KUANTAR KAU KE PINTU SURGA

BAB SEMBILAN BELAS MENITI CINTA ILLAHI

Pru dilanda kebingungan, bukan hanya bingung tapi membuat dirinya gelisah setiap saat, tidak hanya gelisah, namun juga membuat Pru seperti kemasukan alat yang salah makan, tersedak di tenggorokannya tak bisa ditelan juga tak bisa dikeluarkan. Pru sakit memikirkan permintaan Bizky yang tiba-tiba. Semua sama saja. Pru dihadapkan pada peristiwa yang sama. Dengan dua lelaki yang menjadi suaminya, semuanya serba mendadak dan serba cepat. Kali ini Bizky? Akankah Bizky menjadi korban berikutnya? Seperti ucapan ibunya Devian bahwa Pru adalah perempuan pembawa maut. Menyeramkan!

Pru membutuhkan Bizky untuk beradu pendapat atau saling mencurahkan, bukan untuk menjalin hubungan, Pru tak pernah bermaksud mengumbar cinta pada Bizky, Pru hanya ingin berteman, tak lebih dari itu. Jika sekarang Bizky mengungkapkan isi hatinya dan mengajak menikah, Pru tak bisa menerima, tak akan bisa menerimanya. Ini di luar rencananya. Bizky Please Jangan!

0

Bizky terus mempelajari islam dengan seksama, semakin dalam dia masuk semakin hatinya bulat bahwa kebenaran tentang Allah adalah benar adanya, tak terbantahkan. Prilakunya  dicabut demi untuk mengembalikan jiwanya yang kosong sedari kecil tentang agama. Bizky mengisinya dengan gia,t bahkan seperti bergairah. Bizky seperti menemukan jati dirinya dan inilah yang dia cari selama ini. Hatinya yang tak pernah diisi soal islam sejak kecil, kini seperti membutuhkan sebanyak-banyaknya yang dia inginkan.

Rumahnya yang berseni sesuai dengan dirinya dulu, kini berganti secara mendadak. Bizky tak percaya lagi dengan teori-teori filsafat yang dianutnya. Lukisan-lukisan yang mengandung pornografi dibalik seni, dia buang dan dia bakar, dia tak suka, buku-buku tentang teori kehidupan agar mendapat materi, agar membuat pribadinya lebih baik, agar dirinya tenang dan lain sebagainya dia enyahkan, semuanya hanya teori-teori duniawi yang jauh dari membawa-bawa Tuhan. Sekarang buku-buku tentang islam bertengger di rak bukunya.

Teori-teori tentang memusnahkan kesedihan, tentang meraih kesuksesan, teori tentang mendamaikan hati lewat kata-kata orang yang asal bicara dia musnahkan. Bizky tak percaya lagi. Yang dia percaya kini hanya kata-kata Allah yang ada di Al-Qur'an. Tak perlu lagi memahami buku-buku lain, cukup kitab suci umat islam itu yang dapat mendamaikan hatinya dan membawanya pada sebuah ketentraman.

Kehidupan Bizky berubah, dia tak mau lagi keluar rumah hanya untuk menikmati musik atau minuman haram yang dikonsumsinya, pergi bersenang-senang setelah berhasil meraih tender dalam pekerjaannya tak mau lagi dilakukan. Bizky seratus persen menjadi muslim yang taat.

Bizky memerlukan pendamping agar bathinnya terisi, agar hasratnya yang tidak salah jalan. Bizky memilih cintanya pada Pruistin Amalia. Ya, Pru yang membawanya pada sebuah keajaiban di sebuah desa terpencil dengan penemuan manusia dengan beban penyakit dan puncaknya pada sebuah batu yang menghidupi makhluk kecil karena Allah.

Bizky tak memburu Pru dengan sebuah target, cukup dengan kesabaran dan meyakinkan Pru bahwa Pru bukanlah perempuan pembawa malapetaka karena dua suaminya mati dengan cara yang sama. Bizky harus meyakinkan Pru bahwa itu semua takdir! Sekuat-kuatnya Pru mempertahankan kebenarannya itu, Bizky akan berusaha meyakinkannya dan akan berusaha terus sampai Pru mau menerima dirinya yang sungguh-sungguh menginginkannya.

Bizky bukan tak punya pilihan lain soal perempuan. Banyak! Segudang Bizky punya, mau model yang bagaimana? Muda, tua, setengah tua banyak kalau mau. Namun mereka tak sedikit pun membuat Bizky berpikir, mereka hanya berpikir satu, bahwa mereka tertarik pada Bizky karena fisiknya dan hartanya. Lain dengan Pru-janda dua anak ini mampu menaklukan hatinya yang keras dan melumurinya dengan kesejukkan. Pru mampu membangunkan rasa penasarannya tentang Tuhan dan itu yang dicari Bizky, kekososngan jiwanya.

Namun kini, ketika Bizky menawarkan dirinya untuk dipilih oleh Pru, Pru menolaknya. Bukannya Bizky tidak tahu tentang rahasia kelam Pru. Bizky tidak takut dengan ancaman yang diucapkan Pru, kalau berani menikahinya. Bagi Bizky itu bukan ancaman, itu takdir sekali lagi, takdir! Jadi bukan ancaman, hanya susahnya memberi keyakinan pada Pru bahwa itu takdir. Namun begitu Bizky mengerti hati Pru, semuanya perlu waktu, Bizky yakin suatu saat dia harus membuktikan pada Pru bahwa dirirnya sangat serius menikahinya.