Clek,,Pintu wc di kamar Aca terbuka. Disana terlihat Aca mengenakan pakaian kaos polos pink dan celana pendek selutut sedang mengeringkan rambut yang begitu basah dengan handuk putih. Aca melihat jam yang tergantung di dinding kamarnya dan di sana terlihat jarum jam menunjukkan pukul 9. 50.
Drtt drt ddrt
Aca berjalan menuju meja belajarnya yang berada samping ranjang. Ia mengambil ponsel yang berdering lalu duduk di kursi depan meja belajarnya, di sana Aca mengacak-acak layar ponsel, seperti sedang membalas pesan dari seseorang.
Di atas meja belajar Aca terlihat begitu banyak buku tebal yang tersusun rapi, di sana juga tertempel papan to do list yang berisi agenda tugas Aca dan juga tertempel beberapa sticky note. Kacamata anti radiasi juga tergantung di sana.
Aca membuka lemari pakaian dan mengeluarkan pakaian atasan serta celana jins hitam yang kemudian dikenakannya. Setelah berpakaian Aca mengambil tas kecil miliknya yang tergantung di belakang pintu, kemudian Aca memasukkan beberapa benda ke dalam tasnya itu termasuk ponselnya. Setelah bersiap-siap Aca berjalan keluar kamar dan mulai menuruni satu persatu anak tangga.
Saat ini rumah Aca terlihat sepi, hanya menyisakan Aca, dua orang pengurus rumah dan satu orang penjaga rumah. Ayahnya keluar karena urusan pekerjaan kantor begitu pula dengan ibu Aca, tapi ibu Aca bukan keluar karena urusan pekerjaan melainkan karena arisan mingguan ibu-ibu. Biasalah, namanya juga ibu-ibu.
Bi'...
"Bibi Aca keluar dulu ya." Kata Aca sopan.
"Ia Non, hati-hati." Balas pembantu rumah Aca, Bi' Siti.
Aca mencapai pintu utama rumahnya yang begitu besar. Aca membukanya kemudian berjalan keluar dari dalam rumah yang begitu besar nan luas. Etss, maksudnya rumah orang tua Aca.
Aca mengeluarkan ponsel dari dalam tas yang dikenakannya. Di layar ponselnya terlihat kalo Aca sedang memesan taxi online yang akan sampai dalam waktu 6 menit. Sembari menunggu taxi datang, Aca duduk di sofa depan rumahnya sambil mengacak-acak ponselnya.
Drt drt drt
Suara getar dari ponsel Aca.
"Nak Aca mau pesan nasi kotak berapa?""Kalo 30 kotak bisa gk Mbak? Saya baru mau otw ke warung Mbak."
"Ada kok nak, saya tunggu ya."
Bip biip bbipp
Suara klakson mobil yang berhenti tepat di depan rumah Aca. Taxi yang Aca tunggu akhirnya datang, tanpa belama-lama Aca langsung berjalan menuju taxi dan masuk ke dalam mobil. "Pak Tolong antar saya ke Jalan Garuda samping Kafe Senja Estetik." Ujar Aca ke pak sopir taxi memberi tahu tujuan Aca. Perjalanan dari rumah Aca ke tempat tujuan Aca membutuhkan waktu sekitar 8 menit lamanya untuk bisa sampai.
••••
Ketika Aca sudah sampai di tempat tujuannya Aca turun dari taxi. Aca masuk kedalam warung kemudian mengambil pesanannya, setelah membayar Aca keluar dari warung membawa dua kantong besar berisi nasi kotak pesanannya lalu kembali naik ke taxi tadi. Aca meminta pak sopir taxi untuk mengantarnya ke Taman Srisari. Taman itu adalah satu satunya taman yang selalu Aca kunjungi sekali seminggu, bahkan dua kali seminggu jika Aca punya banyak waktu luang.Di dalam mobil Aca terus tersenyum simpul menikmati cuaca yang begitu cerah, sesekali menghirup udara segar yang terus berhembus masuk lewat jendela mobil yang terbuka.
"Sudah sampai dek." Kata pak sopir taxi
Aca membayar sopir taxi lalu keluar dari mobil sambil membawa kantong besar yang tadi ia ambil di warung. Aca mulai berjalan dan menghampiri anak-anak jalan yang ada di sana di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA & CACA [HIATUS]
Teen Fiction[HIATUS] Autor butuh pendapat kalian Menurut kalian cerita ini pantas dipublis atau tidak? Pendapat kalian akan garuh dengan cerita ini Seeyou next✨