[4] can you kill me?

416 117 43
                                    

Eric mengurungkan dirinya untuk menghampiri Junkyu yang sedang berbincang dengan seorang perempuan di salah satu bangku taman, perempuan itu Watanabe Sena. Melihat keduanya membuat ujung bibir Eric tertarik keatas membentuk sebuah senyuman.

Berapa detik kemudian Eric melangkahkan kakinya menjauh dari taman, Eric berniat segera pergi setelah sebelumnya pria itu akan menjemput sosok arwah tetapi ada kesalahpahaman dan beberapa hal yang gak terduga.

Beberapa saat yang lalu Eric ingin menjemput arwah kakek tua yang seharusnya hari ini adalah hari terakhirnya, tapi kematian itu berubah hanya karena satu hal kecil yang di lakukan oleh seekor anjing. Sebuah keajaiban untuk seseorang yang menjalankan hidupnya dengan baik.

Ketika Eric sedang berjalan tiba-tiba ada pagar rumah yang terbuka memunculkan seorang perempuan dengan tangannya memegang sebuah pisau dan pakaianya ada banyak bercakan noda darah, perempuan itu melangkahkan kakinya ke arah Eric sambil mengarahkan pisau yang dia pegang.

"can you kill me?"

"hah?" Eric mengkerutkan keningnya, untuk sesaat dia terdiam menatap perempuan itu begitu dalam.

"tolong," kata perempuan itu dengan suara lirih. "bunuh aku!"

Eric kembali melangkahkan kakinya, berusaha gak peduli dengan perempuan itu. Harus di garis bawahi bahwa Eric sama sekali gak ada hak dalam kematian, Eric juga bukan pembunuh, Eric hanya seorang grim reaper yang bertugas menjemput dan mengantar arwah kehidupan selanjutnya.

Perempuan itu mengikuti Eric dari belakang dengan ekspresi begitu datar, langkah kaki perempuan itu makin lama makin menyeimbang dengan langkah kaki Eric, sampai berapa detik kemudian Eric menghilang tiba-tiba membuat perempuan itu begitu terkejut.

"Aku bukan Tuhan," kata Eric yang sekarang berdiri di belakang perempuan itu.

"Kamu siapa?" perempuan itu kembali mengarahkan pisaunya ke arah Eric, tapi ekspresinya masih begitu datar.

Eric kembali berjalan tanpa mempedulikan perkataan perempuan itu, sama sekali gak peduli. Tapi, perempuan itu tetap mengikuti Eric sampai mereka berada di sebuah jalan yang begitu kecil.

Tiba-tiba Eric membalikan tubuhnya mendorong perempuan itu ke sisi kanan tembok dengan tangan satu. Eric menundukkan kepala, menatap ke arah pisau yang tertusuk di perutnya saat ini, lalu beralih menatap perempuan yang saat ini ada di hadapannya.

Perempuan itu membalas tatapan Eric, gak ada rasa takut apapun. Justru gak lama perempuan itu tersenyum kecil sambil menekan pisau yang tertusuk di perut Eric, dan tiba-tiba penglihatan Eric berubah menjadi buram.

Ketika penglihatan Eric menjadi buram, saat itu juga tubuhnya tumbang, kepalanya berhasil jatuh di pundak kanan perempuan itu. Cukup lama posisi Eric dan perempuan itu, dan cukup sulit bagi perempuan itu menahan tubuh Eric.

"Seorang pendosa enggak berhak untuk memilih," kata Eric dengan nada suara yang begitu lirih, dan masih dengan posisi kepala yang bersandar di pundak perempuan itu. "Enggak ada gunanya kamu dorong pisau kamu ke perut aku."

Eric memegang tangan perempuan itu dengan kuat, dan mencoba mencabut pisau dari perutnya, Eric langsung mengangkat tangan perempuan itu tepat di matanya ketika pisau itu berhasil tercabut, lalu merebut pisaunya dengan tangan yang satu dan membuang pisau tersebut kesembarang arah.

"Sakit?" tanya Eric sambil menatap telapak tangan perempuan itu yang terlihat goresan cukup besar, perempuan itu menggelengkan kepalanya.

Cukup lama Eric memperhatikan luka di telapak tangan perempuan itu, tanpa sadar dia menjadi objek oleh perempuan yang saat ini ada di hadapannya, tapi kemudian Eric beralih dari luka tersebut dan pandangannya berhasil jatuh ke dua mata perempuan itu.

GRIM REAPER - EricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang