사 (Sana)

6.1K 45 2
                                    

Di chapter ini aku pake POV 1 dari sisi laki-lakinya. Visualisasi Sana di sini di pakai saat era feel special.

Untuk Tzuyu? Tunggu ya, aku belum ada ide buat dia.

Happy reading!

---

Ini adalah kali pertama aku melihatnya secara langsung. Dia cantik, sexy, imut, sopan, ramah, lembut, manis dan suaranya lucu.

Dia memakai short dress berwarna hitam, rambut pink nya dan parfum manisnya yang bisa ku rasakan saat dia jalan melewati ku bersama membernya yang lain.

Aku bertanya kepada salah satu manajer grupnya --twice-- perihal nomor perempuan Jepang itu. Tetapi manajernya mengatakan aku harus meminta nya sendiri.

Semakin di tantang, maka akan semakin berani. Itu laki-laki. Dan saat ini aku berdiri di depan twice dressing room.

Para member twice menyapaku dan aku menyapa mereka kembali, aku tersenyum saat melihat Sana sedang memperbaiki rambutnya.

"Sana." Panggilku, ia membalikkan badannya dan tersenyum. "Boleh minta nomormu?" Langsung saja ku tekan gas dengan kencang, apalagi aku tahu kalau gadis ini sedang sendiri saat ini.

Sana mengambil ponsel yang aku sodorkan, ia mengetik nomornya dan memberikan ponselku kembali.

"Terima kasih." Ujarku.

"Sama-sama, sunbae." Ucapnya.

Aku membuka ponselku, tersenyum miring kala ia juga mengetikkan sesuatu di sana.

Senyumanku tak luntur, lantas aku menyimpan ponselku dan kembali. Seminggu ini aku harus bisa mendapatkan perempuan Jepang itu, bukan karena perjanjian dengan yang lainnya. Karena aku sedang merasa pantas saat ini.

Dan seminggu setelahnya, twice libur untuk beberapa hari setelah masa promosi mereka. Aku menjemput Sana di dorm twice dan tersenyum saat perempuan itu memasuki mobilku.

"Hai." Sapaku, Sana tersenyum.

"Hai." Sapanya sambil memasang seat belt "Langsung ke apartemen mu?" Tanyanya.

Aku mengangguk, kita memang belum berpacaran. Tapi hari ini akan ku ungkapkan.

Sampai di apartemen ku, aku menyuruh Sana masuk. Apartemen ku memang kecil, sengaja karena aku tinggal sendirian.

Tak ada kamar, jadi ketika masuk langsung bertemu tempat tidur dan juga dapur, serta meja kerjaku. Bukannya tak punya uang untuk membeli yang besar, hanya jika untuk diriku sendiri. Apartemen ini sangatlah cukup.

Sana terduduk di tempat tidurku, aku membuka kulkas dan menawarinya minuman. Namun ia menggeleng.

Aku mencari pengaman, iya, hari ini aku akan melakukan sex dengannya. Kenapa? Akibat perjanjian konyol yang Sana buat, jika ia kalah dalam pertaruhan berapa win yang twice dapatkan dia harus mengiyakan keinginan ku.

Keinginan ku adalah sex dan keinginan nya adalah memperjelas hubungan. Aku akan melakukannya. Janji. Setelah melakukan sex.

Aku menaruh pengaman di samping tempat tidur ku dan Sana yang sedang membuka bajunya, menampilkan lingerie nya.

"Aku membeli nya khusus untuk hari ini, jadi jangan oppa robek." Ujarnya, aku mengangguk.

Aku menunggu Sana selesai membuka lingerie nya hingga ia telanjang, aku membuka baju dan celanaku.

Sana berbaring dan menungguku sambil memainkan ponselnya. Aku juga sudah telanjang, aku menarik ponselnya dan menaruh diatas meja.

Aku mencium bibirnya lembut, Sana ikut membalasnya. Aku merasakan kakinya bergerak saat aku mencium bibirnya.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang