Chapter 3 : "SIAPA MANUSIA PIIPPP YANG MENGATAI ANAKKU?!!"

837 120 21
                                    

Warning : belum di edit. Ku ngetik ini dibanding ngerjain tugas, maapkan daku Bu Dosen. HAHAHAHAHA.

.

.

.

     "Kuroba-sama ..." panggil sebuah suara pelan.

Kuroba yang tengah menyiram tanaman di dekat kuil amaterasu tempat ia tinggal menoleh, menatapi Kei yang menunduk pelan. Kasu yang berada di pundaknya ikut menoleh dan mengekau senang kemudian.

     Kei, Pemuda Japan-Korea itu berambut hitam dengan panjang menutupi mata, modelnya belah tengah menampakan dahi, bentuk helaian rambutnya bergelombang. Tidak rapi, namun entah bagaimana malah menambah pesona anak ini. Kuroba Hayato mau tidak mau geleng-geleng kepala.

Bentuk wajah kei juga agak bulat dengan dagu dan rahang yang tegas, dipadukan dengan hidung mancung, bibir merah muda yang bagian atasnya kecil dan terlihat penuh. Matanya bulat, besar, Kuroba selalu bisa melihat binar kanak-kanak dari sana walau umur pemuda itu kini 19 tahun. Namun mata Kei juga dapat menajam hingga menggetarkan jiwa, kadang Kuroba diam-diam spot jantung karena sawan.

     "Oh, Kei-chan? Ada apa?" tanya Kuroba lembut sembari mematikan selang air yang dipegang. Ia tersenyum kecil, manis, dengan tatapan mata sendu nan teduh.

'AURA LEMBUTNYA TOLONG DIKONDISIKAN,' batin Kei, pembawaan Kuroba-samanya memang punya efek membuat jantung orang kebat-kebit tak karuan. Sangat ampuh untuk membikin orang mejadi sayang.

"Barusan, Pak Yaga Masamichi menelepon kuil, mengundang anda untuk pergi ke SMK Jujutsu." Jelas Kei pelan.

"..."

"Eh? Kuroba-sama?" Kei kaget karena pengasuhnya yang hanya diam, membuat wajah sedatar papan talenan dan pucat pasi.

     Kuroba Hayato merapalkan doa dari lubuk hati yang paling dalam, biasanya gurunya yang juga sudah dianggap seperti bapak tirinya itu memanggil dikarenakan beberapa hal.

1. Gojo Satoru membuat masalah dan ia harus membantu untuk menyelesaikannya,

2. Ia yang kembali dibujuk ̶ paksa menjadi guru di SMK Jujutsu,

Dan yang paling mengerikan adalah :

3. Ia entah bagaimana ketahuan membuat masalah dengan Atasan sehingga Yaga akan menceramahi, bukan, menghajarnya sampai mati sembari mengeluarkan kata-kata mutiara yang intinya "aku tidak membesarkan mu menjadi anak bar-bar tiada aturan."

Mau yang mana itupun, Kuroba tetap tidak senang dengan ketiganya. 'Bapak Yaga itu mulutnya tajem, kalo enggak, kaya ular cobra yang nyemburin asam sulfat sama racun dunia. ' Begitu kata Kuroba saat ditanya.

     "Uhm ... Kuroba-sama?" Kei yang cemas, meraih tangan kanan tuannya pelan.

"Uh? Ah ... bilang pada beliau aku akan tiba di sana 30 menit lagi. Apa tidak apa-apa aku meninggalkanmu dan abang kakak yang lain untuk mengurus kuil dan anak-anak panti?" tanya yang lebih tua tak enak hati.

"Tentu tidak apa-apa, Kuroba-sama." Kei menyahut cepat, tentu saja tidak merasa keberatan. Kei dan para remaja di Panti Asuhan Kuil Amaterasu telah terbiasa mengurus urusan panti, kuil, dan adik-adik mereka bila sewaktu-waktu 'Ibu angkat'-uhuk-maksud Kei 'ayah angkat' mereka pergi bekerja.

     Mereka semua paham, pengasuh mereka sibuk bukan main. Selain karena Kuroba Hayato merupakan Penyihir Jujutsu tingkat 1, ini juga disebabkan peraturan jujutsu dimana keluarga Kuroba tidak akan mendapatkan bayaran sedikitpun dari pekerjaannya disana sehingga pengasuh mereka banting tulang bekerja pula di dunia manusia non-jujutsu.

Kukyo : Kekosongan (Jujutsu Kaisen x Male OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang