𝙶𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚔𝚕𝚘...
-𝚝𝚢𝚙𝚘
-𝚊𝚕𝚞𝚛 𝚊𝚌𝚊𝚔
-𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚜𝚔𝚒𝚙
-𝚐𝚊 𝚜𝚎𝚛𝚞
-𝚐𝚊𝚓𝚎
-𝚋𝚊𝚑𝚊𝚜𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚋𝚜𝚝𝚛𝚊𝚔
-𝚘𝚘𝚌
-𝚍𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚕 𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚗𝚜𝚞𝚛 𝚞𝚗𝚏𝚊𝚎𝚍𝚊𝚑 𝚕𝚊𝚒𝚗𝚗𝚢𝚊________________________________________
"Maaf, gw ga bisa di sini lagi"
"Eh jangan nangis, ntar lu makin jelek"
"Ahaha canda"
"Senyum, jangan cemberut"
"Nanti ada yang bakal gantiin gw kok"
"Jinko"
"Eh?" Atsushi terbangun dari mimpi buruk berkedok ketakutan yang tidak diharapkannya. Ia mengusap pipinya yang basah karena air mata nya sendiri lalu beralih menatap Akutagawa yang ada di sampingnya.
"Paan" Tanya Atsushi sambil bangun dari posisinya dan merapikan selimut yang ia pakai semalam. "lu mimpi apaan njir sampe nangis" Akutagawa mengusap rambut Atsushi yang lebih panjang sebagian.
"Ya mimpi"
"Yaudah gw kebawah duluan, lu nyeremin" Akutagawa turun ke lantai bawah sambil sedikit melirik Atsushi, kalau jinko nya sampai marah kan repot nanti. Menurut Akutagawa disaat mood Atsushi sedang jelek alias ngambek, Atsushi malah terlihat imut. Tapi ia ingat dibalik keimutan tersembunyi masalah yang rumit, entah mengamuk seperti harimau betina pms ataupun mengabaikan dirinya bagaikan angin lewat.
Setelah sampai dibawah, Akutagawa membuka kunci pintu apartemen milik Atsushi dan merebahkan tubuhnya di sofa. Entah darimana, firasatnya mengatakan akan ada makhluk yang datang nanti.
Akutagawa menutup matanya berusaha kembali tidur sambil mendengarkan suara sekitar, siapa tau Atsushi akan pingsan tiba tiba atau semacamnya. Baru saja hampir terlelap, Akutagawa merasakan berat di tubuhnya. Saat dilihat, ternyata harimau kesayangannya memejamkan mata dengan damai di atas tubuhnya. Akutagawa hanya diam menatap wajah Atsushi yang damai, tapi..
"HEH PEDO NGAPAIN LU"
"Anjing babi bangsat asu setan lu bocah sialan" Akutagawa mengumpat dengan berlebihan serta di lebih lebihkan walaupun keselnya emang berlebih
#pemborosankataSiapa? Tebak sendiri.g
"Bisa ga sih biarin gw berdua doang, lu ganggu banget njir" Ucap Akutagawa sinis kepada orang yang menatapnya balik dan tidak kalah sinis. "Semalem kan lu udah berdua ama Atsushi" Balas orang yang selalu menjadi saingan adu mulut Akutagawa, Ranpo.
"Semalem ya semalem, sekarang ya sekarang"
"Lah bodo, ngapain lu pegang pegang dia"
"Dih serah gw lah, udah otw jadi hak milik gw juga"
Atsushi yang diam didalam pelukan Akutagawa sambil sesekali tersenyum kecil dan terkadang merasa agak malu dengan kata kata yang di ucapkan Akutagawa.
"Udah weh udah, gw yang nyimak doang bosen dengernya. Ga ada topik perdebatan lain apa, gw terus yang jadi awal debat" Atsushi mulai membuka suara setelah beberapa menit mendengarkan perdebatan yang tidak penting sedari tadi.
Yang merasa sedang dimarahi hanya diam berdiri tegak sambil berbisik menyalahkan satu sama lain. Atsushi hanya bisa menghela napas melihat kedua makhluk yang tidak bisa akur dari awal pertama kali bertemu sampai sekarang.
"Tanizaki mana? Ga ikut?" Tanya Atsushi, yang diberi pertanyaan tersentak kaget karna dari tadi memfokuskan Akutagawa. "Aa- itu tadi balik bentar mau ngambil hp" Jawab Ranpo.
"Punten orang cakep dateng" Tanizaki masuk kedalam apartemen dan langsung duduk di sofa tanpa memperdulikan tatapan 3 temannya yang seolah dapat membunuh hanya dengan lirikan nya. "Iya tau gw cakep, gausah diliatin" Ucap Tanizaki enteng tak berdosa dan tidak mengubah posisinya sama sekali.
"Songong bat lu, untung sejenis ama jinko" Akutagawa melemparkan bantal sofa tepat menuju wajah Tanizaki dan duduk disamping Ranpo.
"Tumben ga protes lu" Celetuk Atsushi yang melihat Ranpo diam saja saat Akutagawa duduk disebelahnya, biasanya Ranpo akan langsung menjauh seakan disamping nya adalah setumpuk bangkai yang memang seharusnya tidak didekati.
"Ntah, laporin si Dajai yok"
(Akutagawa : bentar bentar, ada yang perlu di koreksi. Yang pertama sejak kapan gw jadi temennya tu dia makhluk?
Atsushi : temen gw temen lu
Akutagawa : tapi- yaudah lah serah
Ranpo : trus ini lagi gabut ngelaporin orang ke polisi
Author : keren lah, daripada belajar mending ngelaporin orang
Ranpo : serah lu)
Yh karna otak author lagi panas jadi langsung aj lah.
Setelah beberapa perdebatan serta menyusun kalimat untuk berbicara dengan polisi, mereka bertiga pun berangkat dengan perasaan iya dan tidak. Akutagawa? Ilang.g
Atsushi tidak percaya bahwa ia akan melaporkan teman sekelasnya kepada pihak berwajib, sejujurnya Atsushi merasa bersalah melaporkan Dazai. Tapi disisi lain ia juga kecewa menerima fakta bahwa temannya termasuk seorang buronan yang dicari cari. Tapi mau bagaimana, Atsushi juga kesal karena Akutagawa dibunuh.
Kalau Akutagawa masih hidup kan Atsushi bisa mencintainya tanpa ragu.. Eh? Lupakan.
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
Author : oasu singkat bat, padahal udah lama ga upload
Ranpo : otak lu isinya game nonton makan tidur doang si
Author : game itu kebahagiaan, nonton kebahagiaan, makan kebutuhan, tidur juga kebutuhan, jadi otak gw isinya kebahagiaan dan kebutuhan
Ranpo : gw?
Author : kebutuhan yang sudah pasti dan selalu membahagiakan
Ranpo : y
Author : btw sorry udah lama banget ga upload, salahin gurunya banyak zoom. Trus materinya kagak dikasih rangkuman, senen udah ulangan lagi
Ranpo : ga ada hubungannya podoh, otak ama niat lu aja ga jalan
Author : ga ada kaki
Akutagawa : tolol
Tanizaki : unpaedah bangsat percakapannya
Atsushi : y gt sj
Akutagawa : anjrit
Tanizaki : jan lupa vote ama komen klo bisa
Author : silahkan di tunggu chapter selanjutnya oks
Ranpo : jan di tungguin, php dia
Author : asu
______________________________________
𝙼𝚊𝚊𝚏 𝚔𝚊𝚕𝚘 𝚐𝚊𝚓𝚎, 𝚝𝚢𝚙𝚘, 𝚐𝚊𝚛𝚒𝚗𝚐, 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚎𝚔
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment Room 91 [LONG HIATUS]
RandomSeorang Nakajima Atsushi tidak menyangka bahwa mencari tempat tinggal itu sangat sulit, dan tiba tiba entah bagaimana ia di tawari sebuah kamar apartemen yang harganya bisa di katakan sangat murah. Edogawa Ranpo, salah satu sahabat Atsushi yang keb...