3 Tahun kemudian
Hari demi hari berjalan begitu cepat. Hingga tanpa Angkasa sadari, hari ini adalah hari di mana hari yang begitu di nanti oleh semua siswa. Hari yang begitu penting. Ya, hari ini adalah hari kelulusan. Di mana para siswa akan menerima raport dan hasil mereka menuntut ilmu selama tiga tahun kebelakang.
Suara riuh dari sebagian siswa kini terdengar jelas. Tawa bahagia pun terdengar jelas dari siswa-siswa ketika mereka telah mendapati orang tuanya hadir untuk menyaksikan hari bersejarah baginya. Namun tidak bagi Angkasa. Wajah Angkasa masih mencari-cari kedua orang tuanya. Karna, hingga saat ini, kedua orang tuanya belum juga hadir di SMA Widmagama.
"Halo Bu," ucap Angkasa ketika telah terhubung oleh ibunya. "Ibu sama Ayah dimana? Kok belum sampe? Ibu sama Ayah ga lupa kan?" sambungnya sembari memperlihatkan wajah cemas.
"I-iya, Ibu sama Ayah ga lupa kok. Udah dulu ya," ucap Ibu sembari langsung mengakhiri pembicaraan.
Kekhawatiran kini semakin menghantui Angkasa. Bagaimana tidak? Beberapa menit lagi acara yang di tunggu-tunggu olehnya akan segera dimulai, namun ibu dan ayahnya tak kunjung datang. Suasana pun semakin tegang ketika Angkasa sudah memasuki aula. Tempat duduk yang telah disiapkan panitia pun hampir terisi penuh. Angkasa yang masih mencari kedua orang tuanya itu pun langsung menempati tempat duduk yang masih terlihat belum berpenghuni.
"Nyokap ama bokap lu mana Sa?" tanya Gavin ketika melihat Angkasa menduduki bangku seorang diri. Namun Angkasa tak menjawab pertanyaan temannya itu. Sesekali ia melihat pada ponselnya. Ya, ia menunggu sebuah nada panggilan dari kedua orang tuanya.
Angkasa semakin cemas. Suasana semakin menegangkan ketika seluruh panitia telah berdiri gagah dihadapan para murid dan orang tuanya. "Bu ...." ujar Angkasa yang masih melihat sekeliling aula.
Deg!
Jantung Angkasa berdecak kencang ketika seseorang terdengar sedang menguji mikrofon. Keringatnya pun telah membasahi telapak tangannya. Haru pilu semakin menggebu ketika semua telah berkumpul dan siap meramaikan acara kelulusan siswa SMA Widmagama.
"Baik. Ibu bapak sekalian, kami haturkan terimakasih karna ibu bapak sekalian yang telah meluangkan waktunya untuk memeriahkan acara kelulusan anak didik kami." Suara Pak Andreas merupakan kepala sekolah di SMA Widmagama terdengar jelas ketika ia melihat siswa-siswi dan para orang tua telah berkumpul seolah memekakan telinga Angkasa.
"Baik, karna semua telah berkumpul, alangkah baiknya kita mulai ya acaranya," sambung Pak Andreas.
"Bentar pak, itu masih ada yang kosong," bisik Bu Anneth yang tak sengaja melihat bangku di samping Angkasa masih belum berpenghuni.
"Angkasa, orang tua kamu mana? Kok belum ada?" tanya Pak Andreas.
"Katanya sih bentar lagi Pak," tutur Angkasa sembari memberikan senyum kepalsuan.
Acara kelulusan pun dimulai. Susunan acara terdengar jelas ketika sang pembawa acara menyebutkannya. Sambutan demi sambutan telah di paparkan oleh sederet pencetus SMA Widmagama.
Dan kini, saat yang sangat di tunggu-tunggu oleh semua siswa. Saat di mana para siswa di panggil untuk membawa raport dan mengambil sebuah hadiah dari sekolah bersama orang tua mereka.
Angkasa semakin cemas. Keringat dingin semakin membasahi telapak tangan dan mukanya. Badan Angkasa pun menjadi lemas. Karna ia mendapati kedua orang tuanya tak akan hadir di acara ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/258160053-288-k750063.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Angkasa [ On Going ]
Roman pour AdolescentsAngkasa Arya Wiguna. Atau yang sering dipanggil Angkasa, merupakan pemuda paruh baya, yang terus menerus dirundung sendu. Masalah demi masalahnya kian hari kian bertambah. Angkasa tak mau menceritakan masalahnya pada siapapun itu. "Tetap bersikap ba...