BAB DUA PULUH TIGA NIKAH...? TIDAK!

2 1 0
                                    

"Kamu gak marah, Biz?"

Bizky membalas tatapan Pru, ada kenikmatan yang luar biasa ketika matanya beradu dengan mata Pru yang indah. Bizky merasa senang sekaligus punya harapan yang tiba-tiba saja terhimpun dengan hanya sekali isyarat, seperti iqomat yang dikumandangkan di mesjid akbar, seketika para makmun berdiri dan siap menunaikan sholat hanya dengan iqomat.

"Aku sudah capek marah, Pru, itu juga yang membuat aku enggan mengenal Tuhan dulu, walau aku sudah tak memikirkannya lagi, makanya aku memilih hidup sendiri untuk sembunyi dan tak mau orang tahu tentang keberadaanku. Dulu aku marah, bukan pada Tuhan, tapi pada diriku, kemudian hadir kamu Pru yang membuat hidupku sedikit berubah, entah kenapa sejak aku mengenalmu, aku merasa bahwa kamulah yang akan membawaku ke sebuah tempat yang damai, walau aku tidak tahu apa itu? Aku hanya merasakan ada perbedaan semenjak aku mengenalmu Pru, aku mencoba memahami masalahmu dan mengerti kemarahanmu pada Tuhan, sampai saat ini, Pru, ketika aku memeluk islam jadi agamaku, aku yakin bahwa apa yang telah menjadi nasibku adalah takdirku, aku tak mau lagi menyesali apa yang telah terjadi, aku berlapang dada menerimanya, karena hidup bukan hanya keinginan punya anak"

Bizky menarik napas, Pru dengan lembut mendengarkan.

"Itu makanya aku merasa bahwa kamu, Pru, yang dapat menerima keadaanku dan aku berharap kamu tak memintaku untuk mempersembahkan keturunan dariku"

"Kenapa kamu begitu yakin aku akan menerimamu?"

"Entahlah, aku merasakan seperti itu, mungkin karena aku memang mencintaimu, Pru...."

"Itu makanya kamu mempelajari islam dengan membabi-buta agar aku takluk sama kamu?"

"Bukan! Aku memasuki islam karena aku menemukan sesuatu yang tak pernah aku ketahui sebelumnya, islam-lah yang menjawab keragu-raguan dalam hidupku, islam-lah yang meyakinkan aku bahwa memang tiada Tuhan selain Allah dan Islam adalah rahmatan lil' alamiin, kamu tahu batu yang ada makhluknya itu Pru?"

Pru berpikir lalu mengangguk..

"Itulah momentumnya, di mana aku begitu benar-benar percaya dan yakin bahwa semua makhluk itu ada karena Allah, bukan karena sebab lain, hanya keimanan yang dapat memahami semua itu, Pru!"

Pru mendapatkan wajah berseri-seri, wajah dengan sejuta pancaran keindahan yang diperagakan dengan alami oleh Bizky, lelaki tampan dengan tampang kekinian yang merubah hidupnya menjadi muslim dan penampilannya yang islami. Adakah sesuatu yang masih disembunyikan oleh Bizky untuk Pru?

"Dan aku sudah khatam Al-Quran Pru, aku juga sudah berumroh..."

Pru melebarkan matanya, ingin rasanya dia memeluk Bizky kalau tak ada larangan, Pru gembira mendengarnya, sungguh sesuatu yang sangat enak didengar dan sesuatu yang sangat membahagiakan, sekaligus membanggakan. Pru senyum menatap bulan sabit yang menggantung.

"Kamu mau menerimaku, Pru?"

Pru menggelengkan kepalanya..

"Aku belum menggetarkan kamu, Pru?"

Pru tersenyum, menatap Bizky dengan riang.

"Kamu tak perlu menggetarkan hatiku Bizky, pernyataan terakhir itu sudah membuatku bangga..."

"Jadi kita nikah?"

"Tidak! Jangan pernah kamu berpikir atau memintaku untuk itu! Itu tak akan pernah aku lakukan lagi, Bizky!

Kali ini Pru benar-benar serius.

@

KUANTAR KAU KE PINTU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang