10

7.3K 425 1
                                    

Aku berbincang bincang dengan Melissa di halaman belakang. Aku sangat senang mendengar suara merdu nya lagi. Melihat tawa nya. I miss her so bad!

"Kabar mu baik kan, Ni?" tanya Melissa, biasa aku menyebutnua Meli, atau Mel.

"Yes... Jauh lebih baik setelah bertemu dengan mu"

"Hahaha. Kau ini, bisa saja. Ngomong ngomong, ayah kamu sudah setuju soal hubungan kita? Soal keputusan papi waktu itu?"

"I don't know. Ayah sedang banyak pikiran. Aku belum bertanya lagi soal itu"

"Okay.. Tapi kamu serius kan Ni denganku?"

"Why the hell you asking me like that? Yes. Aku serius dengan mu. Why not? Kamu cantik, dan cuma kamu yang ku suka dari dulu"

"Seriously? Aw, thank you!" Melissa memelukku, dan aku membelai rambutnya.

Setelah cukup lama kami berbincang, akhirnya, ayah datang menemui kami.

"Hello uncle..." sapa Melissa sambil mencium lembut punggung tangan ayah. "Hei Meli, bagaimana kabar papi mu? Baik baik saja kan?" tanya ayah, dan Melissa mengangguk.

"Uncle kapan mau meeting bareng di kantor papi?"

"Iya, uncle sedang sibuk belakangan ini memikirkan program untuk Birmingham, dan keuangan di kantor yang lagi nggak stabil"

"Oh gitu ya uncle... Kalau perlu bantuan dana, hubungin papi saja. Nggak perlu sungkan sungkan, okay?"

"Hehee, thank you ya Melissa. Yasudah, kalian lanjutkan saja lagi ngobrolnya, uncle mau istirahat"

Melissa selalu memberikan seluruh perhatian nya untuk mengambil hati ayah, tapi entah kenapa ayah tak pernah menggubrisnya. Apa karna ayah tak suka dengan Melissa? Tapi apa sebabnya?

Melissa mengajakku ke club malam ini. Tentu aku menerima tawaran nya, karna sudah lama juga aku tak ke club.

"Ayolah Ni, minum, sedikit lagi saja" goda Melissa sambil berjalan sempoyongan ke arah ku. Karna aku sudah merasa mual dengan alkohol, aku menolak nya. Kepalaku sakit sekali. Melihat para jalang sedang berjoget joget ria, semakin membuat ku pusing dan melesat ke kamar mandi. Ku muntahkan segala isi perutku, lalu aku menatap cermin. Ku dapati laki laki berambut pirang yang sudah acak acakan, sedang berdiri lemah dengan mata yang memerah, dan wajah nya kusut sekali. Aku sudah benar benar kacau malam ini. Aku tak bisa menahan nafsu ku untuk meminum alkohol tadi.

"C'mon Mel, kita harus pulang. Look at yourself. Kau sudah benar benar mabuk!" Ocehku. Tapi Melissa malah tertawa. Aku menyeringai dan mengacak acak rambutku. Bagaimana aku bisa menghadapi Melissa yang sudah mabuk seperti ini? Seharusnya aku menolak untuk menerima ajakkan nya ke club, karna aku tau pada akhirnya Melissa akan seperti ini. Bodoh!

"Mau pulang, atau ku tinggal, hm?" ancamku.

"Oh honey. Jangan seperti itu. Baiklah, yuk!" kata Melissa yang masih sepenuhnya mabuk. Aku menggandeng Melissa ke mobil dengan keadaan ku sendiri yang juga lemas.

Beberapa menit di mobil, Melissa sudah tertidur pulas. Mungkin dia lelah. Wajahnya cantik sekali ketika tidur, membuatku semakin meleleh.

Sesampai nya di rumah Melissa, aku menggendong nya ke dalam rumah. Ku rasa, dia mabuk berat. "Thank you Niall sudah mengantar Melissa pulang. Maaf merepotkan" kata uncle Jack. Aku tersenyum, dan mengangguk. Setelah itu, aku pulang. Aku menyetir dengan sangat lemas. Pikiran ku sudah kemana mana. Juga asmaku yang kambuh. Sial! Aku tidak membawa inhaler ku!

"Hik.... Hik..."

Napasku mulai tak beraturan. Jantungku berdebar kencang sekali. Tak satupun obat penyanggal asma di mobil ini.

Dark Mission [COMPLETED/on editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang