2 TRAINING

31 6 1
                                    

"Anthea! Alfea! Sudah terlambat untuk latihan! Jangan buat coach menunggu! Aku tidak mau menari di depan Super Marvel sialan itu! Cepat!" teriakmu setiap pukul empat sore

Selalu memekakkan telingaku. Ah tidak! Tidak hanya aku, tapi juga Alfea. Aku sudah bangun, aku hanya tak bisa memberitahumu kalau Alfea selalu menahanku di bed sampai kau berteriak seperti itu.

Alfea bilang, selalu menyenangkan mendengarmu berteriak seperti itu. Seperti nenek sihir pada umumnya, jadi, tidak ada yang bisa membedakan. Mana penyihir modern dan penyihir klasik.

Maafkan aku Adira, tapi kau memang begitu. Tapi terima kasih, selalu bersedia berada disisiku dan membackup diriku yang lemah ini. Terima kasih untuk Alfea dan dirimu Adira. Baiklah! Waktunya aku bangun.

"Aku tidak tau apa masalahmu dengan anak Marvel. Padahal mereka itu tampan-tampan dan keren." protes Alfea padamu

"Heiiiii,,, kau lupa! Adira kan pernah mengencani leader Marvel yang baby face itu." aku mengolokmu, seperti biasa. Anggap saja kita impas

Kau juga sering mengolokku berpacaran dengan salah satu anggota termuda Marvel dan berselingkuh dengan teman asramaku sendiri. Tapi, kau juga pasti tau itu hanya candaan.

Kita bertiga, dan dua teman kita lainnya di asrama ini bergabung dalam grup acapella dan dance. Ya, kau benar, seperti pitch perfect. Makanya kau bersikeras menamai kita The Bellas. Tapi kau tau kan, Alfea lebih kreatif soal nama-menamai.

Aku tak mau memihak diantara kalian berdua. Tidak akan pernah mau. Jadi, mari kita tentukan itu nanti. Sekarang kita harus latihan.

*_*

"Kau sudah makan?" tanya seorang lelaki padaku

"Mark?" sapaku padanya, aku lebih kepada terkejut karena dia berbicara padaku

"Aku bertanya, apa kau sudah makan? Kau sendirian? Mana kedua pengawalmu?" pertanyaannya lebih mirip kepada sebuah olokan

Aku menghela nafas kecil. Jangan salah paham, tapi semua itu memang sudah diatur. Kau menyadari kau harus menjadi pengawalku. Kalian berdua, kau dan Alfea. Tapi tetap saja, itu masih terasa aneh ketika ada yang membahas hal ini denganku.

"Mereka sedang menghafal koreo. Ada apa?" tanyaku, mencoba tersenyum di akhir kalimat

"Ayo makan denganku. Kau pasti lapar. Kau menari dengan sangat baik tadi" entahlah itu sebuah pujian atau olokan

"Aku, aku." ucapku menggantung. Aku hanya tidak terbiasa pergi tanpa kalian berdua.

"Kau takut? Pergi tanpa pengawalmu?" ya, itu sebuah olokan

"Kenapa aku harus takut?" tanyaku. Sepertinya aku mulai terpancing

"Kalau begitu ayo. Kita cuma akan pergi ke kantin" ucapnya

Aku tak pernah tau, kalau keputusan pergi bersama Mark hari ini. Akan menjadi sebuah awal perjalanan kita, di dunia yang benar-benar menerima kita sepenuhnya. Tidak pernah kusangka.

*_*

Halo🌻
Dinda Over here

Terima kasih untuk kalian yang sudah mampir dan memutuskan untuk membaca book ini sampai selesai🥹

Terlebih, untuk kalian yang mau memberikan jejak kalian berupa bintang 🤩

Terkhusus, untuk kalian yang mau meramaikan book ini dengan komentar kalian 🥰

Cerita ini, inspired by one and only "My Dream" ini real dream while you sleeping ya... Not dream when you awoke, or imagination

Iya, random banget aku suka ngimpi hal-hal random seperti ini.
Mimpinya semalam, dipikirinnya sampai seminggu, jadi sering kali aku ngerasa terbebani sama pikiranku.
Alhasil, cerita ini dibuat dan publish deh di Wattpad.
Enjoy reading 🌱
Jangan lupa vomment 🌻

Dream | TheA: Bloom's Circle✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang