapa?" Alviera balik bertanya.
"Yang tadi, cowok." jawab Bas singkat.
"Dia temen sekelas Alviera, kenapa?"
"Jauhin dia." jawab Bastian singkat.
Alviera mengernyitkan keningnya bingung.
"Kenapa? Dia kan gak ada salah apa-apa sama Alviera."
"Jangan coba-coba bohongin kakak." ucap Bas penuh penekanan.
Alviera menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, jika saja ini bukan didalam mobil mungkin dia sudah lari begitu saja dari hadapan Bastian.
"T-tapi Alviera gak bo..." belum sempat Alviera melanjutkan ucapannya, Bastian lebih dahulu mencium kening adiknya.
"Apalagi alesan yang mau kamu bilang ke kakak, hm?" tanya Bastian mencoba selembut mungkin pada Alviera.
Sial, jika begini Alviera mana bisa mengeluarkan alasan yang kuat. Apapun yang Alviera katakan, Bastian tidak akan mungkin percaya.
"Kenapa diem?" tanya Bas lagi.
Alviera menggeleng. Tiba-tiba sebuah ide muncul dikepalanya.
"K-kak." panggil Alviera pelan.
"Apa?" jawab Bastian sambil menatap Alviera.
Alviera menggigit bibir bawahnya, dengan ragu ia menatap balik mata berwarna coklat milik Bastian itu. Entah mengapa setiap kali Alviera menatap mata itu dia selalu gugup, seperti sekarang ini.
"A-anu..."
"Hm?"
"Alviera kebelet pipis, Alviera turun duluan ya kak." ucap Alviera sebelum turun dari mobil.
Bastian diam sambil melihat Alviera yang turun dari mobil dan berlari memasuki rumah.
"Huft, akhirnya." batin Alviera saat menaiki anak tangga, hari ini ia berhasil lolos dari pertanyaan Bastian, tapi selanjutnya ia tidak tahu.
🐼
Malam harinya, Rizan sedang duduk dikursi yang ada di balkon rumahnya bersama kedua temannya, Satria dan Genan. Rizan sedang melahap camilan keripik singkong yang ada didalam toples diatas pangkuannya sambil menikmati petikan gitar yang Satria mainkan disusul dengan Genan yang menyanyi. Tak terasa waktu sudah mulai larut malam, tak terasa pula sudah satu toples Rizan menghabiskan keripik singkongnya. Hingga akhirnya Satria yang sudah selesai memainkan gitarnya pun menghampiri Rizan disusul oleh Genan. Satria duduk disamping kanan Rizan dan Genan duduk disamping kiri Rizan.

KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL { SLOW UPDATE }
Teen Fiction[ BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Cover by: @designby.sher Start: 01 Januari 2021 End: -