🦋 7. Tidak Sehat 🦋

2K 402 140
                                    

Selamat pagi temans🤩🤩
Kemaren aku nggak update. Maafkeun yakk, sok sibuk akutuu🤭🤭. Weeess ayolah mbaca aja👌👌

Ariani membuka mata dan melirik jam di atas nakas. Pukul tujuh lewat sepuluh, suaminya pasti sudah berangkat kerja dan dia tidak membuatkannya sarapan. Merasa tidak enak karena waktu sudah sesiang itu, Ariani segera bangun dan bersandar sejenak. Kepalanya terasa berputar.

"Kamu kenapa, Ar? Sakit?"

Ariani membuka mata begitu mendengar suara Giandra. Dia heran suaminya masih ada di rumah. Biasanya Giandra tidak pernah berangkat lebih dari pukul tujuh.

"Mas Andra kok belum berangkat? Ini sudah siang. Sebentar aku buatkan sarapan."

Ariani menegakkan tubuh, kakinya meraih sandal. Kepalanya terasa makin berat dan dia langsung kembali terduduk begitu mencoba berdiri.

"Ar ...." Suara Giandra terdengar cemas. "Berbaring saja kalau nggak enak badan. Ada Mbok Parti yang akan menyiapkan sarapan."

Ariani menurut. Dia berbaring dan berniat meraih selimut, tetapi Giandra lebih sigap dengan menarik benda itu terlebih dulu dan menyelimutkannya di tubuh Ariani. Ariani merasa terbantu dan langsung memejamkan mata.

"Ke dokter saja, ya? Aku nggak papa kalau berangkat lebih siang."

Ariani membuka matanya yang sesaat lalu terpejam. "Berangkatlah, Mas! Aku nggak papa."

"Benar?"

"Iya. Lagian Mas Andra bilang ada janji penting hari ini. Sudahlah, pergi kerja saja. Ini mungkin hanya masuk angin. Nanti juga sembuh." Ariani meyakinkan suaminya.

"Hmm," gumam Giandra, tangannya mengusap kepala Ariani. "Ya sudah, aku berangkat. Nanti kalau ada apa-apa kabarin, ya?"

"Iya."

Ariani kembali memejamkan mata. Matanya berair tanpa dia sadari. Dulu dia juga pernah mengeluh pusing ketika selesai membantu Abiseka memanen singkong. Pria itu langsung menjerang air di pondoknya. Sambil menunggu air mendidih, Abiseka mencari tanaman jahe dan menariknya. Setelah mencuci bersih jahenya, dia bawa masuk ke pondok dan tak lama kemudian keluar dengan segelas wedang jahe untuk Ariani.

"Minum wedang jahe ini supaya sakit kepalamu hilang."

Ariani hanya menatap sekilas wajah Abiseka. Dia meraih gelas yang terulur padanya dan mulai minum sedikit demi sedikit. Abiseka benar, meski sakit kepalanya tidak hilang seluruhnya, tetapi Ariani merasa jauh lebih baik.

Ariani membiarkan pikirannya mengembara. Berkelana dalam kenangan demi kenangan bersama Abiseka. Semua hal yang pernah terjadi di antara mereka berdua berebut untuk kembali terukir dalam ingatan Ariani.

"Mbak Ariani ...." Suara yang memanggil disusul ketukan pintu membuat Ariani membuka mata. "Dipanggil Ibu. Katanya sudah siang."

Setelah melirik jam, Ariani menghela napas panjang. Jam delapan, memang sudah siang untuk ukuran dirinya yang belum pernah bangun sesiang itu. Bu Yati sampai membangunkannya, Ariani merasa tidak enak. Meski melalui Mbok Parti, tetap saja namanya dibangunkan.

"Iya, Mbok. Ariani segera keluar," sahut Ariani.

Bangun dan menyingkirkan selimut yang menutup tubuhnya, Ariani melangkah menuju kamar mandi. Mengabaikan sakit kepala yang ternyata tidak mereda dan sedikit mual yang mendadak dia rasakan. Ariani ingin berbaring kembali, tetapi tidak bisa mengabaikan panggilan Bu Yati.

Segera setelah membersihkan diri dan merapikan penampilannya, Ariani membuka pintu kamar. Melangkah perlahan menuju meja makan dan melihat Bu Yati duduk sendirian sambil menikmati sarapan. Suara sandal Ariani membuat Bu Yati menoleh dan tampak terkejut.

Forever You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang