#9

316 65 18
                                    

She’s here, much alive. I found her, I mean yes, the police found her. But the reality hits me so hard.
Polisi menemukan Wendy kemarin malam di daerah Sacramento, tak begitu jauh dari San Fransisco dalam keadaan –well, sangat tidak aku harapkan. Dia ditemukan bersama seorang lelaki yang diidentifikasi sebagai Loiuse Burke JR, mobil yang mereka tumpangi menabrak pembatas jalan hingga membuat mobil mereka oleng dalam kecepatan mobil yang cukup tinggi dan ya, kecelakaan hebat itu terjadi. Aku bahkan tak bisa lanjut mendengarkan saat polisi memberitahuku kronologis lengkapnya, otakku tak bisa membayangkan hal buruk itu menimpa istriku.
Tidak ada kata beruntung dalam kasus ini, meski polisi berkata bahwa Wendy dan Louise beruntung bisa selamat dalam kecelakaan parah itu. Bagiku itu bukan suatu keberuntungan, Wendy menghilang saja sudah jadi bencana dalam hidupku. Terlebih kenyataan gila macam ini yang harus ku terima, istriku –Wendy, mengalami kecelakaan hebat bersama mantan kekasihnya. Wendy sudah sadar beberapa jam yang lalu namun masih belum bisa memberikan keterangan apapun. Dia masih dalam pengaruh obat bius pasca operasi di pergelangan tangan kirinya yang patah. Sedangkan si Louise brengsek itu, dia tampak lebih baik dari Wendy. Dia hanya perlu menerima 20 jahitan di sepanjang paha kirinya, dan dia tampak baik-baik saja saat ini. Aku tak bisa untuk tidak marah, apa maksudnya dia membawa pergi istriku? Sehun harus menahan tubuhku saat beberapa menit yang lalu aku nyaris saja meninju wajah pria brengsek di depanku ini.
“apa maksudmu Wendy ingin pergi bersamamu?” sekuat tenaga aku mencoba untuk membuat nada suaraku tenang meski api dikepalaku rasanya ingin menyambar lelaki brengsek ini.
“kau membuatnya terluka. Saat kami bertemu di bandara kala itu, aku dan Wendy saling bertukar cerita.” Laki-laki brengsek ini masih bisa memasang wajah tenangnya saat aku ingin meledak di detik ini juga. Lalu dia membenarkan posisi duduknya dan melipat kedua tangan didepan dada.
“Wendy ingin meninggalkanmu, Mr. Park. Kau melukainya terlalu dalam.” Sehun sekuat tenaga menahanku saat aku dengan reflek ingin menonjok wajah itu. Deru nafasku tak karuan, aku tak terima dia mengatakan kebohongan macam itu.
“saat itu kalian sama-sama ada dititik terendah. Tapi kau justru membuatnya semakin jatuh. Suami macam apa kau?” dia dengan beraninya memasang wajah angkuh dihadapanku.
“apa yang telah kau lakukan pada istriku? Kenapa kau membawa istriku pergi ke hotel setelah datang dari bandara?” tangan kananku terkepal dengan kuat, siap untuk menonjok wajah itu jika ia memberikan jawaban yang tidak aku inginkan.
“menurutmu apa yang dilakukan sepasang manusia yang sama-sama dalam keadaan terpuruk dan butuh pelampiasan?” akhirnya sebuah tonjokan keras berhasil mendarat di wajah pria brengsek itu. Aku sudah tidak bisa menahan emosi yang bergejolak sedari tadi, sejak pertama melihat wajah Wendy. Aku tau ada sesuatu yang tidak benar. Ini semua tidak nyata, aku tau istriku bukanlah wanita seperti itu. Wendy adalah wanita yang selalu menjaga kehormatannya, jadi rasanya tak mungkin ia melakukan hal gila seperti yang diucapkan setan itu.
“I’m gonna kill you!” teriakku sebelum akhirnya Sehun dan beberapa anggota SFPD menarikku untuk keluar dari ruang rawat si brengsek itu.

*
“…ya, Wendy mengirim pesan pada Louise sehari sebelum kepergiannya ke California…” runtuh sudah semua pertahanan yang kucoba bangun selama ini. She hurts me, so bad. Dia mengkhianatiku dan memilih untuk pergi bersama lelaki lain untuk mengobati luka dihatinya. Ku pikir masalah kami selesai, tapi ternyata Wendy memilih untuk menyelesaikannya dengan cara lain. Dia pilih lelaki dari masa lalunya untuk mencurahkan keluh kesahnya. Apa salah jika aku tak ingin mempercayai fakta-fakta ini?
Ku genggam tangan Wendy dengan erat dan menciumi sesekali. Meski rasanya pedih sekali untuk menerima kenyataan, namun rasa cintaku padanya mengalahkan segalanya. Dia istriku, dia adalah duniaku. Aku ada hanya untuk dia dan juga anak-anak kami.
Perlahan ku lihat Wendy menggerakan jemarinya, disusul dengan kedua matanya yang mulai terbuka dan berkedip. Ia menatap langit-langit ruang rawatnya agak lama, mungkin ia mencoba mengumpulkan ingatannya. Aku tak bisa untuk tidak tersenyum ketika melihat kedua mata cantik itu berkedip dengan indahnya, lalu perlahan menoleh ke arahku.
“I’m here, love…” ucapku dengan pelan. Ia menatapku dengan seksama, namun kedua mata itu tak menatapku dengan rasa seperti dulu. Tatapan itu terasa kosong.
“who are…you?” aku terdiam beberapa detik. Aku mungkin salah dengar.
“jangan khawatir sayang. Kau aman bersamaku.” Tetapi dengan tenaga seadanya, ia melepaskan genggaman tanganku dan wajahnya berubah ketakutan.
“siapa kau? Apa yang kau lakukan padaku?” kedua lututku rasanya lemas saat mendengar pertanyaan itu. Dengan mulut bergetar, ku coba untuk menjawab pertanyaannya.
“Wendy, ini aku Chanyeol…” belum sempat aku melanjutkan kalimatku, tiba-tiba Louise datang begitu saja kedalam ruangan.
“Louise?” Wendy dengan lancarnya menyebut nama lelaki brengsek itu, lelaki yang telah menghancurkan segalanya. Menghancurkanku.
“Wendy, ada apa denganmu?” ucapku tak mengerti. Wendy diam saja, lalu ku lihat dengan jelas ia meraih tangan Louise dan menggenggamnya dengan erat.
“Louise, siapa dia?” refleks, aku dan Louise saling bertatapan tanpa bicara. Aku melangkah mundur sambil menahan tangis sekuat tenaga.
“dia…suamimu, Wendy.” Wendy langsung menatapku dengan tatapan yang tak bisa aku pahami. Ia diam sejenak, memperhatikanku dengan singkat lalu kembali beralih pada Louise.
“tidak mungkin. Aku tak pernah melihat dia sebelumnya. aku…” aku segera berlari keluar dari ruangan sebelum mendengar kalimat-kalimat tak masuk akal yang diucapkan Wendy. Sehun yang melihatku berlari keluar segera mengejar.
“I need to be alone, please” dan Sehun mengerti, ia menghentikan langkahnya dan membiarkanku pergi menjauh untuk sementara.
*
Aku tidak menyangka jika dosaku dimasa lalu sebesar itu, hingga kini aku harus menanggung karma yang tak ku duga-duga. Dokter memvonis Wendy mengalami gegar otak yang berdampak pada hilangnya sebagian ingatannya. Sederhananya, Wendy mengalami amnesia yang disebabkan oleh benturan keras saat kecelakaan itu terjadi. Dokter yang menangani Wendy mencoba menenangkanku dengan berkata bahwa amnesia ini bersifat sementara, perlahan namun pasti Wendy akan kembali mendapatkan ingatannya. Jadi saat ini, yang Wendy ingat ia adalah Wendy 13 tahun yang lalu. Wendy yang masih menempuh pendidikan di Kanada dan masih berpacaran dengan Louise. Dan aku, belum ada diingatannya sama sekali. Begitupula Dexter dan Zara. Kami tak ada dalam ingatannya. Sudah ku hubungi keluarga Wendy dan meminta mereka untuk datang kesini, namun aku memohon agar mereka tak membawa Dexter dan Zara. Aku tak ingin dalam keadaan ingatan Wendy yang seperti ini, ia jadi tak ingat akan anak-anak yang sangat disayanginya. Aku ingin keluarganya yang mengingatkan semuanya, bahwa ia sudah menikah dan memiliki keluarga.
Saat ini Wendy masih tampak ketakutan, dokter juga masih melakukan observasi terhadap keadaan janggal ini. Tim dokter yang menangani Wendy berkata padaku bahwa rasa takut yang dialami oleh Wendy tampak tak normal. Ia seperti memiliki trauma melihat orang banyak, dan ketakutan ketika bertemu dengan orang asing.
“…sambil menunggu perkembangannya, aku ingin kau menahan diri untuk tidak menemuinya dulu. Karena ia begitu ketakutan melihat orang asing.” Dr. Basset mengingatkanku bahwa saat ini diingatan Wendy, aku adalah orang asing baginya. Dan dia ketakutan melihat orang yang tidak dikenalnya, -ketakutan melihatku.
*
25 Desember, 00.15 at UCSF Medical Centre

I Do Love You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang