[7] evanescent

222 68 15
                                        

Sebelumnya makasih banyak atas kalian yang masih nunggu, masih minat baca dan selalu dukung cerita ini.

Dan maaf, aku minta tolong buat kalian tetep selalu dukung cerita ini, terlebih kalo memang kalian enggak sempet komen setidaknya berikan vote kalian. Kedua bentuk itu adalah hal yg bikin aku mood booster.

Kayanya bukan aku aja, tapi penulis lain juga begitu, karena kita sebagai manusia pasti butuh sebuah apresiasi dan dukungan. Dan kalian pasti tau kan caranya menghargai sesuatu?

Hepi riding <3

"Tunggu!"

Pria itu menghentikan langkah kakinya ketika seseorang yang berjalan dibelakangnya menahan lengannya.

"Jangan tinggalin aku," genggaman tangannya semakin kuat menahan lengan pria itu. "Aku enggak punya siapa-siapa, aku..."

"Kenapa? Kamu takut?" tanya pria itu.

"Iya, aku takut, tolong jangan tinggalin aku..."

Eric terbangun dari tidurnya, dia terdiam cukup lama setelah memimpikan dua orang yang entahlah siapa mereka itu, Eric gak mengenali keduanya.

Tiba-tiba pintu kamar Eric terbuka memunculkan Junkyu yang menggunakan celemek berwarna hitam, sepertinya pria itu sedang memasak sesuatu, disekitarnya pun Eric mencium bau gosong.

"Kirain belum bangun," kata Junkyu, masih berdiri diambang pintu kamar.

Eric segera beranjak dari kasur, lalu keluar dari kamar dan berlari ke meja pantry. Pria itu menghelakan nafasnya melihat dapurnya yang kacau-balau, mulai dari cangkang telur yang berserakan, gula yang berantakan, nasi yang berhamburan disekitar kompor, dan telur yang gosong beserta beberapa hembusan asap dari kompor.

Eric beralih menatap Junkyu, "Maksudnya apa?"

"Laper," kata Junkyu dengan suara lirih, bibirnya menekuk kebawah dan matanya berbinar-binar membalas tatapan Eric.

"Lo tuh..." Eric kembali menghelakan nafas, mencoba menahan amarahnya. Pria itu kembali menoleh kekacauan atas perbuatan Junkyu, hanya dengan kedipan mata membuat semuanya kembali bersih dan rapih.

Junkyu membulatkan matanya, "Waw... Keren!!" dia tersenyum sambil menepuk kedua tangannya, merasa takjub dengan apa yang telah Eric lakukan.

"Ayo," Eric berjalan ke arah pintu rumah, Junkyu segera mengikutinya dari belakang.

"Son Eric emang berhati malaikat," gumam Junkyu.

"Gue emang malaikat," Eric terdiam sejenak, lalu menundukkan kepalanya. "Malaikat maut lebih tepatnya..."

Bagi Eric, menjadi malaikat maut itu gak ada spesialnya, kelebihan yang pria itu miliki pun gak membuat dirinya menjadi istimewa. Dan Eric selalu berpikir bahwa dirinya menjadi seorang malaikat maut itu adalah sebuah hukuman. Entahlah, apa yang telah pria itu perbuat di kehidupan sebelumnya sampai dia menjadi sesosok seperti saat ini.

Kata Juyeon—senior yang dekat dengan Eric, mereka menjadi malaikat maut karena telah berbuat dosa besar. Dan Eric gak pernah membayangkan setelah dia melewati kehidupan sebelumnya, dia bereinkarnasi menjadi malaikat maut. Memang gak ada siapa pun yang tau skenario Tuhan.

Kedua pria itu pergi ke mini market terdekat, makan mi instan ditempat, sekalian belanja bahan-bahan makanan setelah beberapa bagian habis dengan percuma karena ulah Kim Junkyu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GRIM REAPER - EricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang