20

7.1K 410 4
                                    

"Uncle Boby... Are you alright?" tanyaku sambil memegang bahunya. Ia terdiam kaku sambil menunduk, tak memperlihatkan wajahnya kepadaku. Aku tau dia sedang menangis melihat... Ya, you know what? Barang yang Melissa buang beberapa menit lalu sebelum meninggalkan rumah ini.

"I'm just... feeling like stupid" ucap uncle Boby.

"Why?"

"Saya memperbesarkan Niall dengan tangan saya sendiri. kenapa? Kenapa dia tak pernah menghargai semuanya?" isak uncle Boby. Aku dapat merasakan kesedihan nya.

"He needs time, uncle. I will tell him. I will help you to... To change him better"

"Dimana lagi titik kesalahan uncle, Leo? Semua kasih sayang sudah uncle berikan untuk yang terbaik. But he... I just cant imagine when Niall do this..." uncle Boby memegang barang hina tersebut, lalu meremasnya.

"Dad?"

Kami menoleh ke arah Niall yang rupanya sudah sadar. "What happened?" tanya Niall. Uncle Boby menarik nafas dalam dalam.

"Nothing happened with us. But something happened to you" uncle Boby melempar barang hina itu ke hadapan Niall, lalu keluar kamar.

"What the..." ucap Niall penuh terkejut. Aku tak dapat menahan air mataku lagi. Memang, aku sakit hati karena... Ya bayangkan saja, perempuan mana yang tak sakit hati melihat kekasihnya dekat dengan mantannya? Apalagi soal having sex.

"Leo..." panggil Niall.

"I'm fine, really" aku mengusap air mataku, lalu keluar kamar. Aku memutuskan untuk ke teras dan berharap Niall tak menghampiri ku. Seharusnya aku tak marah. Aku sudah memaafkannya waktu itu, jadi tak seharusnya aku marah sekarang. Sudah ku bilang, Melissa itu licik! Sama seperti ayah dan ibunya! Well, aku memang belum terlalu kenal dengan ibunya, tapi aku yakin seorang ibu pasti dapat menurunkan anaknya sifat licik itu.

"Hei..." aku merasa Niall menyentuh tanganku. Dengan segera, ku usap air mataku yang sudah lama pecah.

"Kau marah dengan ku?" tanya Niall, dan aku menggeleng. "why should i?"

"I dont know. Kesalahan yang ku buat begitu besar"

"Aku... Baru tau kalau kamu suka tidur dengan perempuan"

"Hei it's not as worse as you think. I'm not really slept with those girls. Aku hanya menjadikan mereka kesenangan aja"

"Kesenangan? Fuck... Kau tau rasanya di permainkan?"

"You haven't problem with all girls i had slept with"

"I know... But..."

"Come here" Niall menarikku ke pelukkannya. I cant help but i feel so safe with him. I love him and I always do.

"How about... Hangout together?" he asks.

"I think you should ask for your father apologies. Um.. he so disappointed."

"Ya i should, but... i dont know, i just cant. i dont really care to him"

"Niall! He is your father!"

"I know! I know! Okay. I will ask him for apologies"

Aku dan Niall berjalan ke kantor uncle Boby. Perlahan, Niall mengetuk pintu nya, lalu masuk. Aku menunggu diluar, membiarkan mereka membicarakan hal privacy mereka.

"What do you want again?" aku dapat mendengar uncle Boby berbicara dengan suara lugasnya.

"I... im sorry for everything" Niall answers simply.

"You dont need to do that"

"Why?"

"Because... i want you to out from here. From my house i mean"

Dark Mission [COMPLETED/on editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang