2

11.7K 758 32
                                    

Aku berjalan santai melewati lorong. Semua tampak berbisik membicarakan ku yang menentang Niall dan pasukkan nya kemarin. Aku tak perduli, dan menuju kantin. Meja kantin penuh, tapi ada satu tempat kosong yang entah kenapa tak satu pun murid yang mau menduduki nya. Ku lihat, meja kantin itu baik baik saja, tidak kotor, tidak basah, atau apapun itu. Aku hanya menggelengkan kepala ku, dan duduk di meja itu sambil meletakkan bekal ku. Lagi lagi, aku menjadi pusat perhatian seisi kantin. Semua menatap ku aneh. Memang kenapa? Apa bangku ini dikutuk?

Brakk..

"Minggir!" Ucap Niall tiba tiba sambil menggertakan meja kantin yang sedang ku duduki. Seperti kemarin, ia bersama pasukkan nya.

"Loh, kalian siapa? Aku duluan yang duduk disini!" aku tak kalah sewot. Niall menatap ku seperti tatapan tajam nya kemarin, lalu berbisik kepada teman nya yang berambut ikal.

"Kau tak kapok juga, ya?" tanya Niall sambil menautkan sebelah alisnya.

"Why should I? Kalian pikir, kalian siapa?" aku bertanya balik dan sukses membuat seisi kantin tertawa.

"Jangan menertawai kami!" jerit laki laki berjambul coklat. Keheningan kembali mengisi kantin. Aku dan pasukkan Niall seperti sedang beradu. Tunggal melawan pasukkan. Perempuan melawan laki laki. Apa dunia sudah berputar?

"Minggir atau aku akan membunuhmu!" Niall mempertegas kalimatnya. "Bagaimana kalau aku nggak mau? Kau ini, sok berkuasa sekali, sih. Dengar ya, aku sama sekali nggak takut sama kamu dan pasukkan mu! Aku nggak akan mau diberi perintah oleh mu. Kau bahkan bukan raja Dominick yang menghidupi seluruh murid di sekolah ini"

Niall menggepalkan lengan nya, aneh karna aku tak sadari niat nya.

Plakkk,

Niall menghantam pipi ku yang baru saja sembuh dari tamparan perempuan kemarin. Aku tersungkal ke tanah, dan kaca mataku terjatuh. Aku dapat melihat salah satu pasukkan nya menginjak injak kaca mataku, jadi aku tak bisa melihat normal. Aku melihat langit yang berbayang bayang. Apa ini gempa? Atau aku saja yang sedang tak stabil? Aku menutup mataku karna lemas, dan setelah itu, aku tak ingat apa apa.

"Hello beautiful" sapa seorang perempuan yang mengenakan jas seperti dokter. Ada pengenal nama di samping kerah kanan nya.

Violetha Cassandra.

"Kamu sudah bangun ya rupanya..." Vio melempar senyum nya yang sungguh manis ke arah ku. Aku mengubah posisi tidur ku menjadi duduk.

"Ah..." ringisku sambil memegangi pipi kanan ku yang memar. "Jangan di sentuh... Pipimu hanya memar biasa. Tapi sudah ku obati kok" peringat Vio.

"Aku pingsan berapa lama?"

"3 jam. Itu, tasmu disana. Tapi, kacamata mu rusak, jadi aku meminjamkan mu kaca mata yang tersisa di UKS. Ku harap cocok ya denganmu. Eh, lebih baik kamu segera pulang dan istirahat di rumah. Bel pulang sudah berbunyi 1 jam yang lalu"

"Really? Baiklah. Makasih ya, um... Vio. Kau anak PMR?"

"Iya. Senang bisa membantu. Aku pulang dulu, ya. Ohiya, aku salut dengan keberanian mu menentang Niall and the potatoes. Kau orang pertama yang berani membantah perintah nya. Mungkin sebentar lagi, kau akan terkenal disini"

"Um... Vio, aku boleh tau, siapa Niall itu? Kok sampai di takuti sekali, sih?"

Wajah Vio berubah menjadi datar. Ia beranjak ke ambang pintu, lalu mengunci nya. Ia kembali ke hadapan ku, dan duduk di sebrang ku.

"Kau janji jangan cerita apapun soal ini, ya?" Vio menegaskan, dan aku mengangguk.

"Niall adalah anak tunggal dari pemilik sekolah ini. Dia sangat di manja. Apapun yang ia mau, pasti dituruti. Belum lama ini, ada yang dikeluarkan dari sekolah karna dia membuat Niall kesal. Dan, banyak juga guru yang di pecat cuma cuma hanya karna Niall benci diberi tugas banyak. Lama lama, sekolah ini bisa menurun drastis, kan?" Violetha membenarkan rambutnya, lalu aku melamun mendengar penjelasan nya. Dasar! Selain angkuh, sombong, dan aneh, dia ternyata juga manja!

Dark Mission [COMPLETED/on editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang