Halooooooooooooo, maafkan author yang telah lama menghilang tenggelam dan mengedit memotong cerita terlalu lama. Ya, chapter ini dipotong setengah dari yang seharusnya. Semoga kabar reader sekalian baik-baik saja. Silakan dinikmati : D
.
.
.
"Kuroba-sama? ................. Kuroba-sama? Bangun!"
Joon Kei, pemuda japan-korea itu menepuk dan mengguncang pelan bahu tuannya. Seperti biasa ia bangun pagi sekali untuk membantu menyiapkan keperluan anak-anak panti yang akan sekolah, pemuda itu hendak membangunkan anak-anak namun ia terhenti ketika melihat Kuroba Hayato tidur di sofa ruang tunggu asrama. Aneh ... padahal yang lebih tua punya kamar sendiri.
Kei sebenarnya agak kasian menghentikan mimpi si mata merah, namun mau bagaimanapun Kuroba harus pergi bekerja juga. Ia tahu luar dalam tuannya memang susah tidur, alasannya karena banyak pekerjaan, banyak pikiran, hingga salah urat karena bertengkar dengan Gojo Satoru. Untuk kali ini sepertinya karena banyak pekerjaan, dilihat dari tumpukan kertas yang berserakan dan laptop yang belum ditutup di atas meja.
Yang dipanggil akhirnya membuka mata. Kuroba perlahan duduk, menaruh kertas di dadanya ke meja dan mengusap-usap mata serta wajah. "Ohayo ... Kei-chan." Sapanya serak-serak dalam. Kei menenangkan jiwa-jiwa fanboynya dalam diam. "Ohayo, Kuroba-sama. Ini kacamatanya."
Kuroba menyisir rambutnya yang menutupi dahi ke atas, tak sadar telah membikin anak orang memerah tak karuan. "Terimakasih, dirimu duluan saja Kei. Ku bereskan ini dulu. Nanti ku susul." Dan dengan begitu Kei undur diri, melanjutkan tugasnya. Melirik ke arah tuannya sekali lagi setelah agak jauh.
-o0o-
Anak-anak panti di kuil Amaterasu memang disekolahkan oleh Klan Kuroba. Sebenarnya Hayato ingin membangun sekolah sendiri di panti, namun karena dia sibuk dan berpikir anak-anaknya juga perlu interaksi ke orang-orang luar akhirnya keluarganya sepakat menyekolahkan mereka ke sekolah yang ada di prefektur ini.
Saat ini, jika di totalkan ada 35 anak yang berada di bawah naungan panti Amaterasu. 7 anak Paud, 11 anak Sekolah Dasar, 9 anak Sekolah Menengah Pertama dan 8 anak Sekolah Menengah Atas. Beberapa dari mereka ada yang mempunyai potensi sebagai shaman atau penyihir jujutsu, dan Kuroba terpaksa melatih mereka sejak dini untuk menjadi shaman.
Mengapa terpaksa? Sudah jadi rahasia umum jika Klan Kuroba diberikan hukuman untuk melayani dunia jujutsu tanpa imbalan. Jadi setiap generasi klan ini mau tak mau harus bekerja di Jujutsu apapun perannya, mau shaman, asisten, mado, supir apapun itu. Sayangnya para atasan terlalu tamak, mereka menganggap anak-anak panti juga bagian dari klan kuroba. Padahal telah jelas para anak itu bahkan tak mengandung setetes darah 'kuroba' dalam tubuh.
Hingga para orang tua sialan itu dengan tidak tahu malu menitahkan kepala klan untuk 'menyerahkan' anak-anak berpotensial untuk dijadikan 'budak jujutsu' pula. Hayato tentu mengamuk saat itu, ia harus ditahan Kei, kakeknya, dan para asisten lain agar tak menumpahkan darah di kantor jujutsu. Namun mau bagaimana lagi, satu suara kalah dibandingkan 8 suara. Hanya klan kuroba yang tak terima, ketua klan lain diam tak bersuara. Termasuk ... Gojo klan.
Hayato ingin semua anak asuhnya hidup bahagia. Si mata merah ingin para anak dapat memilih jalan hidup mereka masing-masing. Jika memang yang berpotensial itu masuk ke jujutsu, maka harus dari kemauan sendiri bukan dipaksa oleh hukum tanpa dasar atasan. Nanami yang dulu penyihir bahkan sempat memilih jalan hidup menjadi warga biasa, kenapa anaknya tidak bisa? Kenapa anak-anak yang tak berdosa, tak ada hubungannya, juga harus menanggung beban menjadi bagian dari klan kuroba? Tamak sekali kalian para Atasan Jujutsu!
![](https://img.wattpad.com/cover/260395726-288-k755175.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kukyo : Kekosongan (Jujutsu Kaisen x Male OC)
Hayran Kurgu"KENAPA AKU TIBA-TIBA MERASAKAN KEHIDUPAN SUKUNA RYOMEN?!!!" -Kuroba Hayato, 28 Tahun, Penyihir Jujutsu Tingkat 1 warning : - Lebih banyak fokus ke sisi Male OC. - Ini yaoi, gay, homo, hombreng. Anda telah diperingati. - OC switch tergantung patner ...