Park Seungwan's Eyes~
22 September, 18.00 KST
"...aku baru saja landing di Paris. Bagaimana keadaanmu?" ku alihkan posisi ponsel dari telinga kanan ke telinga kiriku lalu ku tahan menggunakan bahu, sedang kedua tanganku sibuk memegang frypan dan satunya membalikan Salmon yang akan jadi menu makan malam untuk anak-anakku yang sudah ribut meminta jatah makan. Mengingat jam sekarang sudah menunjukan pukul 7 malam.
"sepertinya memberitahumu mengenai kehamilanku bukan ide yang bagus. Karena sebelum kau mengetahuinya aku baik-baik saja." Balasku setengah tertawa, ku dengar Chanyeol juga ikut tertawa mendengar jawabanku yang sebenarnya bisa saja menyinggung perasaannya.
"apa kau sedang menyalahkanku saat ini?" kurasakan ujung apron ku ditarik, dan ternyata itu adalah ulah Zara yang sedang menatapku dengan tatapan kelaparan sedang mulutnya terus berkata 'aku lapaaaarr'.
"tentu saja ini salahmu. Kau pikir siapa lagi yang bisa membuatku punya 2 anak yang semuanya 70% mirip denganmu?" ku dengar suara tawa Chanyeol yang lebih kencang membuatku seolah sedang melihatnya tertawa di depanku.
"tentu saja. Hanya aku yang boleh melakukan itu padamu!" dia menekan nadanya pada kata terakhir, kali ini giliranku yang tertawa sampai lupa jika Zara masih menarik ujung apron ku.
"Papa! papa dimana?" tanya Zara meminta untuk berbicara dengan ayahnya. Ku angkat Zara ke pangkuanku lalu memberinya ponsel agar bisa berbicara dengan ayahnya.
"Hello, sweety! Papa is in Paris. Do you miss me?" Zara menganggukan kepalanya dengan kencang, cukup menggambarkan rasa rindunya pada orang yang sudah mewarisinya telinga lebar seperti dumbo.
"I do, papa. I want you to come home as soon as possible." Setelah Salmon yang ku masak sudah matang, ku matikan kompor dan menurunkan Zara ke atas Highchair nya.
"papa ingin berbicara dengan mama." Zara menyerahkan ponselku dan dia kembali sibuk dengan buku mewarnainya.
"aku sedang menyiapkan makan malam. Disana jam berapa sekarang?" kataku sambil meletakan 3 potong Salmon dan menambahkan Lemon sauce diatasnya.
"disini baru jam 12 siang dan aku akan mencari makan siang bersama crew ku." Setelah mendengar jawaban Chanyeol, aku lalu pamit untuk mematikan ponsel karena Zara dan Dexter terlihat sangat kelaparan.
Setelah mematikan sambungan telfon dan memasukan ponsel ke dalam saku celana tidurku, aku langsung mengambil 2 piring berbeda porsi untuk Dexter dan Zara lalu meletakan makan malam itu dihadapan mereka masing-masing.
"Pelan-pelan saja makannya, Dex." Ucapku saat melihat Dexter tampak bersemangat memakan Salmon sampai Lemon Sauce nya berjatuhan ke meja makan.
"ugh.." ketika baru saja aku akan menyuap potongan salmon ke dalam mulutku, tiba-tiba perutku bergejolak. Aku segera lari menuju kamar mandi terdekat lalu memuntahkan semua isi perutku.
"Mama, are you okay?" ku dengar suara khawatir Dexter. Aku hanya mengangguk lemah lalu berdiri untuk mencuci muka dengan air dingin yang mungkin bisa menyegarkanku.
"aku akan menemanimu tidur malam ini..." satu hal yang ku syukuri adalah sifat gentleman yang diturunkan Chanyeol pada Dexter, terlepas dari sifat menyebalkan mereka berdua yang sama persis.
*
23 September, 05.25 KST
Aku terbangun dengan rasa mual tak terhankan lalu segera berlari menuju kamar mandi dan sepertinya membuat dexter ikut terbangun. Rasanya semua isi perutku benar-benar dikuras habis sampai tak ada lagi yang keluar selain cairan berwarna bening. Perlahan ku rasakan tangan mungil Dexter bantu mengusap-usap punggungku, persis dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya tiap kali aku muntah-muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Do Love You [COMPLETE]
Fanfiction(Season 2 of I Don't Love You) Semua berjalan sangat sempurna, bahkan terlalu sempurna untuk sosok berdosa dan pengecut seperti Chanyeol. Ia pikir kehilangan ayah dan anaknya bertahun-tahun lalu merupakan puncak dari karma yang harus diterimanya. Ki...